Bukannya masuk ke dalam kostannya setelah Geovano pergi? Ia malah memutuskan untuk memanggil seseorang untuk menjemput dirinya.
Setelah menunggu beberapa menit, orang yang ditunggunya pun datang tepat di depan kostan miliknya. "Daritadi kan aku menelepon dirimu. Kenapa tidak di angkat sih?" Protesan yang diberikan oleh orang itu, seraya memberikan sebuah helmet miliknya kepada dirinya.
"Ya ampun, Inesya! Aku tidak sempat balas pesan yang kau berikan. Tadi aku sedang bersama dengan Geovano. Kau tau sendiri dia itu seperti apa." Jawaban yang langsung ia berikan kepada teman wanitanya yang berasal dari Indonesia-Bandung ini. Setelahnya, ia langsung memakai helmet pemberian temannya, dan naik di belakang motor milik temannya.
"Pegangan ya! Aku tidak mau menangung resiko kalau kau terjatuh!" Peringatan yang langsung diberikan oleh temannya, sebelum dia menjalankan motornya pergi dari kostannya saat ini. Dan ya! Ia hanya bisa menuruti perkataan temannya yang lebih besar dari dirinya ini. Temannya ini besar, dan cerewetnya minta ampun.
Di sepanjang jalan, mereka berdua terus mengobrol ria dengan cara berteriak. Karena kalau tidak berteriak? Suara mereka akan kalah dengan ributnya angin malam. Mengingat mereka yang berangkat Jam 12 malam ke suatu tempat yang bisa terbilang sering mereka kunjungi. Jalanan di Jakarta sudah lumayan sepi. Takut sih, tapi mau gimana lagi. Kalau tidak seperti ini, mereka tidak akan mendapatkan uang.
Sampai di salah satu tempat yang sering di kunjungi manusia ketika malam hari, mereka berdua pun langsung masuk melalui pintu karyawan. Mengganti pakaiannya menjadi pakaian yang seksi dan terbuka. Memoles wajahnya dengan sentuhan make up yang tidak terlalu tebal dan menor. Setelahnya, mereka langsung pergi keluar untuk menyambut tamu.
Detingan musik dari sang Dj, yang menjadi penghantar mereka ketika masuk ke dalam ruangan. Bukan hanya itu, bau alkohol juga telah menyeruak masuk ke dalam indra penciuman mereka. Serta banyaknya lautan orang di pencahayaan yang begitu minim, membuat netranya langsung terus menelusuri sekitar. Pencahayaan yang sangat minim juga membuat dirinya sangat susah dalam mencari seseorang, yang mungkin sudah menunggu dirinya sedari tadi.
Sampai akhirnya ia teringat kalau orang yang di cari ini mungkin sudah berada di dalam sebuah room. Langsung saja bergegas ke room yang biasa orang itu kunjungi. Berjalan melewati orang yang sedang mabuk, bercumbu, atau melakukan hal lainnya yang mereka bisa lakukan.
Sampai akhirnya ia tiba di depan room yang ia cari. Membuka pintu itu dengan segera tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Karena percuma saja dirinya ini mengetuk pintu. Ruangan yang ada di dalam itu kedap suara.
Sampai di dalam, ia dapat melihat seorang pria yang umurnya tidak bisa di katakan muda, namun ketampanan pria itu tidak pernah luntur. Ia sempat berfikir. Apakah pria yang ada di hadapannya ini seorang vampir? Pria itu tengah merokok, dengan salah satu tangannya, dan tangan yang lainnya memegang gelas berisikan alkohol.
Dan senyumannya langsung terpatri diwajahnya begitu melihat wajah tampan pria ini. Ia juga langsung mengambil duduk tepat di sebelah pria, setelah sang pria ini memberikan syarat kepada dirinya untuk duduk di sampingnya. "Hai, daddy." Sapaan yang langsung ia berikan, yang saat ini dirinya sudah menyenderkan kepalanya di dada bidang pria itu.
"Hai, baby. Kenapa baru datang heum?" Pertanyaan yang langsung pria itu berikan, meminta penjelasan akan keterlambatannya hari ini. "Aku habis kerja, daddy. Alasan apa lagi yang kau pakai kali ini kepada istrimu dirumah?" Jawaban yang langsung ia berikan, lalu bertanya kembali kepada pria itu.
Ia sudah sangat tau pasti kalau misalkan tingkahnya saat ini tuh salah. Ia tau kalau pria yang saat ini tengah berasa di sampingnya tuh sudah memiliki istri, bahkan sudah memiliki anak. Tapi mau bagaimana lagi? Ia harus profesional kepada para customernya. Sebagai pekerja, ia harus memberikan servis terbaik kepada para pelanggannya yang telah memakai jasanya dia.
"Lembur. Emangnya ada alasan apalagi yang bisa aku pakai selain lembur, meeting keluar kota, atau bahkan keluar negeri karena masalah pekerjaan dan urusan kantorku?" Balasan yang selalu pria ini berikan, jika ditanya mengenai hal ini.
