抖阴社区

                                    

“ Kamu boleh dengan ular ini, tapi jangan harap kalian bisa membawa Jisung pergi “ tegas Siwon.

“ Bawa, aku gak butuh dia. Aku dan Jaemin masih bisa buat seratus anak yang lebih baik dari pada dia “ ujar Soobin santai.

Siwon memberikan kode kepada Yoona agar pergi dari sini.

“ Jangan usir Jaemin dad, mommy mohon “ lirih Yoona kemudian pergi dari sana.

Plaaakkk

Siwon dengan keras menampar Soobin dengan wajah datarnya. Sementara Soobin walau kaget tapi dia berusaha tetap santai.

“ Coba saja anda menyentuh saya lagi, saya pastikan Renjun tinggal nama “ ancam Soobin.

“ Dia adik kamu!! “ seru Siwon.

“ Siapapun yang mencoba menghalangi kebahagiaan saya, maka dia bukan orang yang pantas hidup “

“ Dasar sinting!! Bawa dia pergi Jaemin!! “

Jaemin berjalan meninggalkan sang ayah diikuti oleh Soobin. Sungguh Soobin merasa semuanya sudah sangat sempurna hanya tinggal satu lagi.

︵‿‿︵‿︵‿‿︵‿︵‿‿︵‿︵‿
.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
╭──────────.★..─╮
❤ 🅜🅨 🅟🅐🅡🅔🅝🅣🅢 ❤
╰─..★.──────────╯
.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
︵‿‿︵‿︵‿‿︵‿︵‿‿︵‿︵‿

Jaemin duduk diruang kerjanya sambil memandangi foto Renjun dan Jisung yang terpampang di meja kerjanya. Foto kenangan bersama di Paris yang membuat hubungan Renjun dan Jaemin satu langkah lebih maju.

Soobin yang baru masuk segera menutup foto itu dan duduk dipangkuan Jaemin dengan sebuah amplop coklat ditangannya.

“ Menyingkir! “ seru Jaemin tegas.

Soobin santai dan melingkarkan tangannya pada leher sang dominan dengan manja.

“ Jaem, aku mau satu lagi “ ucap Soobin

“ Kamu mau apalagi!! Gak cukup kamu hancurin keluarga aku sampai kaya gini!! “ hardik Jaemin kesal.

“ Aku gak hancurin keluarga kamu, emang mereka aja yang rese selalu halangin kita “ jawab Soobin santai.

“ Minggir “ Jaemin mencoba menyingkirkan Soobin yang duduk dipangkuannya.

Akkkkkk “ Soobin kesal tapi kemudian segera meletakan amplop coklat diatas meja Jaemin.

“ Apa ini? “

“ Baca dong sayang “

Jaemin membuka amplop itu dan membulatkan mata setelah membacanya.

“ Aku mau hitam diatas putih, yang menyatakan kalau ke depannya kamu gak akan menceraikan aku walau Renjun sudah kembali “ kata Soobin kemudian.

“ Kamu mencoba menjebak aku lagi “ kesal Jaemin.

“ Aku hanya memastikan aku aman dan kita tetap bersama sampai kapanpun “

“ Jangan harap aku menandatangani surat aneh ini “

“ Kamu menolak, tau sendiri akibatnya “

“ Aku pasti akan membuatmu menerima ganjarannya, Soobin “

“ Katakan itu kalau kamu sudah berhasil suamiku “

Jaemin kesal tapi kemudian dengan terpaksa menanda-tangani surat itu. Soobin puas dan Jaemin langsung keluar dari ruangan itu. Tentu saja Soobin pasti mengikuti suaminya.

︵‿‿︵‿︵‿‿︵‿︵‿‿︵‿︵‿
.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
╭──────────.★..─╮
❤ 🅜🅨 🅟🅐🅡🅔🅝🅣🅢 ❤
╰─..★.──────────╯
.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
︵‿‿︵‿︵‿‿︵‿︵‿‿︵‿︵‿

Jaemin membanting kasar jas yang ada ditangannya, sementara Soobin yang mengikuti Jaemin dari belakang segera menutup dan mengunci pintu.

Klak

Jaemin kaget dan melihat Soobin sudah tersenyum tidak jelas berjalan ke arahnya.

“ Ngapain kamu kunci pintu, buka, Jisung sering masuk kesini “ perintah Jaemin.

Soobin mengabaikannya dan tetap berjalan mendekati dominan yang sudah menjadi suaminya itu.

“ Sekarang sudah enggak, dia harus belajar menghargai privasi orang tuanya “ ucap Soobin perlahan mengelus lengan kekar Jaemin.

Jaemin segera menepis tangan Soobin dan akan berjalan ke pintu tapi dengan cepat dicegat Soobin.

“ Kamu buka pintu, Renjun mati “ ancam Soobin.

Jaemin menghentikan langkahnya dan berbalik menatap tajam ke arah Soobin. Merasa memegang kendali Soobin dengan santai mendekati lelaki yang menyandang status sebagai suaminya itu.

“ Kamu taukan kalau malam ini gak bisa keluar, kita udah sah loh, gimana kalau secepatnya kita kasih Jisung adik “ ucap Soobin sambil membentuk pola abstrak pada dada Jaemin.

Jaemin menepis tangan Soobin tetapi dengan cepat Soobin mengalungkan tangannya pada leher Jaemin.

“ Kamu gak bisa menolak Jaem, apapun yang membuat aku gak nyaman berakibat buruk sama Renjun “ ancam Soobin santai.

“ Tidak ada Renjun, maka tidak ada malam pertama “ tegas Jaemin.

“ Aku positif hamil, Renjun aku bebaskan. Selama nama aku sudah kamu sematkan pada kartu keluarga kita, Renjun bebas “

“ Sejak awal kamu memang sudah merencanakan semua inikan “

“ Aku sudah bilang sejak awal kalau kamu gak akan bisa menolak aku. Kamu itu punya aku Jaem sampai kapanpun “

“ Kalau aku tau kamu sakit jiwa seperti ini, mana mungkin aku mau menjalin hubungan sama orang gila kaya kamu “

“ Aku begini juga karena kamu sayang “

Jaemin mengepalkan tangannya menahan kesal sementara Soobin perlahan mulai membuka kancing kemeja Jaemin.

Pasrah.

Dia benar-benar tidak bisa melawan Soobin saat ini. Ingin rasanya Jaemin teriak mengatakan bahwa dia ingin mati saja dari pada harus kembali melakukan kesalahan.

Soobin menahan nafas kagum dengan tubuh atletis suaminya itu dan semakin liar bermain pada dada sang suami.

“ Aku suka banget wangi badan kamu, gentleman banget “ ucap Soobin dengan wajah mesumnya.

“ Aku benci liat kamu disini “ tegas Jaemin.

“ Hahaha, mau kamu benci seperti apapun, pesona aku tidak bisa kamu tolak sayang “

Soobin memegang tangan Jaemin dan menggiringnya ke tempat tidur.

Bruukkk

Soobin mendorong tubuh Jaemin dengan kasar hingga terjatuh di kasur. Dengan wajah mesumnya seolah menggoda sang suami, Soobin membuka bajunya di depan Jaemin.

Jaemin segera menutup matanya dan mengalihkan pandangannya. Soobin benci akan hal itu. Dia mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan video kepada Jaemin.

“ Liat adik kecilku, dari tadi dia belum memakan apapun. Dehidrasi adalah alasan kematian paling logis dan bebas dari tuntutan hukum “ sindir Soobin.

Jaemin menatap kembali video Renjun yang masih terikat dan sekali lagi Soobin menikmati wajah khawatir suaminya itu. Soobin mematikan videonya dan meletakan ponselnya di meja samping nakas.

“ Boleh kita mulai sekarang, sayang? “ goda Soobin.

“ Kamu akan dapat balasan lebih dari apapun “

“ Jangan buat aku kecewa, suamiku “









Tbc

Jangan lupa vote, follow & comment
Happy reading 👨‍💻👩‍💻

MY PARENTS || JAEMREN ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang