Jamuan makan berikutnya adalah kesempatan sempurna. Lavinia diam-diam mendekati salah satu tamu yang berpengaruh, seorang bangsawan yang dikenal sebagai Lord Farnsworth. Ia tahu bahwa Farnsworth adalah investor utama dalam beberapa usaha Alistair, dan ia juga tahu bahwa Alistair menyembunyikan beberapa masalah keuangan darinya.
Lavinia mendekati Lord Farnsworth dengan senyuman anggun, dan setelah beberapa percakapan ringan, ia mulai menanamkan keraguan di benak pria tua itu.
“Saya dengar Duke Alistair berencana memperluas usahanya di luar negeri,” ujar Lavinia dengan suara rendah, seolah-olah berbagi rahasia. “Tapi saya tak yakin ia memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukannya. Dia tampak sangat stres belakangan ini.”
Mata Lord Farnsworth menyipit. “Benarkah? Saya tidak mendengar apa pun tentang rencana itu.”
Lavinia tersenyum kecil. “Mungkin karena Duke mencoba menutupinya. Tapi aku bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.”
Percakapan itu singkat, namun Lavinia tahu bahwa ia telah menabur benih keraguan. Langkah kecil ini mungkin tampak tak berarti, tetapi jika Farnsworth mulai mempertanyakan Alistair, itu bisa membuka jalan untuk rencana Lavinia yang lebih besar.
Ia tahu jalannya masih panjang dan penuh bahaya. Tetapi satu hal yang pasti, Lavinia Everleigh tidak akan menyerah begitu saja. Dunia bangsawan mungkin keras, tetapi Lavinia punya satu hal yang tak dimiliki siapa pun di manor ini: semangat kebebasan yang tak bisa diambil dari dirinya.
...
Di dalam ruang makan yang megah, percakapan antara para bangsawan berlangsung dengan tenang, penuh etika dan tatakrama yang kaku. Duke Alistair duduk di ujung meja dengan penuh wibawa, sesekali mengangguk mendengarkan para tamu yang berbicara tentang urusan politik dan bisnis.
Lavinia duduk di sampingnya, memperhatikan setiap detail dengan cermat, meski hatinya terus berdebar dengan rencana yang tengah ia susun.
Tiba-tiba, Lord Farnsworth, seorang pria tua dengan rambut memutih namun masih memiliki wibawa, mengalihkan topik pembicaraan pada ekspansi bisnis keluarga Ravenswood. "Duke Alistair, saya mendengar kabar bahwa Anda berencana memperluas usaha Ravenswood ke luar negeri, mungkin ke koloni-koloni Inggris?"
Alistair mengangguk dengan penuh percaya diri, tatapan tajamnya mengarah ke Lord Farnsworth. "Memang benar. Saya sedang mempertimbangkan beberapa peluang di wilayah Timur Tengah. Ada banyak sumber daya yang bisa kita manfaatkan di sana. Lagipula, ekspansi itu sudah lama dinanti."
Lord Farnsworth mengangkat alis, terlihat tertarik namun juga sedikit waspada. "Tentu itu merupakan langkah besar, Duke. Apakah Ravenswood memiliki cukup sumber daya untuk menjalankan proyek sebesar itu?"
Lavinia, yang sejak tadi diam, melihat ini sebagai kesempatan. Ia menyela percakapan dengan suara lembut namun tegas, "Suami saya memiliki banyak rencana yang ambisius, Lord Farnsworth. Tentu saja, ekspansi ke luar negeri tidak pernah mudah, terutama jika menyangkut wilayah yang belum sepenuhnya stabil."
Alistair menoleh ke arah Lavinia, matanya menyipit sejenak seolah mempertanyakan maksud dari komentar istrinya. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Duchess," ujarnya datar. "Semua sudah direncanakan dengan baik."
Lavinia tersenyum tipis, berusaha menjaga kesan seolah-olah ia hanya seorang istri yang khawatir. "Tentu, Alistair. Hanya saja, saya tahu Anda sudah sangat sibuk dengan urusan di dalam negeri. Saya tidak ingin Anda terbebani terlalu banyak."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess's Deception (END)
RomanceSaat Lavinia terbangun, perasaan aneh menyelimuti dirinya. Tubuhnya terasa berbeda, dan lingkungan di sekitarnya terasa asing. Dia membuka matanya dan melihat ruangan dengan perabotan mewah, penuh dengan dekorasi antik. Kepala Lavinia terasa berat...
12. A Life is My Own
Mulai dari awal