抖阴社区

03. NANA

76 16 3
                                        

! Perhatikan tahun dan lokasi !
.
.
.

Happy reading, thank you.
.
.
.

---- Bandung,  2023

* flashback *

Aku segara meraih handphone setelah notifikasi favorite-ku yang padam hampir beberapa minggu ini dia tidak ada kabar kini kembali berbunyi.

Aku segara meraih handphone setelah notifikasi favorite-ku yang padam hampir beberapa minggu ini dia tidak ada kabar kini kembali berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Abaikan tanggal dan bulan

Senyum merekah begitu saja ketika melihat bahwa itu memang dia. Dia yang aku sayangi selama setahun ini meski komunikasi kita kian memburuk sekarang yang mungkin karena dia sibuk. Karena aku tau hidupnya bukan hanya tentangku.

Pikiran negatif yang beberapa minggu ini muncul karena tak ada kabar darinya tiba-tiba sirna begitu saja karena seutas kata pada ponselku, dia memanggilku dengan nama panggilan yang orang lain tidak akan pernah memanggilku dengan sebutan itu.

"Nana ya? Lucunya," selalu menjadi nama panggilan kesukaanku mulai dari setahun yang lalu, yang di ambil dari namaku, Nayanika.

Begitupun dengan Abima, aku panggil dia dengan Dopamine yang artinya hormon kebahagiaan, karena hidupku mulai lagi berwarna karena ada dia.

Aku buka dengan segara aplikasi berwarna hijau itu.

Akhirnya setelah beberapa minggu tidak ada kabar dia kembali lagi, meski tanpa kata maaf telah meninggalkanku dengan bumbu rasa khawatir serta kesepian dalam suatu waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya setelah beberapa minggu tidak ada kabar dia kembali lagi, meski tanpa kata maaf telah meninggalkanku dengan bumbu rasa khawatir serta kesepian dalam suatu waktu. Tapi tidak apa, aku sudah mulai terbiasa dengan kesibukannya meski aku tidak tau sebenernya dia sibuk apa.

"So sibuk banget ya manusia di Jogja ini, presiden kah?" tanyaku pada dinding berwarna ungu di kamar tidurku.

Aku mencoba mengalir seperti biasanya dalam percakapan kami setelah beberapa minggu dia menghilang. Terlihat biasa saja tapi sebenarnya sedikit sesak di hati dengan perlakuan seperti ini, dia selalu menghilang tanpa kabar lalu kembali tanpa kata maaf atau bahkan menjelaskan apa kesibukannya akhir-akhir ini.

Ingin sekali aku memarahinya yang tanpa kabar itu, namun kita masih belum juga memiliki status hingga saat ini. Kata Ocha itu namanya HTS; hubungan tanpa status jadi wajar jika dia berbuat semau dia karena kita hanya sebatas teman, tidak lebih.

Iyakan Abima? Kita tidak pernah lebih dari sebatas teman karena kamu tidak pernah menginginkanku.

"Apa Abima tidak pernah mencintaiku ya? Makanya gamau di ajak jadian."

Persetan dengan pikiranku itu, jariku kini mengetik dengan lancar ketika Abima sudah menyapa kembali dan senyumku kembali merekah saat membaca apa yang ia ceritakan.

"Ah senang sekali dia kembali kepadaku," tidak peduli berapa kali dia meninggalkanku tenggelam dalam kesepian.

Aku tidak bisa menolaknya, karena dia orang yang aku cintai.

-- Tapi, kemana saja selama ini kamu Abima?

.

.
T B C
.
.

-- Milev, Agustus 2024 --

Dopamine (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang