抖阴社区

ONE LAST TIME || JUNGWON × MINJI

804 32 11
                                        


Sore hari Minji masih saja sibuk dengan urusannya sendiri. Ditemani satu sosok perempuan lain yang hanya sibuk menggulir layar ponselnya tidak jelas karena bosan.

"Masih lama?" tanya perempuan itu, Hanni.

"Hmmm."

"Ayo pulang dah, bentar lagi langit ganti warna ini," ajak Hanni.

Minji tidak peduli, dia tetap fokus pada urusannya. Melihat itu, Hanni merengut kesal sebab merasa diabaikan.

Baiklah, sekitar sepuluh menit lagi, pikirnya.

Namun, sampai pukul enam lewat lima, sahabatnya itu masih belum ada tanda-tanda akan berdiri. Hal itu tentunya membuat Hanni kesal, karena jujur dia takut jika harus berdiam diri di depan danau yang sudah sepi ini hanya berdua saja.

"Ji, mungkin nggak bakal dateng."

"Ayo pulang, besok aku temenin lagi deh."

"Minji ...."

Hanni masih saja membujuk Minji yang enggan beranjak, sahabat perempuannya itu bahkan tidak bergerak sama sekali selain menarik nafas. Oh God, kesabaran Hanni mulai menipis. Belum lagi suasana yang sialnya semakin mencekam. Hanni benar-benar ingin pulang. Jika tahu begini, ia tidak akan menerima permintaan Minji untuk bertemu dengan sosok yang sangat sahabatnya tunggu ini.

"Aku pulang loh ya, kamu pesen aja gojek sendiri!" cetus Hanni.

Tanpa menunggu jawaban apapun, Hanni segera berdiri dan berjalan meninggalkan Minji seorang diri. Dia tidak peduli sebab dia sudah benar-benar kesal sekali dengan Minji.

Baru saja lima langkah ia berjalan, suara lirih dari belakang membuatnya terhenti. Lirihan itu lagi yang sialnya membuat ia tidak tega dan berakhir kembali untuk memeluk tubuh Minji yang sudah bergetar.

"Udah dua hari Han, kenapa dia enggak datang?" tanya Minji lirih.

Hanni mengusap punggung Minji yang bergetar, sedikitnya ia tahu bagaimana perasaan sahabatnya ini.

"Dicoba lagi besok ya? Ku temenin, yang penting sekarang pulang dulu. Udah gelap Ji," bujuk Hanni.

Langit memang sudah sepenuhnya berganti warna, di tempat mereka sekarang bahkan nyaris seperti gelap jika saja tidak ada sinar lampu dari bangunan perpustakaan yang sudah usang itu.

Suara air danau yang tenang bahkan bisa terdengar cukup jelas saking sepinya. Meski jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh malam, tapi danau dan daerahnya ini benar-benar sangat sepi.

"Ayo berdiri."

Minji berdiri dibantu oleh Hanni yang membawa tasnya yang tergeletak di rumput.

"Jangan lihat apa-apa, Ji. Udah malem, aku enggak kuat soalnya lagi sendiri."

Hanni memberikan peringatan pada Minji yang mulai melirik-lirik keadaan sekitar. Buru-buru dia menggandeng tangan Minji dan membawanya menjauh dari tempat itu karena demi apapun dia sudah benar-benar sangat takut.

Lain halnya dengan Minji yang sesekali masih mencoba melirik ke belakang untuk memastikan bahwa sosok yang ditunggunya ada di sana. Namun nihil, sosok rupawan yang Minji nantikan tidak menunjukkan dirinya sama sekali.

"Kamu kemana?" batinnya, lirih.

---

Kantin di jam istirahat sekolah memang selalu penuh dengan manusia-manusia penghuninya yang berbondong-bondong membeli makanan.

Minji dan Hanni pun menjadi bagian dari mereka. Sebenarnya, mereka berdua sangat malas sekali untuk mengantri di beberapa stan makanan yang antriannya cukup panjang. Oleh karena itu, saat ada seorang laki-laki yang melambaikan tangannya, Hanni langsung menggaet Minji untuk datang ke sana; tempat si laki-laki yang melambaikan tangannya.

ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang