Sore harinya mereka pergi ke ladang bertujuan memanen sisa buah-buahan dengan berbekal keranjang berukuran besar serta pisau.
Kali ini mereka mendapatkan lebih banyak buah-buahan sehingga dua keranjang telah penuh. Sementara satu keranjang terisi setengah dan satu lagi masih kosong.
"Lelah tapi menyenangkan ya kak" ucap Chyna.
"Iya. Ayok kita istirahat di bawah pohon itu" tunjuk Chasania pada pohon apel yang rindang.
Chasania mengambil anggur hijau segar dalam keranjang. Chyna yang melihatnya ikut mengambil apel dan memakannya.
"Kita buat selai lagi bagaimana menurutmu adik?" tanya Chasania kemudian memasukkan anggur hijau ke mulutnya.
Chyna berhenti mengunyah dan menoleh pada Chasania, "tapi selai yang kita buat sudah banyak kak" ujar Chyna heran.
"Kita akan menjualnya bagaimana?" tanya Chasania antusias.
"Aku ikut kakak saja" ucap Chyna lalu memakan apelnya lagi.
Chasania tersenyum ia pikir impiannya akan terwujud di dunia barunya.
"Sayang sekali tanah luas ini tidak dimanfaatkan" gumam Chasania.
"Kakak ingin melihat-lihat sekitar sini ya" ucap Chasania lalu berjalan membawa keranjang dan pisau. Ia menuju ladang ditumbuh banyak rumput liar.
Chyna yang terlihat menikmati apelnya hanya mengangguk.
"Wah ada lobak, wortel dan kentang?"
"Sayur kol? Sawi putih dan pakcoy?"
"Para cabe?"
"Circle bawang juga ada?"
"Ubi ungu dan buah bit berdampingan?"
Sepanjang jalan yang dilaluinya Chasania menemukan berbagai macam sayur tapi ini baru setengah dari tanah yang terlantar. Chasania terus berkeliling mencari bahan yang kira-kira bisa dimakan.
Setelah keranjangnya penuh ia kembali ke tempat Chyna duduk. Terlihat Chyna masih menikmati apelnya yang entah apel ke berapa.
"Wah kakak mendapatkan banyak sayuran. Apakah kakak akan menjualnya ke pasar?"
"Tidak"
"Baiklah" ucap Chyna lesu.
"Baiklah nanti kita ke pasar. Sekarang ayok pulang ini sudah petang!"
Keduanya pulang dengan membawa keranjang-keranjang yang penuh. Setelah sampai di rumah mereka bersih-bersih dan berganti pakaian kemudian berkumpul lagi di dapur.
"Kakak apakah kita akan membersihkan sayuran terlebih dahulu?" tanya Chyna.
"Iya ayok!"
Mereka membersihkan sayuran yang di dapatkan. Chasania membawa kol, sawi putih serta pakcoy dan menyimpannya dalam ember besar yang diisi sedikit air agar sayuran tetap segar. Sementara itu Chyna mengeringkan sayuran lainnya.
Saat ini Chasania sedang menumis jamur yang ia dapatkan tadi pagi bersama bawang dan cabe dari ladang. Sementara itu Chyna terlihat sedang mengiris kol serta wortel.
Chasania mengangkat tumis jamur yang telah matang lalu meletakkan dalam piring. Kemudian ia melihat nasi yang ditanak lalu mengaduknya agar tidak gosong. Chasania menyingkirkan beberapa kayu agar api tidak terlalu besar.
"Kakak ini sudah beres" ucap Chyna.
"Letakkan dalam mangkok, lalu iris bawang daun itu. Kakak akan menyiapkan adonan tepung" ujar Chasania menunjukkan bawang daun dalam keranjang.
"Baik kakak"
Chasania mengambil pot lumayan besar berisi tepung. Ia mengambil beberapa sendok tepung ke dalam mangkok lalu menambahkan garam serta kaldu bubuk. Ternyata bumbu-bumbu di dunia ini tergolong lengkap seperti di dunianya dulu.
Menambahkan air ke tepung dalam mangkok, mengaduknya perlahan sampai tercampur rata dan teksturnya pas. Chasania mencelupkan jari kelingkingnya sedikit ke adonan untuk mengoreksi rasa.
"Rasanya pas" gumam Chasania.
Chasania kemudian memasukkan kol dan wortel yang telah diiris tipis ke dalam adonan. Tak lupa menambahkan irisan bawang daun lalu mengaduknya sampai tercampur. Kemudian ia menyiapkan wajan tanah liat dan memanaskan minyak.
"Kakak membuat apa sekarang?" tanya Chyna.
"Tunggu saja ya" balas Chasania tersenyum jahil.
"Baik kakak" ucap Chyna. Kemudian ia membereskan sampah-sampah yang ada di meja.
Tak membutuhkan waktu lama bakwan sederhana serta nasi telah matang dan siap disajikan.
"Ayok makan" ucap Chasania mengambil secentong nasi. Ia mengambil tumis jamur dan bakwan.
"Ini apa kak?" tanya Chyna mencomot satu bakwan.
"Namanya bakwan. Kakak membuatnya secara sederhana karena malas menghaluskan bumbu" jelas Chasania kemudian menikmati makanannya. Orangtuanya dulu melarang Chasania memakan gorengan dengan nasi, padahal menurut Chasania itu nikmat sekali.
"Andaikan ada sambal pasti lebih enak" gumam Chasania disela kunyahan nya.
"Ini renyah dan lembut secara bersamaan. Enak sekali rasanya gurih apalagi ditambah dengan nasi hangat serta tumis jamur pedas" ujar Chyna bersemangat.
Chasania mengangguk memang sedari dulu masakannya selalu enak meskipun dengan bahan seadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Avoid Death
FantasyChasania Faramitha seorang gadis yang meninggal akibat seblak setan level 99 bertransmigrasi ke tubuh Lovela Aurora sang antagonis dalam novel temannya. Bonusnya ia mendapat adik perempuan yang menggemaskan dari Lovela. Banyak hal yang tidak dicerit...