抖阴社区

【45】罢别谤颈办补迟

1.9K 305 21
                                        

Banyu menengok ke arah pintu saat terdengar ketukan pelan. Saat ini Banyu memang sedang berada di ruang kerjanya. Bukan memeriksa berkas melainkan membaca laporan informasi yang diberikan oleh Rajendra.

Ada sebuah tawaran investasi. Sebenarnya Banyu ingin menolak namun tidak bisa karena Papi Dara yang mengajukan tawaran tersebut. Banyu tahu bahwa proyek ini mungkin mendatangkan masalah di kemudian hari. Bagai makan buah simalakama. Dirinya serba salah. Maka dari itu, Banyu butuh informasi dari Rajendra.

Informasi adalah kunci.

Ibaratnya, jika kemungkinan besar akan tenggelam maka setidaknya dia harus menyediakan pelampung. Tenggelam boleh saja tapi tidak harus sampai mati juga. Meminimalisir resiko. Semacam itulah.

"Masuk!" perintah Banyu saat mendengar ketukan kedua.

Kepala Yudis menyembul dari sela pintu. Personal assistant Banyu itu lalu masuk dan menutup pintunya kembali. "Maaf Tuan, Areta, manager Mbak Dara datang. Katanya ingin bicara dengan Tuan."

Ada kernyit samar di dahi Banyu. Refleks dirinya memandang jam dinding. Lima belas menit lagi sudah pukul 9 malam. Rasanya ini sudah lewat dari waktu normal berkunjung ke rumah orang lain.

Memang Banyu mengenal Areta tapi tidak sedekat itu untuk bisa saling mengunjungi. Bertemu muka saja kurang dari lima kali. Ngobrol juga paling dalam hitungan menit.

"Datang sama Dara?" tanya Banyu memastikan.

"Tidak. Manager Mbak Dara datang sendirian, Tuan."

"Ada di mana dia?"

"Rumah utama."

"Oke. Saya ke sana," ucap Banyu tak lupa memasukan handphone ke dalam saku celananya.

Bangkit dari kursinya, Banyu lalu melangkah ke rak buku di sebrang ruangan. Tangannya memutar hiasan berbentuk kepala singa. Tak lama rak terbelah ke samping sehingga tampak lift yang tersembunyi di dalamnya.

Banyu memasuki lift diikuti Yudis. Sebelum masuk tak lupa, personal assistant Banyu itu menekan tombol di samping dinding hingga rak buku otomatis kembali ke posisi semula. Banyu dan Yudis menuju semacam basement. Rumah utama dan rumah belakang itu terhubung oleh ruang bawah tanah. Dibandingkan berjalan lewat depan lebih cepat lewat sini.

Jujur, Banyu lebih suka berada di rumah belakang. Dirinya juga tidak suka bersosialisasi jadi teramat jarang orang berkunjung ke rumahnya. Apalagi soal pekerjaan biasanya diselesaikan di kantor atau pertemuan di restaurant.

Jikapun ada orang yang datang maka biasanya Banyu akan menyambutnya di ruang tamu rumah utama. Abaikan Dara, karena wanita itu calon istrinya maka dikecualikan. Tidak hanya Dara sebenarnya tapi beberapa orang dekat Banyu seperti Rajendra terbiasa ke rumah belakang.

Di rumah utama juga ada lift dan tersembunyi. Sebenarnya para penjaga rumah tahu tentang ini. Letaknya di perpustakaan pribadi. Sekitar lima belas menit hingga akhirnya Banyu menginjakkan kaki di rumah utama dan tentu diikuti Yudis.

Namun, hanya Banyu yang berjalan menuju ruang tamu sedangkan Yudis pergi ke bagian belakang. Yudis tidak mungkin mengikuti Banyu jika tidak diminta oleh Sang Tuan. Disiplin tidak hanya diterapkan di kantor tapi juga di rumah.

Prambanan Obsession (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang