definisi, cinta datang tak diundang. pulang, kagak gue ijininlah!
gila aja, selama ini gue tahan-tahan. biar gak kehilangan, tapi masih aja dia pergi
kehidupan gue berubah total saat kepergian gadis yang tak lama gue kenal di SMA.
gadis dingin den...
Sekarang di meja ini bertambah satu orang yaitu Isya.
"Emang Al-Quran dari siapa sih, sampai nangis kayak gini" Isya mengusap pipi adiknya yang masih sedikit lembab karena air mata.
'Harusnya gua yang di posisi itu' batin Alvin
"Itu hadiah dari habib Umar bin Hafidz yang jenguk aku waktu aku selesai operasi lagi, karena sendinya geser. Kebetulan Habib lagi ngisi pengajian di masjid di dekat rumah Abi.
Habib juga di jamunya di rumah Abi, Uma bilang sih, Abi minta di do'ain biar aku cepet sembuh, terus aku dikasih Al-Quran sama tasbih,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Emang sih ini sama aja kayak tasbih pada umumnya, tapi aku sayang sama tasbih ini. Niat awalnya aku mau kasih ke Hikmal sekaligus kitab sama buku-buku aku dulu. Eh malah gak kebawa"
Kinara menunduk lesu, setelah menyerahkan tasbih yang sedari tadi ia bawa pada Hikmal
Alvin pov
"Rara tante boleh nanya gak?" Mama kayaknya makin penasaran sama Rara, gue juga sih, tapi gue tahan aja.
"Kamu beneran gak boleh bawa yang berat-berat?"
Rara narik nafasnya terus senyum ke mama, MasyaAllah Rara, kamu beneran berubah.
"Gak dijawab juga gak papa Ra"
"Gak ko tante, ini bukan rahasia lagi, di sana juga udah banyak yang tau. Di buku juga ada riwayat hidup aku, sama beberapa potongan cerita aku selama di Yaman" Gue penasaran sama buku Rara.
"Setelah sadar dari koma dan kemoterapi dibantu Uma, kan ingatan aku sedikit terganggu ya, aku cuman ingat, nama aku, aku asal mana. Siapa keluarga aku udah itu aja, sisanya aku lupa. Tapi Abi sama Uma sayang banget sama aku.
Beliau selalu memberikan Ina apapun yang Ina butuhkan, belum lagi kakak-kakak di sana juga baik banget sama Ina. Waktu Ina udah sembuh dan juga ingatan Ina udah balik lagi. Ina dilarang kerja berat-berat, Uma bahkan nyuruh aku, buat bantu adik-adik di sana buat hafalan aja"
"Kamu jadi guru"
"Aku gak pantes jadi guru, ilmu aku masih sedikit, malu"
"Masa sih, aku gak percaya sama teteh"
"Jangan, musyrik percaya sama aku tuh"
"Bisa aja kamu"
"Iya, satu tahun berlalu, aku mulai kembali normal dan udah kayak dulu lagi. Jadi dengan nakalnya, aku malah ikut latihan berkuda sekaligus memanah"