Semesta yang akan menguji dan menjadi sanksi dari kuatnya ikatan mereka.
Perjalanan penuh arti antara dua insan bersaudara. Ice tidak pernah menyangka, bahwa perjalanan yang panjang ini akan terasa begitu singkat. Disaat blaze menariknya, menggantik...
"Mereka harus selamat. Blaze udah janji bakal jaga ice."
Happy reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masih dengan suara dinginnya, halilintar tetap berusaha menenangkan gempa dan saudaranya yang lain dan itu sukses membuat adik adiknya kembali tersenyum.
Walaupun ucapan halilintar yang terkenal dingin tidak dipungkiri juga perkataan kakak tertua itulah yang mampu menghangatkan hati mereka. Namun hal itu tidak berlangsung lama saat solar mendapatkan telefon dari nomor salah satu kakaknya yang sedang mereka khawatir kan. Tak berlangsung lama solar berbicara dengan ekspresi yang sulit ditebak membuat mereka terheran heran namun memilih menunggu solar untuk berhenti bicara dengan handphone genggamnya.
Hingga suara telefon itu terputus tiba tiba akibat sinyal yang tidak stabil membuat mereka semakin kebingungan dengan apa yang dibicarakan oleh solar.
"Apa yang terjadi?" Desak halilintar agar solar segera berbicara. Tetapi ia tidak mendapatkan jawaban apapun dari sang empu yang hanya terdiam mematung.
"Kak..."
--- ------
"ICEE! BANGUNN!"
teriakan menggelegar milik blaze sukses merusak pagi yang tenang bagi ice. Selalu saja begitu pikirnya. Namun kali ini ice langsung terbangun tanpa menunda nunda lagi mengingat ini bukan kamarnya melainkan pengungsian kedua mereka.
Sudah hari kedua setelah pasca bencana, sungguh menyeramkan jika ingat ingat lagi kejadian itu, namun ia merasa waktu berjalan cepat atau sebaliknya dalam waktu yang bersamaan.
Ice merenggangkan kedua tangannya membuat seluruh otot ototnya berbunyi akibat tidur yang kurang nyenyak baginya. Mungkin sekarang ice merindukan boneka paus yang selalu menemaninya namun apa daya jika situasi sudah begini, tidak ada yang bisa disalahkan. Ice langsung menuju toilet umum untuk sekedar membersihkan tubuhnya.
Setelah melakukan ritual pagi, ia melihat blaze yang sudah lebih dulu terlihat mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya. Melihat itu ice hanya menghela nafas kasar, ia berpikir sepertinya semua semangat dalam dirinya terserap oleh blaze atau semua kemageran blaze terserap oleh dirinya? Tidak mau ambil pusing lagi, ice hanya segera menuruti dan kembali ke perjalanan mereka.
Aneh bukan, padahal baru kemarin ia bertengkar dengan blaze namun kali ini seperti tidak terjadi apa apa. Ice teringat akan sesuatu sebelum meninggalkan penggusian kedua mereka dan melanjutkan perjalanan.
Blaze menaikan satu alisnya saat melihat ice seperti mencari seseorang.
"Nyari siapa ice? Aku disini kan?" Ucap blaze sambil menunjuk dirinya sendiri menggunakan telunjuk. Mendengar itu ice hanya memutar bola matanya malas.
"Iya kamu kan emang disini blaze, aku lagi nyari seseorang." Ucap ice sedikit ketus dan masih menoleh kekanan dan kekiri.
Mendengar jawaban ice membuat blaze sedikit menghela nafas lega sambil memegang dadanya. Namun beberapa detik kemudian ia merasa sedikit aneh dengan perkataan ice tadi. Menunggu seseorang? Bukankah itu berarti ice memiliki teman? Pikirnya dalam hati yang membuat otaknya mencerna beberapa detik.