[BACA SEKARANG SEBELUM DI HAPUS!]
"Sepasang cinta yang berakhir dengan duka."
Bagaimana perasaanmu ketika seseorang yang pernah menjadi pelindungmu kini berakhir paling jahat bagimu?
Namanya Dewangga Putra Alvarez, pelindung bagi Matahari yang berak...
minimal vote komen bestieh, spam spam boleh kok gak aku larang😁
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ini paket permen kapas bestieh kalian masih bisa buat CO di TBO lainnya atau klik link bio yang ada di Instagram aku @tulisansebell😻
happy reading💖
"Terkadang orang yang pendendam itu adalah orang yang seringkali disakiti." — Dia Matahari
Haris membuka pintu kamar Matahari secara perlahan. Melihat anak perempuannya yang sudah tertidur sambil memeluk bingkai foto yang Haris tahu itu foto Matahari bersama Ceisya, istrinya Haris dulu sebelum Carisha.
Haris berjalan kemudian duduk di tepi kasur sambil mengelus rambut Matahari dengan penuh sayang. Diam-diam pun Matahari merasakan elusan rambut dari Haris. Nyatanya Matahari belum tidur. Dia hanya memejamkan matanya saja. Karena sedari tadi pun dia hanya menangis dengan posisi terbaring miring yang tidak diketahui oleh Haris.
Setelah Aksa menjelaskan, Haris baru sadar kalau memang selama ini Haris sudah mendidik Matahari secara kasar. Dia terlalu memikirkan egonya tanpa memikirkan perasaan anaknya sendiri.
Dia sudah salah membandingkan Matahari dengan Aksa yang notabene Aksa bukanlah anak kandungnya.
Kalau dipikir kembali, Haris sudah gagal menjadi Ayah yang baik untuk Matahari. Semua bukti pun sudah jelas bagaimana Haris memperlakukan Matahari dulu.
"Maafin Ayah udah terlalu banyak nyakitin kamu, Matahari." ucap Haris berada di dekat telinga Matahari. Perempuan itu masih mendengarnya.
"Maaf Ayah sudah banyak menuntut kamu. Mendidik kamu terlalu kasar. Membandingkan kamu dengan Abang kamu. Membiarkan kamu terus-menerus merasakan sakit dari Ayah. Ayah benar-benar minta maaf nak." Meski masih saja ia pejamkan matanya. Namun air matanya kembali jatuh ke bantalnya yang akhirnya menjadi basah.
"Kamu anak kandung Ayah satu-satunya, nak. Tapi malah Ayah perlakukan kamu secara kasar. Ayah benar-benar minta maaf sama perlakuan Ayah." Matahari menggigit bibir bawahnya, menahan nangis agar tidak terdengar oleh Haris.
"Ayah juga sedih akhir-akhir ini lihat anak cantiknya Ayah mengurung diri di kamar, seakan kamu sedang menghindari Ayah, nak. Meskipun Ayah ngerti, itu hal yang wajar kalau kamu mendiamkan Ayah dan marah sama Ayah. Karena Ayah juga memang sudah sangat keterlaluan sama anak Ayah sendiri." Tangan Haris masih saja mengelus rambut Matahari. Sedangkan perempuan itu masih memejamkan matanya meskipun ia masih mendengar setiap kata yang Haris katakan padanya di dekat telinga.
"Ayah tahu kamu juga masih sakit hati sama Ayah. Ayah mengerti." ucap Haris. Kemudian Haris menarik selimut untuk menutupi tubuh Matahari. "Mimpi indah putri kecilnya Ayah. Ayah sangat sayang sama kamu Matahari." lanjut pria itu.
Matahari langsung membalikkan badannya ketika tidak ada suara dari Haris lagi. Dia langsung memanggil Haris yang baru saja ingin keluar dari kamar perempuan itu.