Tepat pukul 20:00 wib ranti dan heri sampai di kediaman setiawan untuk menemui kedua orang tua thalia, dan mereka langsung masuk ke dalam rumah itu karena tadi dia sudah menghubungi nyonya setiawan terlebih dahulu sebelum mereka datang.
"Selamat malam tuan dan nyonya setiawan" sapa ranti.
"Malam ranti, heri" balas nyonya setiawan tersenyum kecil.
"Nyonya dimana thalia" tanya ranti to the point.
"Dia ada di kamarnya" jawab nyonya setiawan.
"Baiklah nyonya dan tuan aku akan to the point saja, kedatangan kami kesini ingin bertemu dengan thalia" tegas ranti.
"Ingin bertemu dengan thalia! Ada apa ranti kenapa kalian ingin bertemu dengannya?" tanya tuan setiawan.
"Hey, you guys want to meet me" ucap thalia sambil menuruni anak tangga, dan tersenyum remeh pada ranti dan heri.
"Yes we want to meet you" sahut ranti menatap tajam kearah thalia.
"What do you want?" tanya thalia.
"Ayo kita berbicara sambil duduk saja" ajak tuan setiawan, mereka pun duduk di sofa ruangan itu.
"You ask me what i want, i want to--" ranti menjeda ucapannya, thalia mengangguk menanggapinya.
"I want you to stop your madness" bentak ranti.
"What do you mean?" tanya thalia.
Ranti tersenyum remeh memandang wajah thalia yang pura-pura tidak mengerti dengan ucapannya, dia menoleh kearah kedua orang tua thalia dan tersenyum kecil.
"Tuan, nyonya saya sangat menghormati kalian jadi tolong katakan kepada thalia untuk berhenti sampai disini" tegas ranti.
"Nak ranti, apa maksud dari perkataanmu nak?" tanya nyonya setiawan menatap bingung ke arah ranti dan heri.
"Putri nyonya sudah sangat keterlaluan dia melakukan hal gila demi mendapatkan kian--" ranti menjeda ucapannya lalu menoleh kearah thalia yang juga sedang menatapnya.
"Apa kau tahu? Karena kegilaan yang kau lakukan hampir saja membuat kian tiada!" bentak ranti.
Thalia dan kedua orang tuanya sangat terkejut mendengar bentakan ranti.
"Apa yang kau katakan kian kenapa? Katakan kepadaku kian ku kenapa?" tanya thalia dengan panik.
"Shut up thalia" ucap tuan setiawan menahan amarahnya saat ini.
"Kian kenapa ranti? Apa dia terluka nak" nyonya setiawan juga ikut khawatir saat ini.
"Kian mencoba untuk bunuh diri!" geram ranti, mereka kembali terkejut.
"Apa, tidak itu tidak mungkin! Kenapa kian melakukan itu? Kian hiks" thalia menangis tidak percaya.
"Karena dia takut alisa meninggalkannya!" ucap heri dingin.
"Lalu apa hubunganya dengan thalia nak heri?" tanya nyonya setiawan.
"Karena itu semua ulah thalia nyonya" geram heri sambil mengepalkan tangannya.
"I did not mean it, i just want him to be mine, i want them to separate" tangis thalia.
"Kau sangat ingin mereka berpisah? Kian akan gila kalau sampai berpisah dari alisa!" bentak ranti.
"Mereka pernah hampir berpisah, alisa pernah mengirim surat cerai pada kian dan kian selalu merobek surat itu setiap kali alisa mengirimnya, dan saat alisa secara langsung mengatakan ingin mereka bercerai kau tahu apa yang kian lakukukan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Alisa
Romance[End] Alisa merasa takdir sangat mempermainkannya, kedua orang tuanya sudah pergi untuk selamanya. Alisa juga sudah menuruti permintaan terakhir dari kedua orang tuanya, yaitu menikah dengan anak sahabat kedua orang tuanya. Namun pernikahan alisa j...