抖阴社区

                                        

Tanpa menatap Irene, Karina mulai berbicara "Itu dia bilang cama Miss jiyo nda mau bajal behitung, dia nda bisa itung kan onty?"

Irene tersenyum kecil,
"Gomawo Karina." lalu menatap Yerim,

"Benar yang dikatakan Karina, Yerim?" Tanyanya tanpa panggilan mesra yang biasa diucapkan. Takut-takut Yerim mengangguk.

"Tolong jangan diulangi lagi, ucapanmu bisa menyakiti Miss Jihyo!"

"Api kata mommy halus jujul, Eyim jujul nda mau itung duyu~" Yerim mengelak membuat Irene menautkan alisnya.

"Bukan begitu, kali ini Yerim salah. Kalau Seonsaengnim sedang menjelaskan kita harus mendengarkan, Mommy sudah pernah bilang, kan?"

"Kalau Yerim tidak mengerti, bertanya. Kalau Yerim tidak suka pelajarannya, jangan katakan padanya. Katakan pada Mommy,"

"Mommy yang akan ajarkan, sampai Yerim bisa. Yerim senang kan, belajar dengan Mommy?" Yerim mengangguk kecil. Irene kembali tersenyum dan mengusap kepala sang anak.

"Kalau begitu jangan ucapkan kata itu lagi pada Seonsaengnim, arrachi?"

"Alaa~Mianheyo.."

"Jangan minta maaf pada Mommy, besok minta maaf pada Seonsaengnim, oke?" Yerim mengangguk pasrah.

"Lalu... kalian tidak boleh saling mengejek! Mommy tidak pernah ajarakan begitu, Mommy Karina juga pasti tidak pernah"

"Kalian pintar, di masing-masing pelajaran. Yerim suka bahasa Inggris, Karina suka matematika. Tidak ada perbandingan untuk itu!"

"Kalian sama, tidak ada yang lebih unggul. Jadi dilarang berdebat lagi. Apa tidak lelah semalaman bertengkar?"

"Yeyah..."Jawab Mereka kompak.

"Kalau begitu, Ayo berbaikan~"

Meskipun wajahnya ditekuk, mereka masih menurut dan menjabat tangan.

"Mian~"

"Nah kalau begini kan enak dilihat,"Ucapnya gemas melihat Karina dan Yerim bergantian. Tapi mereka diam tak membalas tatapan itu.

"Let's go home! setelah ini kalian harus tidur siang, karena sore harinya kita akan datang ke acara Grandpa"

°•°

"Mommy, tadi eyim jatuh~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mommy, tadi eyim jatuh~"

Ucapannya membuat Irene berhenti membasuh kepalanya, dan menatap serius. "Kapan? kok mommy tidak tahu?!"

"Pas di cekolah"

"Coba hadap sini,"

Yerim pun berbalik, menghadap wajah serius sang ibu.

"Kok bisa jatuh? Main lari - lari, ya?"

"Nda~ tadi eyim olahaga telus lompat-lompat, jatoh deh."

"Mana yang sakit?"

i'mma tell you ? ONE TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang