抖阴社区

6. Pertemuan kembali

1.2K 105 7
                                    

Hari menjelang pagi, namun kedua pemuda yang sedang tidur sambil berpelukan di atas rerumputan itu seakan enggan untuk bangun.

Mata Aonung sedikit demi sedikit terbuka. Menyadari bahwa Neteyam ada di pelukannya, ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi semalam.

Telinga Aonung seketika memerah, ia ingat habis melakukan 'itu' dengan Neteyam tadi malam.

Ada bekas gigitan di beberapa bagian leher Neteyam yang menjadi bukti keganasan Aonung.

"Uhm..." Suara lenguhan dari pemuda yang ada di pelukan Aonung menyadarkannya dari pemikirannya.

"Neteyam, kau sudah bangun?"

"Apa sudah pagi...?" Tanya Neteyam dengan suara khas bangun tidur.

"Ya, ayo bangun. Aku akan membersihkan tubuhmu." Mendengar itu wajah Neteyam langsung memerah karena mengingat kegiatan panas tersebut.

Neteyam mencoba berdiri, tapi rasa sakit seketika menjalar di pinggangnya.

"Akh!"

"Neteyam, kau tidak apa-apa?"

"Pinggang ku sakit..."

Aonung tanpa aba-aba langsung menggendong Neteyam, Neteyam sendiri sebenarnya ingin menolak karena merasa malu, tapi ia terlalu lelah untuk melawan.

Aonung menuju sungai kecil yang berada di tengah hutan, kemudian tubuh Neteyam di dudukan di air. Dengan lembut Aonung menggosok tubuh Neteyam dan membersihkan tiap bagian-bagian tubuhnya.

"Aonung." panggil Neteyam ke Aonung yang sedang menggosok punggungnya.

"Ya?"

"A-apakah kita akan kembali ke Klan Metkayina?" Tanya Neteyam hati-hati.
Jujur ia takut kembali ke tempat itu setelah apa yang orang tua Aonung lakukan.

"Tidak, kita tidak akan kembali. Untuk sementara kita akan tinggal di pulau ini." Jawab Aonung dengan serius. Ya, dia tidak akan kembali walaupun dia adalah bagian penting dari Klan Metkayina.

"Lalu bagaimana dengan keluargamu?"

"Mereka pasti akan baik-baik. Ah iya, bagaimana kau bisa keluar dari tempat pengungsian waktu itu, bukankah Tsireya menjagamu?"

"Ibumu tiba-tiba menyeret ku pergi saat di pengungsian, Tsireya sebenarnya sudah berusaha menolongku, tapi ibumu memerintahkan para Na'vi di sana untuk menahannya."

"Maaf, seharusnya aku melindungimu... Seandainya aku lebih kuat, kau tidak akan-"

"Tidak perlu merasa bersalah, Aonung. Sekarang aku baik-baik saja, jika kau tidak datang menyelamatkan aku. Entah apa lagi yang akan mereka lakukan padaku, aku sangat berterima kasih padamu." kata Neteyam dengan tulus.

Aonung tersenyum, baru kali ini seseorang benar-benar menghargai perjuangannya. Tidak sia-sia ia mencintai Neteyam.

Setelah mandi, Aonung dan Neteyam menelusuri hutan untuk mencari tempat yang cocok untuk di tinggali. Sampailah mereka di sebuah pohon besar yang tidak terlalu tinggi dengan banyak dahan sebagai pijakan untuk naik.

Aonung membangun rumah gantung di dahan persis seperti rumah di Klan Metkayina, namun dengan menggunakan anyaman daun besar yang kokoh. Kegiatan mereka berlanjut untuk mencari bahan makanan, untungnya ada banyak tanaman buah dan ikan di laut. Jadi mereka tidak kekurangan apapun di sini.

Malam harinya, Aonung dan Neteyam berbaring di rumah gantung baru mereka.

"Neteyam, ada yang ingin aku katakan padamu."

"Apa?"

"Mengenai janji ku waktu itu, dari mana asal usulmu yang sebenarnya." Neteyam langsung duduk dari posisi tidurnya, di ikuti oleh Aonung.

The Waiting One (Aonung x Neteyam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang