"Serius gak mau Aku anterin?"
"Gak usah Je, Aku pulang sendiri aja."
"Mau pulang bareng siapa emang? Kan Jaemin udah gak kerja bareng Kamu lagi."
Begitu nama Jaemin disebut, Sontak Renjun mengulum bibirnya. Entah karena apa.
"Gakpapa, Aku pulang naik bus aja." tolak Renjun lagi dengan semangat.
"Renjun, jang-
Ucapan Jehan belum selesai tapi Renjun sudah berlarian meninggalkannya.
.
.
.
.
.
🖤🖤🖤
.
.
.
.
."Jaemin~"
Tok Tok Tok
"Jaemin~"
"Jaem..
"Eh, Cari Jaemin ya Nak?"
Akibat suara itu, Renjun langsung membalikkan badan.
"Eh, Pak. Iya Pak, Ini Renjun mau main ke Kosan Jaemin."
"Loh, Renjun emang belum dikasih tau sama Jaemin?"
"Kasih tau apa Pak?"
Paruh baya yang diyakini Penyewa kamar Kos itu berjalan mendekat kepada Renjun. Tangannya lalu menepuk pelan sebelah pundak Renjun.
"Jaemin udah pulang kampung, Nak."
"A-apa..?"
Seketika tubuh Renjun mematung sempurna, seolah tak bisa berkutik sama sekali. Dadanya seolah sesak, Hingga beberapa detik kemudian air matanya lolos begitu saja.
.
.
.
.
.
🖤🖤🖤
.
.
.
.
.Hari sudah menggelap, namun Renjun masih sibuk dengan dunianya. Ketiadaan Jaemin disisinya membuat Renjun merasakan kehilangan yang sangat teramat.
Bagaikan kehilangan separuh nyawanya, itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan kondisi Renjun saat ini.
Rasa pening di kepalanya belum kunjung reda membuat tubuh Renjun seakan hilang keseimbangan. Namun, Renjun tidak akan menghentikan langkahnya. Ia akan tetap berusaha mencari keberadaan Jaemin, ia butuh Jaemin disisinya. Sampai ke ujung dunia pun, Renjun akan tetap melampaui, demi menghadirkan kembali sosok Sang sahabat disisinya.
"Akh! J-jaemin s-sakittt." langkah Renjun terhenti, ia memegangi kepalanya yang seolah tertusuk ribuan pisau. Sangat sakit.
"Jaemin, Kamu dimana hiks, sakit Jaemin hiks.. Kepala Aku sakit." Meski rasa sakit di kepalanya tak kunjung mereda, namun Renjun tetap memaksakan diri. Seakan tak perduli dengan kondisi. Baginya yang terpenting ialah Jaemin, Jaemin dan akan tetap Jaemin.
Dert Dert Dert
"Jaemin!" Renjun segera mengambil ponselnya, dengan cekatan ia mengangkat panggilan dari seseorang yang baru saja menghubunginya.
"Halo Jaemin?"
"Renjun? Kamu dimana? Aku datang ke Kosan Kamu, tapi kamu gak ada, Kamu lagi dimana?"
Wajah Renjun berubah murung. Ia kira Jaeminlah yang sedang menghubunginya, ternyata salah. Jehan yang menghubunginya.
"Gak usah cari Aku ya Je, Aku lagi butuh waktu sendiri."
"Renjun tapi Aku-
Panggilan dari Jehan langsung dimatikan secara sepihak oleh Renjun.
Dengan segera, Renjun membuka roomchat dan melihat pesan yang telah ia kirimkan ke Jaemin.
"Belum di balas juga sama Jaemin.." suara Renjun mulai serak. Sedari tadi ia terus menangis terisak sambil berjalan kaki menyusuri sepanjang jalan mencari keberadaan Jaemin, hingga sudah 4 jam lamanya ia mencari, Jaemin belum kunjung ketemu. Rasanya Renjun ingin menangis saja. Sangat bingung harus mencari Jaeminnya kemana lagi.
~~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [Jaemren]?
RomanceTerkadang kita tidak menyadari perasaan cinta yang ada dalam diri kita. Dan ketika seseorang yang kita anggap sebagai sebatas sahabat sudah menjadi milik oranglain, disitulah kita baru menyadari jika kita mempunyai perasaan kepadanya. Lalu jika dia...
friendzone 07
Mulai dari awal