抖阴社区

CHAPTER 1 || BEAUTIFULL WING'S

8.7K 739 10
                                        


Burung berkicau dengan berisiknya, membuat netra hijau indah yang dibalut apik dengan bulu mata lentik itu terbuka perlahan, perutnya terasa berat seolah ada yang menimpanya. Elf manis itu menolehkan kepalanya ke samping dan menemukan perawakan tegas yang memeluknya. Ia ingin memberontak, namun Rayne bersumpah, ia tidak pernah merasakan selemah ini sebelumnya sampai susah menggerakkan jarinya. Dadanya sesak, seluruh tubuhnya sakit sekali. Alhasil Rayne hanya dapat menangis, lagi.

Banyak sekali bayang-bayang menyeramkan yang akan menimpanya di dunia manusia yang sekarang di pijaknya, "hiks. . mama" isakan kecil itu mengundang pergerakan dari si empu pemilik surai hitam legam di sampingnya.

"Hei. . . kenapa?" Jeno terlihat panik, buru-buru bangun untuk mengecek keadaan elf manis tersebut.

"Sakit. . ." Rayne merintih lirih.

"Dimana? Dimana yang sakit" Jeno jelas semakin panik saat makhluk cantik di depan nya ini menangis tersedu-sedu.

"Katakan dimana yang sakit, hm? Apa kakimu? Masih sakit?" setelah memeriksanya, tidak ada masalah, itu hanya luka goresan walau sedikit banyak, sudah kering karena Jeno berikan obat. Namun elf nya ini terus menangis tanpa mengatakan apa-apa, Jeno berinisiatif sedikit mengangkat tubuh Rayne dan memeluknya. Awalnya tidak ada yang aneh, ia masih mencoba menenangkan elf manis itu, namun lama kelamaan Jeno menyadari, sayap dari elf tersebut hilang. Benar-benar hilang. Punggung mulus itu sekarang layaknya punggung manusia , apa Rayne sadar?

"Aku takut. . . t-tolong bawa aku pulang hiks. . . sakit. . ." rintihan itu membuat Jeno kelabakan, apa karena ini? tubuh elf di dekapannya bahkan sedikit mendingin. "Shh tenang, kau akan baik-baik saja, aku disini" Rayne terus meracau, tidak ada yang bisa Jenolakukan selain memeluk dan mengecupi surai salju itu untuk menenangkan.

Bermenit-menit berlalu, Jeno masih mendekap elf tersebut, dengan posisi yang lebih nyaman.Walaupun masih meracau rilih dengan hal yang Jeno tak paham, namun Rayne sudah mulai lebih tenang. "Hai. . . apa kau kedinginan? Apa ini cukup hangat?" Jeno menyelimuti Rayne dengan selimut takut-takut elf manis ini benar kedinginan. (gubuk ini adalah rumah kedua nya, jadi banyak hal sudah ia siapkan disini)

"Apa perlu ku hidup kan api?" tatapan Jeno tak lepas dari paras indah elf yang di dekap nya, entah kenapa, Jeno sedikit takut elf ini sakit. "Sayapku. . .?" binar itu redup, tolong Jeno. . . apa yang harus ia katakan. Cairan bening itu kembali menumpuk di netra si cantik.

"Sayapku hiks. . ." "Sayapku dimana. . ." Jeno tidak tau harus apa selain menenangkan, yang ia tau, bagi kaum elf\fairy sayap adalah sebagian dari jiwa dan raga mereka sendiri. Dan Jeno tidak pernah tau ada elf yang bisa kehilangan sayapnya tanpa jejak seperti ini. Entah mengapa, Jeno sedikit takut ketika melihat bagaimana redupnya binar Rayne, ia takut elf ini putus asa.

"Tenang ya, kau hanya harus sembuh , dan kau ingin pulang? Aku akan mengantarkanmu." Jenobahkan tidak tau bagaimana para elf bisa menembus portal kesini.

"Tidak, kamu. . . Tidak bisa, aku. . .tidak bisa pulang" Rayne menatap tepat di netra segelap malam milik Jeno, seolah meyakinkan tidak ada lagi kesempatannya untuk hidup. "Aku. . . dibuang" Rayne berujar sangat lirih sehingga Jeno harus ekstra menajamkan pendengarannya.

"Apa maksudmu?" Jeno masih dengan usahanya agar si manis tidak kembali menangis, mengusap lembut pipi gembilnya. "Aku dibuang. . . Aku tidak bisa pulang! Aku akan mati disini hiks, AKU TIDAK INGIN MATI TUAN" gagal, Rayne kembali menangis. Dan, Jeno sama sekali tak mengerti apa maksud dari perkataan Rayne. "Tidak, aku akan menjagamu, kau aman bersamaku"

"Bohong, kalian manusia makhluk kejam, ketika kalian menemukan kami, kalian hanya akan memperbudak, dan mengambil keuntungan dari kami, kalian kejam"

"Tuan, lakukan sekarang apa yang ingin tuan lakukan" Jeno bingung sungguh, Rayne. . . Terlihat takut namun juga dendam kepada manusia, dia bahkan berbicara sedikit kasar sekarang. bukannya Jeno tidak tau kemana arah perkataan elf ini, semua orang tau, jika ada elf yang tertangkap di dunia manusia maka, mereka hanya akan diperjual beli kan dengan harga tinggi untuk kepuasan nafsu belaka. Namun Jeno bersumpah, meski sempat tergoda, ia tidak memiliki niat yang seperti itu.

"Kamu ingin tau sesuatu tuan? Dulu ada anak manusia yang menembus portal ke duniaku, namun oness membantunya keluar dan itu tidak terjadi sekali. namun ketika mamaku tersesat ke dunia kalian , manusia-manusia biadab itu menyetubuhi mamaku bergiliran, sehingga mama harus bersembunyi ketika mengandungku yang ada karna manusia biadab itu, ketika aku lahir mama di bunuh oleh kaumnya sendiri karena dianggap melanggar peraturan, aku hidup sendiri! Aku sakit! Aku tidak bisa apa-apa, aku. . . a-aku disebut elf cacat hiks. . . k-karena tidak bisa apa-apa, KARNA KALIAN, AKU BAHKAN KEHILANGAN SAYAP KU SEKARANG TUAN!! Aku lelah, aku tidak ingin hidup. . . di mana pun, aku diburu untuk dibunuh, a-aku tidak sekuat itu untuk melawan. . ."


                                      •••

"Aku mohon oness , biarkan dia hidup, dia kakakmu."

"Merinda. . .Jangan lupakan peri itu suci, dunia kita suci, dia yang sudah di kotori tidak boleh berada disini."

"TAPI DIA KAKAKMU,DIMANA HATI NURANIMU JOLERY ?!"

"dan aku oness! , elf yang memimpin negeri kita, aku berhak membuat keputusan Merinda, jangan coba-coba menentang kehendakku-!!" peringatan tegas itu membuat elf dewasa berlutut dan memohon dengan tersedu-sedu.

"A-aku mohon Jolery, aku mohon. . . Setidaknya biarkan anak Wendya hidup, aku mohon."

Oness, yang bernama Jolery itu menghela nafas lelah.

"Kamu tau Merinda, tidak mudah membuat keputusan ini, aku tau apa yang kamu coba sampaikan, aku tau kakakku tidak berhak dihukum atas semua yang terjadi, tapi ini takdirnya Merinda, cobalah menerima, semakin lama aku membiarkan Wendya hidup dia akan semakin menderita-" belum sempat sang oness menyelesaikan perkataannya, Merinda memotongnya, sungguh itu sangat lancang, namun Merinda adalah adiknya.


"Kalau begitu biarkan anaknya hidup Jolery!! Aku mohon. . . hiks, aku bersumpah , aku bersumpah oness aku akan menyembunyikannya!! A-aku akan menjaganya agar hal yang kau takuti tidak terjadi, aku mohon" elf dewasa tersebut kekeh dengan keinginannya, setelah melihat keponakannya lahir , ia tidak rela melepasnya, ia tak rela bayi kecil elf tak berdosa itu di bunuh.

"Merinda. . . Aku sudah memperingati mu, kau tau bahkan aku egois untuk berpikir keadaan keponakanku dari pada rakyat ku terlebih dahulu, tapi. . . Yang terbaik adalah sesuai takdirnya, dia dilenyapkan-" sang oness menarik nafas berat sebelum melanjutkannya."Namun kau ingin menentang takdir dan melihat keponakan kita yang sudah dikotori darah manusia itu tumbuh bukan? Maka lakukanlah, dan lihat apa yang akan terjadi kepada-nya" Maka dengan berakhir kalimat dari mulut sang kakak, Merinda menangis dan meraung kuatkuat, dia tidak ingin melepaskan bayi elf milik Wendya, namun ia juga tidak bisa membayangkan kutukan itu terjadi kepada elf mungilnya di masa depan.

????????? || noren [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang