SAQUEL Terikat Dengan Tuan Muda
Bagaimana jika dua orang dengan sifat bertolak belakang dijodohkan? Seperti halnya yang terjadi dengan Abigail dan Ayyara.
Dua manusia berpribadian berbeda itu harus menerima perjodohan yang sudah diatur oleh kedua...
Rasanya ingin memberontak, namun ketegasan dari Kevan Ayahnya membuat gadis itu memikirkan kembali hal tersebut. Apalagi ia sendari tadi terus melirik kearah Kenzi yang tampak menatap senduh sang anak, seperti meminta Ayyara agar menerima perjodohan ini.
"Abi!" panggil Nathan yang membuat Abigail langsung menoleh menatap sang Papah yang terlihat duduk disampingnya itu.
"Terima perjodohan ini."
Abigail menggeleng cepat, masa mudanya masih panjang. Ia tak mau menambah beban hidupnya dengan menikahi Ayyara yang merupakan adik kelasnya itu. Apalagi mereka berdua saling membenci hanya karena satu peristiwa dimana Abigail menghukum gadis itu karena perkara tak memakai dasi pada saat hari pertama Ayyara masuk sekolah menengah atas, dan disana Abigail menjabat sebagai ketua OSIS.
"Tapi Pah, Abi nggak
"Terima atau sekolah kamu Papah pindahkan ke Belanda?!"
Laki-laki itu langsung terdiam saat mendengar perkataan Nathan, apalagi wajah serius dari Papahnya itu membuat Abigail tak bisa mengelak lagi. Jangan lupa senyuman Kanira yang sendari tadi ia tangkap tak pernah luntur seakan yang terjadi saat ini adalah demi kebaikan dirinya dan juga Ayyara.
"Oke, Abi terima!"
•••
Setelah kepergian keluarga Abigail, Ayyara terus menangis dengan mengurung diri didalam kamar. Itu membuat Kenzi dan Kevan merasa khawatir dengan putri bungsu mereka itu.
"Apa ini nggak terlalu cepat untuk mereka, Mas?" tanya Kenzi sembari meletakkan sebuah cangkir berisi teh hangat untuk suaminya itu yang tampak duduk diruang TV sembari menatap kosong kearah depan.
Melihat Kevan terdiam, membuat Kenzi perlahan menepuk pelan pundak suaminya itu, sontak membuat Kevan tersadar dengan mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Apa Sayang?" tanya Kevan yang membuat Kenzi tersenyum tipis.
"Apa kita nggak terlalu cepat mengambil keputusan, Mas?"
Kevan terdiam, tangannya terangkat mengelus punggung tangan istrinya itu, "Ini nggak terlalu cepat kok, semua yang baik itu memang perlu pengorbanan Sayang! Mas khawatir jika nantinya, Ayyara tidak bersama dengan kita, gadis itu bisa masuk kedalam pergaulan bebas yang menyebabkan hal buruk terjadi dengan putri kita. Hanya itu alasan Mas, mengajukan pernikahan Abigail dan Ayyara lebih cepat dari apa yang telah kita sepakati dengan Nathan dan Kanira dulu."
Kenzi menghela nafas panjang, perkataan suaminya itu memang ada benarnya. Sikap Ayyara yang sangat aktif membuat wanita itu juga takut jika nantinya putri sulungnya itu akan berbuat sesuatu yang bisa merusak masa depannya.
"Baiklah! Aku ikut dengan keputusan yang Mas ambil, selama demi kebaikan Ayyara!"
Kevan langsung merangkul pundak istrinya itu sembari tersenyum tipis. Namun berbeda dengan Ayyara yang tampak berdiri diujung tangga menatap punggung kedua orang tuanya itu. Niatnya ingin meminta keringanan agar perjodohannya dengan Abigail ditunda hingga ia lulus, pupus seketika saat mendengar alasan dari Ayahnya itu. Apalagi dirinya juga membenarkan ucapan sang Ayah, bahwa dirinya terlalu bebas diluar sana. Namun begitu, Ayyara sama sekali tak sepenuhnya setuju dengan perjodohan ini. Masa depan yang ia impikan kini harus hancur, karena perjodohan konyol yang diatur oleh kedua orang tuanya itu.
"Ayyara capek, Ayyara mau pulang...," lirih gadis itu dengan tubuh yang merosot menyentuh lantai keramik.
Air mata Ayyara terus mengalir, dirinya mencoba menguatkan dirinya sendiri. Padahal jika di telisik lebih dalam, gadis itu bukanlah sosok yang mudah menangis. Namun saat ini berbeda, rasanya menangis adalah jalan keluar untuk mengeluarkan semua unek-uneknya yang tak mampu ia sampaikan didepan kedua orang tuanya itu.
Memikirkan hidup selamanya dengan Abigail yang merupakan tipe pria dengan sifat dingin dan cuek itu membuat kepala Ayyara berdenyut sakit. Sifat keduanya sangatlah bertolak belakang, ia yang aktif dan juga periang mengapa harus menikah dengan Abigail yang kaku dan juga pelit bicara. Padahal dirinya saat ini tengah jatuh cinta pada seseorang yang bisa dikatakan juga memiliki sifat sama seperti dirinya yang merupakan ketua ekstrakurikuler Jurnalistik disekolahnya saat ini.
Tapi apa sekarang? Ia harus menikah dengan laki-laki yang merupakan salah satu siswa yang ia benci. Sifat arogan, dingin, cuek, kaku sangat melekat pada sosok Abigail Naka Khalfani, anak dari sahabat Ayah dan Ibunya itu.
"I hate you, Abi!"
Tak ingin berlama-lama disana membuat Ayyara segera beranjak pergi, dengan memilih bejalan kembali menuju kamarnya. Mengistirahatkan tubuhnya yang terasa kaku, untuk menghadapi esok hari. Kehidupannya akan berubah tak lama lagi dan ia pastikan akan menikmati sisa kehidupannya yang bebas sebelum terikat dengan Abigail.
•••
Disisi lain, seorang pria terlihat tengah menikmati rokok yang ia apit diantara jari manis dan jari tengahnya dengan keadaan hanya mengunakan celana training abu dan bagian atas ia biarkan terbuka. Menikmati setiap angin malam yang menerpa tubuhnya diatas balkon kamarnya itu.
"Takdir sialan," umpatnya sembari membuat puntung rokoknya itu asalan dan memilih menikmati minuman beralkohol yang ia bawah secara sembunyi-sembunyi ke dalam kamarnya, tanpa sepengetahuan Nathan dan juga Kanira yang secara jelas melarang Abigail menyentuh apapun yang bisa membuat laki-laki itu kehilangan kesadarannya.
Baginya hidup tanpa alkohol itu seperti hidup tanpa makanan, karena kebiasaannya ini sudah ia pupuk mulai saat memasuki sekolah menengah atas dan sampai saat ini kedua orang tuanya tidak mengetahui apa yang Abigail lakukan sejauh ini. Yang mereka tahu bahwa Abigail merupakan siswa berprestasi dengan segala kelebihan yang membuat pria itu begitu populer di sekolahnya.
Abigail saat ini merasa sangat tertekan. Masa depannya yang sudah ia atur sekarang hancur berkeping-keping dimulai saat kemarin malam, Papahnya Nathan membicarakan perjodohannya dengan Ayyara anak dari sahabat kedua orang tuanya itu. Menikah dengan cinta saja belum pernah ia pikirkan, tapi kenapa takdirnya harus menikah dengan alasan perjodohan, apalagi Ayyara merupakan gadis yang masuk dalam daftar blacklist nya itu.
Takdirnya sangatlah buruk, harus menikah dengan gadis yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Mencintai seseorang saja sampai saat ini belum pernah ia rasakan, lalu kenapa harus menikah dengan orang yang ia benci?
"Tuhan memang nggak pernah adil!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa spam buah 🥝🥝🥝🥝🥝🥝 kiwinya dulu, biar makce up nya lebih cepet 🤪😗