"Bener, Ar. Aku bahkan ga pernah ketemu sama Bara. Dan yang dibilang aku main sama Alden? Aku aja ga tau Alden itu siapa," balas Cessa dengan cepat. Benar apa yang ia duga bahwa Argan pasti akan menanyakan hal ini. Sebisa mungkin ia menyembunyikan wajah paniknya.
Argan mengangguk paham. Menurutnya, Cessa tak akan melakukan hal kotor seperti itu. Apalagi yang Argan tahu Cessa adalah siswi berprestasi yang pastinya berpikir-pikir jika bertindak.
"Kamu percaya kan? Aku ga akan mungkin lakuin itu. Kaya yang aku tahu kalian berdua musuhan, pasti dia berusaha ngejatuhin kamu ataupun orang terdekat kamu," ungkap Cessa. Dalam hati ia bernapas lega karena Argan percaya.
Argan berdehem. "Gue percaya, emang tu anak suka nyari gara-gara. Kalo lo diapa-apain sama Bara, bilang sama gue," ujar Argan.
Cessa tersenyum lalu mengangguk cepat. "Pasti, makasi udah percaya sama aku. Eum, ada yang mau kamu tanyain lagi sebelum aku balik ke kelas?"
Argan menjawab dengan gelengan dan ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Yaudah aku pergi dulu. Kamu jangan lama-lama di sini, bentar lagi bel masuk." Cessa pun membalikkan badannya dan segera pergi meninggalkan Argan.
Sebelum Cessa benar-benar menghilang, Argan beralih menatap punggung gadis itu yang perlahan menghilang dari pandangannya.
Terasa aneh.
***
Jam istirahat kedua baru saja berbunyi, ada yang memutuskan untuk tidur karena jam-jam segini paling enak tidur setelah menghadapi pelajarin tadi. Selain tidur ada siswa yang memilih ke kantin dan bermain ke luar kelas.
Namun, berbeda dengan ketiga gadis ini yang melakukan aktivitas yang berbeda-beda. Jessica, gadis belasteran itu terlihat fokus pandangannya pada buku di depannya sambil menulis angka-angka yang siapapun melihatnya pasti akan mual apalagi bagi yang tidak menyukai pelajaran itu, ya matematika.
Sedangkan Nala sibuk dengan ponselnya, jika dilihat gadis itu sibuk check-in barang-barang di aplikasi belanja online nya.
Beralih pada gadis selanjutnya, yakni Zheta si pemeran utama. Tidak ada yang bisa gadis itu lakukan selain tidur. Tidakkah ia berniat membuat cerita ini lebih berjalan? Bukankah seru jika Zheta tiba-tiba bangun dan pargoy di depan kelasnya? Hehe, bercanda teman.
Nala menoleh saat mendapati seseorang di depan kelasnya. Ia segera tahu siapa orang itu. Sedikit interaksi dengan laki-laki itu, akhirnya ia tahu siapa yang laki-laki itu cari.
Nala berbalik badan menghadap Zheta yang sedang tertidur. Ia menepuk bahu Zheta pelan beberapa kali.
"Zhe, Zheta..." panggil Nala sedikit menggoyangkan tubuh Zheta.
Zheta melenguh dan membuka matanya perlahan, padahal sudah nyenyak sekali tidurnya, dan sempat memimpikan oppa tercintanya, malah dibangunkan Nala.
"Eum.. Kenapa?" tanya Zheta tanpa minat.
"Bara nyariin lo di depan tuh, bangun," ujar Nala.
Bara? Zheta berdecak. Malas sekali, lebih baik ia tidur.
"Suruh balik ke kelasnya aja, gue ngantuk." Ingin kembali tidur, Nala kembali menghalanginya."Gue ga mau ya, orang dia nyari lo, lo juga dong yang harus nyuruh dia pergi. Cepet Zhe," suruh Nala.
Zheta mendengus, dan sedikit merengek kesal. Dengan kekesalannya ia bangun dari duduknya. Sedikit merapikan rambutnya agar tidak terlalu berantakan, setelah itu ia langsung menemui Bara yang katanya menunggunya di depan kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Zheta
Teen Fiction"MUKA GUE KENAPA BERUBAH GINI?!!" "Gak mungkin! Gak! Ini mustahil!" "Gak mungkin gue transmigrasi!" Menceritakan tentang seorang gadis SMA bernama Zela yang bertransmigrasi ke tubuh gadis novel yang ia baca bernama Zheta. Novel tersebut menceritak...
17. I Love U
Mulai dari awal