Tangan pria itu tidak ada hentinya meraba tubuh milik mungil miliknya. Membuat netranya sedikit meremang karena sentuhan pria itu. "Kau ingin langsung bermain di sini, sewa kamar di sini, atau main di hotel?" Tanya pria itu, memberikan sebuah pilihan kepada dirinya. Atau selalu memberikan dirinya sebuah pilihan.
"Kamar sini saja. Kalau di hotel akan meninggalkan jejak. Kau tau? Aku tidak ingin ketahuan istrimu." Jawaban yang selalu ia berikan. Dirinya ini gak mau main kotor yang menbahayakan dirinya sendiri. Apalagi kalau sampai ketahuan.
Pria yang ada disampingnya ini langsung menganggukkan kepalanya mengerti. Ia langsung memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar untuk mereka berdua.
"Daddy. Sebelum itu, pastikan dulu bayarannya. Aku tidak mau kau langsung pergi seperti terakhir kali." Peringatan yang langsung ia berikan. Ingatannya juga langsung tertujunpada kejadian yang telah ia lalui kemarin.
"Tentu saja. Terakhir kali karena aku lupa plus terburu-buru karena istriku yang menelepon diriku. Tapi tetap saja kan, aku tetap mentransfer uangnya ke rekening kamu, bukan?" Ujar Pria itu.
"Tentu saja. Tapi aku tidak ingin di transfer. Aku tidak ingin meninggalkan jejak yang nantinya akan membuat istrimu curiga. Jadi, siapkan aku uang cash, kalau kau mau diriku." Ujarnya, yang tiada lelahnya memberikan peringatan seperti ini kepada setiap pelanggan yang ingin memakai jasanya.
Sedangkan pria ini langsung menghela nafanya kasar begitu mendengarnya. Tapi tangannya langsung mengambil segepok uang yang ada di saku jasnya, lalu memberikan uang itu kepada wanita yang lebih muda darinya ini.
Sedangkan dirinya langsung tersenyum senang begitu melihatnya. Dengan senang hati dia mengambil uang yang di berikan pria itu. Membuka amplop berisi uang itu, lalu menghitung berapa banyak uang yang diberikannya. "Daddy, bukan kah ini sangat banyak?" Pertanyaan yang langsung ia berikan karena sedikit terkejut dengan uang pemberian pria itu.
50 juta bukan lah uang yang sedikit. Biasanya, harga untuk wanita yang bekerja seperti ini tuh 10 juta. Bahkan ada yang di bawah itu. Maka dari itu ia sedikit terkejut ketika melihat nominal uang 10 juta yang ada 5.
"Anggap saja sebagai hadiah karena kau selalu memberikan servis terbaik untuk diriku." Ucap pria itu. "Plus ini sebagai terakhir kalinya kita bertemu, sebelum aku pergi ke luar negeri karena urusan bisnis." Sambungnya.
"Daddy mau pergi kemana? Apakah lama?" Tanyanya lagi, yang sedikit tidak rela sumber uangnya pergi. "Paling lama satu minggu." Jawab pria itu.
"Heum. Lama sekali." Seruan yang langsung ia berikan, di iringi dengusan kesal. Ia langsung menyimpan uang itu di tas kecil yang ia bawa. Dan pria ini langsung menyahuti dirinya juga. "Heum. Lama bukan? Maka dari itu aku memberikan uang sebanyak itu sebagai perpisahan sebelum aku pergi ke luar negeri." Balas pria itu.
Baru saja ia ingin membalas ucapan pria itu, seorang pelayan masuk ke dalam ruangannya. "Tuan, kamar yang anda pesan sudah ada. Apakah Tuan mau langsung ke sana? Atau ada hal lain yang Tuan inginkan?" Tanya pelayan yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.
"Langsung saja. Kau boleh kembali bekerja, dan ini uang tip-mu." Ucap pria itu, seraya mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan.
Setelahnya, mereka berdua pun langsung beranjak dari duduknya, dan langsung pergi dari ruangan itu, menuju kamar yang telah pria itu pesan. Melewati beberapa orang mabuk, orang yang sedang berciuman, bercumbu, bahkan ada yang having sex.
Setelah melewati dengan susah payah, ia dan pria itu sampai di dalam kamar yang telah pria itu pesan. Ia langsung menaruh tasnya di atas sofa, sebelum tubuhnya di lempar oleh pria itu. Sang pria yang langsung mengunci pintu, sebelum akhirnya mengungkung tubuhnya yang sangat kecil di pria itu.
"Daddy. Jangan bermain kasar."

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRULY OF ME - MARKRINA
FanfictionCERITA INI KHUSUS MARKRINA (MARK X KARINA) SHIPPER! APABILA KALIAN GAK SUKA SAMA SHIPPER INI? TIDAK DI ANJURKAN UNTUK MEMBACA CERITA INI. TAPI, APABILA KALIAN MASIH KEKEH UNTUK BACA? DILARANG UNTUK BERKOMENTAR NEGATIF KEPADA PARA TOKOH YANG BERADA D...