Sudah hampir sebulan Zeora kuliah dan kebiasaan buruk Zeora yang selalu minum-minum belum terlepas dari dirinya.
Dikantor, Papa Arga –papanya Zeora- meeting dengan perusahaan kerja samanya. Papa Arga yang sibuk denganlaptop di depannya dan berkas-berkas penting di samping laptopnya. Papa Arga merupakan CEOdi perusahaan tambang PT. Abani Andalus, ia bagian yang penting di perusahaannya. Pak Arga mempunyai tangan kanan yang sangat ia percaya yaitu Keenan, pria berusia 28 tahun belum pernah menjalin hubungan dengan siapun. Orangtua Keenan sudah meninggalkannya sejak Keenan menginjakkan kaki di perusahaan Papa Arga ini, Papa Arga yang selalu membantu keluarga Keenan.
Keenan seorang yang dingin, bertanggung jawab dan dewasa makanya, Keenansangat dipercaya oleh Papa Arga.
Setelah selesai meeting....
"Keenan, ke ruangan saya sekarang," perintah Arga.
"Baik, Pak," balas Keenan yang mengikuti Pak Arga di
belakang
Sembari duduk, Keenan juga ikut duduk di hadapan Pak
Arga di kursi sofa di ruangan PakArga.
"Keenan, sore nanti gantiin saya meeting, ya. Saya ada
keperluan penting, ibu sayaharus menjalankan operasi," pinta Arga.
"Baik, Pak."
"Terimakasih Keenan. Oh, iya, saya lupa satu lagi, besok saya nginep di rumah ibu saya semalam dan saya minta tolong lagi, tolong antar dan jemput Zeora kuliah yah." Pak Arga berharap pertemuan pertama mereka bisa mereka jatuh cinta.
"Oh, baik, Pak,"
"Saya percaya sama kamu, titip Zeora, ya."
"Baik, Pak."
Sore menjelang malam Zeora yang sedang berbaring di
tempat tidur dan kamarnya yang wangi parfum bacarat ini, tengah bermalas-malasan dengan tidur-tiduran sambil main ponsel miliknya. Zeora samar-samar mendengar suara klakson mobil papanya yang pulang.
"Papa pulang." Zeora terbangun dari tidurnya dan langsung menuju ke bawah.
Zeora selalu menyambut Papanya pulang kerja, memang Zeora gadis yang manja dan sangat dekat dengan Papanya. Lengket pokoknya, jalan-jalan seringnya sama Papanya.
"Papa," sambut Zeora sambil lari memeluk Papanya.
"Anak kesayangan Papa, udah makan belum?" tanya Arga. "Udah, Pa," jawab Zeora sambil melepas pelukkannya. "Papa mau ngomong sama kamu, sini."
"kenapa, Pa?"
"Papa sama mama besok pagi mau pergi ke rumah nenek.
Nenek harus menjalankanoperasinya dan kamu pergi sama pak Keenan, ya," jelas Arga.
Zeora:"Pak Keenan? Who is He?" tanya Zeora dengan bingung.
"Direktur di perusahaan Papa, anaknya sahabat Papa yang sudah meninggal. Kamu entar di antar jemput sama dia dan kemana pun sama pak Keenan, ya, Sayang."
"Kan bisa sama kakak, kenapa harus sama orang lain?" "Kakak sibuk, Sayang, enggak bisa antar jemput kamu". "Aku bisa sendiri, kok, Pa."
"Enggak! Papa di luar kota beberapa hari, Papa khawatir kalo
kamu sendiri," tolak Arga.
"Aku bisa pergi bareng temen juga -" Belum selesai Zeora
berbicara Arga sudah menyelanya.
"Ets... Jangan tapi-tapian, pokoknya kamu nurut sama Papa,
ya," sela Arga.
"Iya-iya, aku mau ke kamar udah ngantuk," pamit Zeora
dengan muka cemberut.
"Jangan cemberut gitu, dong. Senyum, hei."
Zeora yang sambil berjalan sempoyang dan malas untuk
merespon Papanya hanya melihatPapanya sambil tersenyum paksa.
Pagi hari Zeora sudah cantik dengan polesan make up tipis dengan memakai cardigan merah, celana blue jeans dan sneakers warna cream miliknyaa. Zeora turun ke bawah menuruni tangga.
zeora terkejut melihat Papa dan Mamanya yang menyantap sandwich coklat dengan seseorang yang ikut sarapan bersama mereka. Siapa dia?.
Suara langkah kaki Zeora yang membuat mereka langsung melihat, Zeora sontak menghentikanlangkahnya.
'itu 'kan orang yang aku tabrak waktu di mall, 'kok bisa, apa
dia minta pertanggung jawaban tapi, masa gitu doang sampe minta ganti rugi, sih?' pikirnya.
"Sayang, sini sarapan," panggil Arga.
Zeora yang langsung melanjutkan langkahnya itu duduk di sebelah Mamanya.
"Ini Om Keenan, orang kepercayaan Papa yang Papa ceritain kemarin."
"Salim dulu, dong, Sayang," sambung Mama Zeora.
Zeora yang masih bengong langsung terbangun dan menghampir Keenan untuk salim. Harus sopan dan hormat sama yang lebih tua.
"Kita pernah ketemu, ya, waktu itu".
"Eum, ternyata bener," sahut Zeora.
"Kamu udah dewasa sekarang, ya. Dulu kamu selalu pengen
dipangku terus sama saya",
"Hah? Aku enggak inget," balas Zeora dengan bingung. "Kamu masih TK waktu itu, Ra," terang Keenan.
"Oh," jawab Zeora dingin.
Setelah selesai menyantap sarapannya, Keenan yang masih
mengobrol dengan Papa Zeora langsung berhenti saat mendengar ajakan Zeora.
"Ayo, Om, sekarang aja."
"Bukannya jam sembilan, ya? Ini masih jam setengah delapan, loh."
"Enggak apa-apa, aku mau ke perpus juga."
Zeora yang bingung karena jika Zeora berangkat jam 9 nanti, otomatis Zeora dan Om Keenan cuma berdua di rumah dan pastinya canggung. Karena Mama Papa yang berangkat duluan.
Zeora berjalan ke mobil diikuti Keenan di belakangnya. Keenan menyalakan mobil BMW hitamnya, Zeora masuk ke dalam mobil dan malah memilih duduk di belakang.
"Hei, kenapa dibelakang?" tanya Keenan.
"Pengen aja," jawab Zeora dengan ketus.
Papa dan Mama zeora yang sedang bersiap-siap untuk
berangkat, juga melihat mereka.
"Hei, Sayang, kenapa di belakang, di depan, dong. Enggak
sopan, inget pesan Papa kemarin, jagasikap," nasehat Arga. Zeora yang bete langsung keluar dan duduk di depan. selama di pernjalanan hening sekali Zeorayang fokus pada hp-nya dan
Keenan fokus menyetir.
"Ngomong-ngomong kenapa kamu milih jurusan ekonomi
bisnis?"tanya Keenan di tengah keheningan mereka.
"Suka aja," jawab Zeora.
"Oh, kamu inget enggak, dulu selalu minta gendong ke saya
kalo saya sama papa saya mainke rumah?" tanya Keenan lagi. Zeora yang mendengar itu langsung menyimpan hp-nya. "Enggak, aku kira kita pertama kali ketemu waktu di mall,
ternyata dulu kita pernah ketemu "Iya, sebenarnya waktu itu saya masih SMP dan kamu baru masuk TK. Kamu punya
teman main dan baru pindah rumah dan beradaptasi di lingkungan baru, jadi karena cuma Om doang yang bisa ngajak kamu main. Jadi, ya, kamu nempel terus sama saya." Keenan menjelaskan.
Zeora tertawa kecil. "Om, emang umur Om berapa
sekarang?"
"Dua puluh Delapan."
"Udah tua ternyata," gumam Zeora tapi, masih bisa didengar
oleh Keenan.
"Tua gini juga masih ganteng, 'kan."
"Dih!"
Keenan hanya tertawa, Zeora melihat ke arah Keenan dalam
hati zeora, 'kalo ketawa makinganteng, ya. Apaan sih, Ra.' "Kamu sudah punya pacar? " tanya Keenan. "Udah," jawab Zeora singkat.
"Umur berapa?" tanya Keenan lagi.
"Sama, beda 4 bulan."
"Gimana dia? Namanya siapa?"
"Kepo banget, sih, Om. Kalo aku gak mau jawab gimana?" "Biar saya cari tahu sendiri."
"Udah, deh, Om. Om tinggal jalani tugas dari papa itu aja
udah, ngapain nanya hubungan aku sama siapa atau kehidupan aku gimana." Zeora menjawab dengan nada lumayan tinggi.
"Baik, maaf, saya cuma pegen kenal deket dengan kamu, Ra." "Enggak butuh."
Zeora terdiam karen kesal dengan apa yang dilakukan
Keenan padanya. Memang dia siapa? Sampai nanya segitunya, tinggal jalanin tugas dari Papanya apa susahnya, sok asik banget. Sesampainya di kampus. Zeora membuka pintu dan pamit pada keenan
"Makasih," ucap Zeora sambil keluar dari mobil.
"Iya. Ra. Chat saya kalo udah beres."
Zeora yang hanya menganggukan kepalanya langsung masuk
ke dalam kampusnya. Zeora berjalan ke arah kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Keenan
Teen FictionSaat sepasang manusia yang dipertemukan tuhan untuk menjadi satu.mereka ditakdirkan tuhan untuk saling melengkapi. Terimakasih kepada seseorang yang membuat saya termotivasi membuat cerita ini dan terima kasih sudah memilih rumah yang penuh kekurang...