抖阴社区

42 || Merindu & Kabar Buruk

7.3K 298 78
                                    

"Kematian adalah takdir yang sudah pasti, dan tidak bisa kamu negosiasikan."

__An'im Fawaz Abrar Ramis__


>>>HAPPY READING<<<

"Ananda Zayyan Arrafi, putra dari bapak Syakir Sulaiman, dan ibu Aliza Fatimah, peserta khotmil Qur'an bil ghoib yang ke 7 berhasil menyelesaikan hafalan selama satu tahun enam bulan, asal dari Surabaya Jawa Timur. Selanjutnya, Ananda...." seru salah satu panitia MC kepada para peserta khotmil Qur'an bil ghoib untuk maju ke atas panggung dibarengi dengan tepukan tangan.

Panitia MC memanggil satu-persatu peserta hingga selesai untuk ke atas panggung. Para tamu undangan memperhatikan dalam diam sembari menikmati iringan hadroh, dengan lantunan thola'al badru.

Santriwan maupun santriwati peserta khotmil Qur'an bil ghoib pun menyesuaikan tempat duduk yang telah di sediakan di atas sana.

Di belakangnya terdapat wali santrinya yang mendampingi. Dihari ini adalah hari yang paling ditunggu, sebuah hadiah terbesar bagi para orang tua inginkan.

Gugup campur senang yang peserta rasakan, dan bahagia yang di rasakan para orang tua wali.

Acara yang sangat di tunggu-tunggu setiap tahunnya oleh semua orang, kini keluarga ndalem sudah menempatkan diri di barisan paling depan. Termasuk Aisha, namun tidak dengan Gus An'im, karena belum berada diluar kota.

Satu persatu acara berjalan dengan lancar, hingga berakhirnya acara. Hiburan hadroh dari Santri putra masih dimainkan untuk mengiringi aktivitas yang masih berlangsung.

Dan semua Santri masih berlalu lalang memasuki kelas untuk mengambil ijazah dan sejenisnya.

Tepat hari ini adalah, hari Akhirusannah pondok, dan pengambilan raport, ijazah, sekaligus kelulusan sebelum libur panjang. Untuk itu, para Santri banyak yang sudah menyiapkan untuk pulang.

🌷🌷🌷

Di tengah kesibukannya dalam mencatat sesuatu di atas kertas putih seperti dokumen Santri, tidak lama kemudian pekerjaannya itu selesai.

Wajah seseorang yang masih terpampang di layar kotak itu tengah tersenyum setelah di cuekin oleh sang istri beberapa menit lalu.

Gus An'im terlihat membenarkan posisinya, "sudah selesai, sayang?" tanya Gus An'im di balik ponsel.

Aisha pun menutup bukunya tadi, dan mengambil alih ponsel yang di taruh di depannya disenderkan tumpukan buku.

"Alhamdulillah, sudah Biee," kata Aisha, seraya tersenyum lebar.

"Kangen banget," ujar Gus An'im dengan suara serak.

"Sabar atuh, tinggal beberapa hari kan sudah bisa pulang, semangat suamiku, semoga ilmunya selalu bermanfaat dan berkah. Teruslah berjuang dijalan Allah Habie, sampai habis masanya, aku Aisha, akan selalu mendukungmu walau jarak yang menjadi penghalang," ucap Aisha memberi semangat.

"Terima kasih, sayang."

"Waiyyaki, Habiee."

"Kamu belum ngantuk, Ay, sudah malem lho?" tanya Gus An'im.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

? Terakhir diperbarui: Oct 16, 2023 ?

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GUS MBELING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang