抖阴社区

Nabil?

3.5K 218 7
                                        

Di sebuah desa yang sangat sejuk dan juga asri itu membuat orang orang selalu menghabiskan liburan mereka ke sana, tak kecuali ketiga pemuda yang selalu bersama. Menikmati liburan musim panas mereka.

"Lo gak salah nih? Tumben banget lo ngajak kita ke pedesaan gini."

"Iya, padahal biasanya ke bar." Ucapan pemuda gembil itu mendapatkan cubitan dari temannya.

"Udah deh diem! Enak tau di sini, gue juga dapet rekom dari si Fahri sih hehe, makanya mau."

"Pantesan. Fahri mah kalo ngasih tempat yang bagus kagak bakal ngecewain,"

"Jaminannya ya sih Hasan, pacarnya sendiri."

Mereka tertawa karena mengingat ucapan yang selalu di berikan oleh salah satu temannya di kampus.

"Eh Garren! Ada mobil bagus tuh." Pemuda yang di panggil Garren itu menoleh, menatap sebuah mobil Ferrari yang terparkir di halaman rumah sederhana.

"Anjir Ferrari! Wah orang kaya banget nih, mahal cok. Ferrari nih Ferrari,"

"Lebay lo!" Garren menjitak temannya yang berkulit tan.

Garren Bagaskara Demian. Laki laki yang baru saja berusia 21 tahun itu menatap kembali mobil Ferrari yang terparkir apik di sana.

"Kalo kita ambil di gebukin warga gak ya?" Pertanyaan Garren mendapatkan tendangan di betisnya.

"Ngadi ngadi juga lo kek Hazen!" Pemuda yang lebih pendek dari Garren itu mencibik kesal.

"Yaelah Renja, lo mah gitu sama temen."

"Emang kita kenal ya, Kak? Perasaan saya gak punya temen yang kek reog deh."

"Yeuh dolog!" Garren dan Hazen menoyor kepala Renja.

Akibat kesal, Garren dan Hazen meninggalkan Renja. Mereka berdua merangkul satu sama lain.

"Woy! Bangke gue di tinggal!" Renja berlari menghampiri kedua temannya.

DADDY

"Ren, ren. Gue mau pindah ke sini aja deh, enak anjir suasananya. Adem banget, gila" Hazen merentangkan kedua tangan nya dihadapan sawah sawah yang sedang panen.

"Yeu! Inget skripsi lo noh." Renja mendorong Hazen, membuat pemuda gembil itu nyaris tercebur.

"Tolol! Kaget gue bangsat, kalo kecebur gimana coba?! Auto kotor baju mahal gue."

"Idih idih. Itu aja dari kak Marshel, lo mana mampu beli baju mahal kek gitu."

"Sirik aja lo, gembel! Pacar gue ini."

Mereka terus berkeliling dan mengobrol bersama. Sesekali Renja dan Hazen akan bertengkar hanya karena hal sepele, untung Garren terbiasa mendengar keributan mereka. Jadi tak heran lagi.

Garren sibuk memfoto pemandangan sawah, mengabaikan keributan yang terjadi di belakang sana. Tanpa sadar kalau ada anak kecil berlari di hadapannya. Berunjung mereka bertabrakan, untung anak nya tidak jatuh.

"Astaga! Aduh, maaf ya dek. Gak keliatan tadi." Garren membantu anak itu berdiri tegak, berjongkok menyamai tinggi nya.

"Kamu gak papa? Ada yang luka, gak?" Pemuda manis itu memegang pipi tembam milik anak di hadapannya.

"Buna?" Bocah berumur 7 tahun itu menatap Garren dengan berbinar dan memeluk Garren.

"Hah?!" Tidak hanya Garren yang terkejut, tapi kedua temannya.

Mereka berdua dari tadi hanya diam menyaksikan, tapi saat mendengar ucapan bocah sipit itu membuat keduanya kaget bukan main.

"Sejak kapan lo jadi Buna, Ren?!" Renja menatap temannya tak percaya.

????? [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang