"Kau yakin dengan keputusanmu nak?" tanya appa Irene saat Irene memberitahu kedua orang tuanya mengenai keputusannya yang akan mencoba membuka hatinya untuk Suho dan akan memberitahu Yeri kalau Seulgi telah tiada, dan Irene pun hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau memang kau sudah yakin, maka eomma dan appa hanya bisa mendukung keputusanmu itu. asalkan keputusan itu memang membuat mu bahagia maka eomma dan appa akan mendukungmu," ucap sang eomma dan Irene pun langsung memeluk eommanya dan menangis dalam pelukan sang eomma.
"Irene tidak yakin apakah ini keputusan yang tepat atau tidak, tetapi ini sudah 8 tahun lamanya dan Irene belum mengetahui kabar darinya. Irene juga sudah lelah menunggunya untuk kembali, selain itu Irene juga tidak ingin membuat Yeri hidup dalam kebohongan mengenai di mana appanya," ujarnya dalam sela-sela tangisnya.
"Hmm... eomma mengerti, jalankan saja dulu, saat sudah kita jalankan maka baru kita mengetahui apakah keputusan itu benar atau tidak kan? jalankan saja dulu," kata sang eomma sambil menepuk-nepuk punggung putri semata wayangnya tersebut.
"Astaga lihat lah wajahmu jadi jelek seperti ini karena menangis," kata eommanya sambil membantu menyeka sisa-sisa air mata di wajah Irene.
"Eomma...." rengek Irene karena eommanya menggoda dirinya.
"Basulah wajahmu dulu sebelum berbicara dengan Yeri supaya dia tidak khawatir nantinya," saran sang appa pada Irene.
"Baik appa."
"Besok setelah kau berbicara dengan pria itu, bawa dia ke rumah. Appa ingin mengetahui asal-usul pria itu. Appa tidak ingin lagi kau menjalin hubungan diam-diam seperti bersamanya dulu."
Irene sempat terdiam sejenak mendengar ucapan appanya tersebut, sebelum berkat, "Irene tidak bisa janji, karena besok jadwal Irene lumayan padat, tapi Irene berjanji akan menemui eomma dan appa dengan Suho secepatnya."
"Tidak usah mengkhawatirkan itu, yang penting sekarang adalah kamu membicarakan hal ini baik-baik dengan Yeri," terang eommanya.
"Hmm baik eomma, kalau begitu Irene akan berbicara dengan Yeri dulu," lanjutnya kemudian bangun dari duduknya.
"Ingat cuci wajahmu dulu sebelum menemuinya," peringat appanya sekali lagi sedikit berteriak pada putrinya yang sudah sedikit jauh dari ruang keluarga.
"Menurutmu apakah Irene bisa memberikan sepenuh hatinya pada pria itu sayang?" tanya eomma Irene pada suaminya.
"Kau mengetahui betul seberapa besar cinta putrimu pada pria itu, Dia tidak akan bisa memberikan seluruh hati atau pun cintanya pada pria lain karena Seulgi sudah memiliki tempat tersendiri dalam hati putri kita."
"Bagaimana kalau dia tiba-tiba kembali?"
"Biarkan saja dia kembali, yang jelan dia tidak akan bisa memiliki Irene kembali. Dia cukup menjadi masa lalunya saja. Setelah semua yang sudah dia lakukan pada putri dan cucuku aku tidak akan membiarkannya kembali pada Irene," jelas appa Irene tanpa ekspresi dan membuat eomma Irene hanya bisa menghela napasnya kasar.
Tok..
Tokk...
Irene memilih mengetuk pintu kamar Yeri terlebih dahulu sebelum akhirnya membuka pintu kamarnya. Saat ia sudah berjalan masuk ke dalam kamar Yeri yang ada di rumah kedua orang tuanya, ia dapat melihat Yeri yang sedang asik mewarnai seorang dirinya di atas karpet yang ada di kamarnya.
Merasakan ada langkah kaki seseorang, Yeri pun berhenti dari kegiatan mewarnainya dan mendongakkan pandangannya ke atas.
"Eomma?!" pekiknya bahagia kemudian segera bangun dari posisi tengkurepnya dan langsung memeluk erat eommanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE A FINE WINE (SEULRENE)
RomanceKepulangan Seulgi ke tanah kelahirannya Korea Selatan, setelah 8 tahun lamanya ia menetap di Indonesia, negara asal ayahnya, akibat insiden kecelakaan yang menyebabkannya mengalami koma dan amnesia ternyata adalah suatu mimpi buruk untuknya. Baru be...