抖阴社区

5

2.7K 259 55
                                    

Jungkook menghela napas panjang seraya menatap pemandangan luar jendela. Di hadapannya ada secangkir expresso yang mulai mendingin. Sedari tadi ia hanya diam tanpa menyentuh kopi itu.

"Kopi itu tidak enak jika diminum saat dingin." Suara itu menarik atensi Jungkook.

"Paman? Silakan duduk." Menyilakan lelaki yang dipanggil paman itu untuk duduk.

"Tumben paman ke sini?" Tanyanya. Jarang sekali pamannya ini mampir ke kantornya.

"Aku mendengar kalau kamu sudah memiliki kekasih. Apakah dia__"

"Ya, tapi kami bukan kekasih sungguhan, Paman. Saya harap ini bisa menjadi rahasia di antara kita."

Jungkook mengambil secangkir expresso itu dan meminumnya. "Paman benar, kopi ini kurang nikmat saat dingin." Keduanya pun tertawa.

"Jungkook, kenapa tidak bilang saja jika kamu memang menyukainya? Bukankah lebih baik menjalin hubungan sungguhan dari pada berpura-pura? Kurasa dia pun merasa tidak nyaman dengan hubungan kalian sekarang."

Ucapan pamannya benar. Jungkook juga merasa jika sikap Taehyung padanya jadi canggung sejak ia meminta agar Taehyung menjadi pacar pura-puranya. Tapi untuk menjalin hubungan sungguhan, Jungkook ragu. Ia tidak tahu perasaan Taehyung kepadanya bagaimana. Ia takut jika Taehyung malah menjauh jika ia mengutarakan perasaannya.

"Kamu tidak akan tahu jika tidak mencoba. Saran paman, lebih baik kamu bilang yang sebenarnya."

Jungkook mengangguk.

"Aku akan mencari waktu yang tepat untuk jujur padanya. Ngomong-ngomong, paman sangat bijaksana saat memberi saran. Apa paman sedang jatuh cinta? Atau jangan-jangan paman sudah memiliki calon?"

"Ei, kamu berani mengolokku?"

Jungkook jadi tertawa melihat ekspresi kesal pamannya.

"Apa yang paman tunggu? Paman tampan, mapan, pasti akan mudah mendapat pasangan. Paman tinggal pilih saja." Ucapnya.

"Mencari pasangan tidak semudah membeli barang. Paman masih belum mendapatkan yang tepat."

"Saya doakan semoga paman cepat menemukannya."

"Ya, semoga saja. Kalau gitu, good luck." Beranjak dari duduknya dan menepuk pundak Jungkook memberi dukungan.

"Terima kasih, Paman."

"Ya, sama-sama."

***

Taehyung menatap berkas di hadapannya tanpa minat. Ia tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan laporan yang Jungkook minta. Pikirannya melalangbuana dan tidak bisa fokus sedari tadi.

"Hah, apa aku jujur saja ya sama Pak Jungkook?" Gumamnya. Ia sudah berpikir lama dan rasanya lebih baik dia jujur saja dari pada merasa tertekan seperti sekarang.

"Tapi, bagaimana nanti kalau pak Jungkook marah dan malah memecatku?" Taehyung mengacak-acak surainya kesal. Rasanya tak ada jalan keluar.

Pintu ruangan terbuka, Jungkook memasuki ruangan dan berjalan ke arah Taehyung.

"Pak?/Tae?" Berucap bersamaan membuat keadaan semakin akward.

"Ba_bapak dulu saja." Ucap Taehyung.

"Kamu saja. Ada apa?" Jungkook mengalah, membiarkan Taehyung berbicara duluan.

"Saya ingin menyudahi sandiwara ini." Ucapnya cepat. Ia sekuat mentalnya mengutarakan apa yang ada di benaknya. Ia pasrah jika Jungkook akan memarahinya setelah ini. Atau bahkan lebih buruk?

"Saya minta maaf. Tapi saya sangat tidak nyaman dengan ini semua. Saya merasa memikul beban yang melampaui kemampuan saya. Saya merasa tidak tenang karena terus berbohong."

SWB [KV] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang