抖阴社区

5. Kala Itu

Mulai dari awal
                                    

"Sama, gw juga capek bro," balas Petir pada Langit, dan juga langsung duduk di dekat kekasihnya itu.

"Kakak capek?" tanya Pio pada Petir.

"Iya sayang, kakak capek banget nih," balas Petir pada gadis imut yang kini berstatus kekasihnya itu.

"Anjir, rasanya pen gw bom aja dah ni kota," kesal Langit pada pasangan yang baru jadian itu.

"Nih kak, minum," tawar Juni sambil memberikan sebotol minuman segar pada Langit.

Dengan senyuman manisnya, Langit menerima minuman dari Juni itu sambil mengucapkan. "Makasih sayangnya kakak," balas Langit pada gadis cantik itu.

"Anjir lah lo," timpal Petir pada Langit, yang sedikit kesal karena dia mendapatkan minuman segar itu.

"Kak, nih minuman buat kakak," sambung Pio sambil memberikan sebotol minuman yang sama dengan Langit.

"Makasih sayang," balas Petir tersenyum pada Pio, dan juga ngelirik ke arah Langit.

"Iya kak, sama-sama," balas Pio tersenyum pada Petir.

"Eh, Akel nggak dikasih minum?" tanya Langit pada Juni.

"Oh, ada nih kak," balas Juni pada Langit, dan langsung memberikannya pada Akel.

Namun, Juni sama sekali tidak melihat ke arah pria itu. Dia hanya berdiri dan melangkah mendekat ke arah Akel, sambil memberikan minuman itu padanya.

Setelah itu, Juni kembali ketempat duduknya tadi. Mereka berempat duduk di bawah salah satu pohon yang cukup rindang disana, sementara Akel dia duduk agak jauhan dari mereka berempat.

Langit yang sadar kalau Akel duduk sedikit jauh dari mereka, akhirnya memanggil pria itu untuk bergabung dengan mereka.

Yang akhirnya, pria itu pun bergabung dengan mereka semua. Namun Akel duduk disamping Juni, gadis yang sama sekali tidak ingin dia sapa atau sekedar melihatnya.

Begitu pula dengan Juni, dia juga tidak ingin menyapa atau sekedar melihatnya walau sekali saja.

"Gw laper nih, kita cari makanan yuk?" ajak Petir pada mereka semua, sambil menyeka keringat yang telah membasahi wajahnya itu.

"Iyah, aku juga laper banget," sambung Pio yang juga malah ikut-ikutan.

"Sama, perut aku juga udah berisik dari tadi," tutur Juni yang ternyata mereka semua tengah kelaparan saat ini.

"Wah, sayangnya kakak juga udah laper ya," cicit Langit pada Juni, sambil menatap manis ke arah adik kelasnya itu.

"Apaan sih kak," cicit Juni pada Langit.

"Kak Langit, jangan gangguin Juni ih," kesal Pio pada pria itu.

"Nggak papa dong Pio, siapa tahu bakalan jadi jodoh kakak," balas Langit pada Pio.

"Dih nggak, kakak terlalu PD," balas Pio lagi yang tidak mau kalah itu.

"Nggak papa dong, dari pada Juni nggak ada yang nemenin," sambung Langit.

WE'RE DONE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang