抖阴社区

06. ???

1.2K 123 12
                                    

Cahaya matahari yang terbit, menyinari seluruh dunia bahkan di berbagai dimensi lain sekalipun. 

"Aku pergi dulu"

Di pagi hari ini, Liu dan bangsawan caster lainnya  pergi ke dunia manusia. Meninggalkan Yu, Bina, dan Sei di rumah luas itu. 

Kepergian Liu membuat suasana rumah semakin sepi, Yu tengah bermain dengan Sei di halaman belakang sedangkan Bina duduk di sebelah Yu, menatap langit-langit yang begitu cerah.

"Yu, bisakah malam ini aku tidur di kamar lain?" 

"Kenapa?"

Bina menjelaskan bahwa malam ini rutnya akan datang, dia meminta bantuan Yu untuk memperingatkan orang-orang di rumah ini agar jangan mendekatinya nanti malam. 

Respon yang didapat justru mengherankan, Yu malah senang karena rut Bina datang. Tidak ada salahnya kan menambah cucu. 

Tanggapan dari Yu membuat muka Bina berubah menjadi masam, percuma menjelaskan ini pada Yu. Akhirnya karena bosan hanya berdiam disini Bina memilih untuk jalan-jalan, dia sudah berjanji tidak akan kabur. 

Dengan hoodie yang sudah menutupi kepalanya, Bina keluar dari rumah luas itu. 

Para caster yang bermunculan di sepanjang jalan tidak terlalu banyak, rasanya ingin sekali Bina menghabisi para caster disini. 

Caster yang berada di jalan terus berdoa agar keluarga mereka yang berada di dunia manusia selamat, ini tidak jauh berbeda dengan dunia manusia. 

Ternyata caster maupun manusia sama saja, mereka terus memikirkan kondisi keluarga mereka. 

Sebenarnya siapa yang memicu perang ini? Batin Bina.












Sore menjelang malam, kentara mulai sirna berganti oleh silamnya malam. Bina akhirnya kembali ke kediaman milik Liu karena badannya mulai memanas. 

"Lama ya kamu jalan-jalannya" Ujar Yu yang tengah duduk di depan rumah dengan Sei yang tertidur pulas di pangkuannya. 

Melihat Sei yang tertidur membuatnya sadar bahwa akhir-akhir ini dia jarang menghabiskan waktu dengan anaknya itu. 

Di sela-sela lamunannya, Yu menyampaikan letak kamar Bina yang ternyata cukup jauh dengan kamar lainnya. 

Sebelum pergi ke kamarnya Bina bertanya dimana handphonenya berada, karena dia perlu menghubungi rekan-rekannya. 

Sebenarnya handphone Bina disimpan oleh Liu di kamarnya dan tidak boleh ada seorang pun yang menginjakkan kaki di kamar itu. Tapi karena Liu sedang keluar Yu mengizinkan Bina. 

Segera Bina menuju kamar Liu untuk mengambil handphonenya. Sesampainya di kamar itu dia melihat begitu banyak pajangan dari tubuh-tubuh manusia, seperti segenggam tangan yang memegang belati. Tunggu!

Belati itu mirip seperti milik temannya dulu, rekannya dengan lambang 7 bintang. 

"Mamaaa, mau pulangg" pekiknya dalam hati yang bercampur aduk dengan rasa khawatir. 

Tujuan Bina kesini adalah untuk handphonenya, dia tidak boleh membuang-buang waktu dan bergegas mencarinya. 

Ketemu. Handphonenya berada di laci dekat tempat tidur, begitu mendapatkannya ia keluar dan mencari-cari kontak temannya. 

Pip

"Danil!"

Kriett...kritt

Bina seperti mendengar suara ranjang berderit.

"Halo?"

"...Nh...Aah.. Apa?!" 

"Itu kamu bisa bilangin ke atasan ga?" 

"Anhh...Jay..Pe-pelan!" 

"Bangsat aku tau kalian lagi ngewe tapi bantu aku su" 

"Ngh!......Ya Bina?" 

Suara itu berganti dengan suara Jay.

"Bilangin ke atasan kalo aku gabisa pulan-" 

Di lorong rumah ini, Bina bertemu dengan Liu. Ini adalah situasi yang buruk, apalagi dia baru saja dari kamar Liu jelas dia pasti mengetahuinya.

Tit

Bina mengakhiri komunikasi dengan rekannya. 

"Kau baru saja dari kamarku?" Tanya Liu dengan dahi yang mengerut. 

Bina menghiraukan Liu dan tetap berjalan pergi menjauhinya. Tetapi pertanyaan dari Liu membuatnya tertegun dan menghentikan langkahnya.

"Apa kau benar-benar membenciku? Ternyata aku begitu buruk di matamu ya..."  

Seketika tubuhnya berbalik dan melihat Liu yang tengah menahan air matanya. Bina tidak menyangka bahwa pemimpin para caster yang ditakuti oleh umat manusia akan menangis seperti ini di hadapannya. 

"Tidak, Liu...Malam ini adalah rutku. Kamu tidak boleh mendekatiku" Ujar Bina panik. 

Entah mengapa tubuh Bina menjadi lebih panas jika berada di dekat Liu, nafsunya perlahan mulai memuncak. 

"Ah...begitu" Liu memilin jari-jarinya.

"Kalo gitu aku ke kamar dulu" 

"Bina, apa kamu mau anak kedua?" 

Sekali lagi Bina membatu, apa Liu serius? Sekali rutnya datang mungkin Liu sekalipun bisa pingsan. 

TBC

Tau kan next eps bakal gimana? 

Tau kan next eps bakal gimana? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















Hated PairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang