Semua orang yang ada di aula besar itu terbelalak dengan sekujur tubuh yang merinding hebat saat kepala sang raja Declan'os menggelinding tepat dibawah kaki sang Kaisar Besar Balthazar yang tertawa puas dengan suara berat dan dalam miliknya. Mereka...
Lord itu merendahkan pandangannya karna merasa tak enak.
"Jika saya boleh bertanya- kemanakah pangeran Jun, Yang Mulia Pangeran Mahkota?"
Pangeran David menatapnya datar, ekspresinya tak menunjukkan jika dirinya senang dengan pertanyaan yang dilayangkan sang Lord.
"Saya tidak tau. Tak ada satupun dari kami yang mengetahui keberadaan pangeran Jun" jawabnya dengan suara rendah.
Lord Samon tampak tak puas.
"Benarkah? Saya awalnya mengira jika pangeran Jun mendapatkan tugas penting yang membuatnya tak ada di istana Declan'os. Tapi setelah saya mendengar jawaban anda, saya jadi meragukan karakter pangeran Jun"
Lord itu melirik ekspresi pangeran David yang berubah keruh, namun karna rasa penasarannya semakin tinggi jadilah ia mempertahankan nyali untuk kembali bertanya.
"Mohon maafkan saya, Grand Prince. Saya hanya merasa sikap pangeran Jun tidak pantas. Ibu kandungnya baru saja meninggal. Ketidakhadiran dirinya membuat saya merasa aneh sekaligus bertanya-tanya"
Lord Samon menatap ragu pada pangeran David,
"Yang Mulia Grand Prince, apakah--
"Cukup" desis pangeran David agak keras, mampu membuat Lord Samon mengatupkan bibir karna kalimatnya terpotong.
Lord itu menelan ludah susah payah saat pangeran David menatapnya tajam.
"Saya merasa anda terlalu banyak bicara mengenai pangeran Jun, Lord Samon. Anda terlalu berusaha keras mengulik informasi dari kami. Biar aku memperingatkan mu, urusan di istana Declan'os adalah urusan kami. Jadi anda tak perlu ikut campur"
Pangeran David mendekatkan bibir nya ke telinga sang Lord, berbisik dengan nada pelan namun penuh ancaman disana.
"Cukup diam dan tutup mulutmu, Lord Samon. Bersikaplah seolah kau tidak pernah menyadari ketidakhadiran pangeran Jun. Cukup diam atau kau akan menghilang sepertinya"
Lord Samon membeku. Bulu kuduk nya berdiri karna suara pangeran David membuatnya dilanda rasa takut yang begitu besar. Keseriusan di suara rendah sang pangeran mahkota telak membuat keberaniannya runtuh.
Lord itu hanya bisa mengangguk kaku dan menatap takut pada pangeran David yang sekarang menyeringai tipis kepadanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pangeran Travis yang sekarang sudah menjadi raja Percival mempercepat langkah saat ia melihat pangeran David berjalan pelan di ujung lorong.
Pemuda berparas tampan yang saat ini berusia dua puluh tiga tahun itu tak sendiri, ada pangeran Justin yang ikut berjalan cepat dibelakangnya.
"Yang Mulia Grand Prince David" seru raja Travis cukup keras, membuat langkah sang pangeran mahkota Declan'os terhenti.
Tiga langkah dari sang raja Percival, pangeran David menatap sang raja dengan sorot datar meskipun ekspresi wajahnya tak menunjukkan ia merasa terganggu dengan panggilan itu.