senyum lebar terpancar diwajah simetris jendra, ketika ia melihat sesosok bayi yang menangis disamping karina itu adalah anak pertamanya.
karina yang tampak lemas sehabis melahirkan pun ikut tersenyum menengok suaminya yang meneteskan air mata sambil terus mengecup keningnya.
"terimakasih, sayang"
karina mengangguk sambil mengusap lembut genggaman tangan jendra yang tidak lepas darinya "anak kita laki-laki" ucapnya.
"pasti mirip aku kan?"
"kalau mirip yang lain nanti kamu marah"
"hey, emang kamu seks sama yang lain?"
"ngga lah, awas aja kalau kamu sama yang lain!"
"ngga janji"
"mas jendra!" tegur ibu yang ikut menimbrung.
jendra tertawa sekaligus mengerutkan wajahnya ketika karina masih bisa mencubit ia dalam keadaan lemas, yang membuat dirinya harus merengek kesakitan.
"selamat ya mas, akhirnya resmi dipanggil papa"
"terimakasih bu, ini juga berkat karina"
"iya jadi tolong dijaga anak ibu"
"pasti bu!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
7 years later..
"bener-bener mirip papa"
"kan aku anaknya papa"
"berarti bukan anak mama juga? mulai besok mama gamau bantu pakaikan seragam lagi"
"iya-iya jangan marah, aku bercanda"
deva pun berpamitan dengan karina yang telah menyelesaikan persiapan dirinya untuk pergi ke sekolah, setelah itu ia menghampiri jendra yang sudah menunggu sambil memanasi mobil yang akan mengantarnya pergi ke sekolah.
"sudah siap anak papa?"
"udah pah!"
"jangan nakal di sekolah ya deva!"
"iya mah.."
"yasudah aku dan deva pamit dulu ya sayang"
"hati-hati mas"
jendra pun mengecup kening serta bibir istrinya untuk pergi mengantar deva dan tentunya setelah itu ia harus pergi bekerja juga.
karina melambaikan tangannya ketika sudah mendengar bunyi klakson mobil yang isinya adalah dua pria kesayangannya.
...
"gimana rin? udah izin sama suami mu?"
karina hanya menghembuskan nafasnya ketika membaca pesan terbaru dari jenia, setelah bertahun-tahun tidak berkomunikasi, akhirnya mbaknya itu mulai menghubunginya lagi.