抖阴社区

7 - Sakit

1.8K 72 5
                                        

Hai

Kembali bersama Cici dengan Trauma Is Real.

Ramein kolom komentar ya teman 💐

Kali ini Harsa tengah memandangi gadis di depannya yang sudah lelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini Harsa tengah memandangi gadis di depannya yang sudah lelap. Gadis manis, hangat, dan bar bar menurutnya.

"Tara, Harsa pulang dulu nanti Harsa kena hajar ayah." Ucapnya, mengusap usap jemari lentik Bumantara. Belum ia meninggalkan ruangan itu, terdapat Bagaskara dengan ke empat sahabatnya membuka pintu kamar rumah sakit Bumantara.

"Hai Kara, hallo Naren, Geon, Abi, dan Sena," sambutnya mengapsen mereka.

"Yok."

"hmm."

Dua kalimat dari Nawasena dan Naren sudah menjadi hal baik untuk Harsa. Ia segera meninggalkan ruang itu seolah tau bahwa ia sudah tak berperan ditempat ini. Apalagi Bagaskara, yang sedari tadi menatap Harsa seolah marah.

"Giselle tadi lo tipu pake apa?" Tanya Geon menaruh beberapa bingkisan yang ia bawa.

"Gue kabur gaada nipu nipu," singkat Kara.

"Arunika udah tau masalah ini?" sahut Nawasena yang sedang duduk di sofa.

"Gak bisa di hubungin anaknya," lanjutnya.

"Yaudah biarin, ntar bikin gue naik darah." Bagaskara menjawab pertanyaan Nawasena amat jelas sembari menarik kursi untuk mendekat pada ranjang Bumantara.

"Tara." Panggilnya, membelai rambut tebal Bumantara yang amat panas itu. Gadis itu membuka mata, ia menatap di hadapannya sudah bukan Harsa melainkan Bagaskara.

"Kar?"

"Iya sayang," balas Bagaskara menatap sendu gadis di depannya.

"Harsa mana?" Tanya Bumantara beranjak dari tidurnya sembari menengok melihat seorang Harsa sudah tiada di ruangan bercat biru putih itu.

"Baru bangun udah nanya Harsa, gue pacar lo ga di anggep nih?"

Bumantara menghembuskan nafasnya kasar, "Egois banget lo kar," singkatnya.

"Maaf, Kara harus egois demi Tara."

Bumantara mengerutkan kedua alisnya menatap Bagaskara lamat lamat, ia seakan ingin menjawab bahwa egois bukan hal yang baik Bagaskara, namun yang keluar dari mulutnya memang tak seperti dugaan. "Alasan gaada bukti."

Trauma Is RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang