抖阴社区

CHAPTER 20 : TANAH YANG SUBUR

167 19 5
                                        

Waktu menjelang malam. Sesampainya dirumah sakit, Eka pergi menuju kamar pasien, tempat dimana Eki dirawat.

"Assalamu'alaikum."

Eh Eka, kenapa udah magrib baru dateng? Kan sekolah pulang jam setengah 2." Ujar Nenek.

"Maaf nek, tadi ketiduran pas pulang sekolah." Jawab Eka sembari mencium punggung tangan neneknya.

"Nyamm." Eki sedang memakan nasi padang dengan lahap.

"Cih, kamu ini. Lagian kamu 7 sendok pedes aja sampe masuk rumah sakit."

"Sinis amat jadi abang, lagian si Ying pake sendok sayur, makanya pedesnya banget."

Eka mengendus, hanya geleng-geleng kepala mendengar fakta wadidaw terkejutnyaaa itu. Kemudian, Eki menyadari sesuatu. "Dian mana? Dia ga bareng abang?"

"Eh? Kirain dianterin sama Surya, Atau mungkin dia gajadi?"

"Yaelah abang mah."

"Ya masih ada hari esok lah Ki." Kemudian Eka duduk disofa sebelah kakek.

Eki memasang wajah cemberut sembari menatap sebungkus nasi padang dipangkuannya. "Kok perasaanku ga enak ya?" Batinnya.

...

Dian terbangun dari tidurnya di ruang peralatan olahraga. Ia tidak ingat kenapa dia ada di sana, yang dia ingat adalah seharusnya dia pergi kerumah sakit untuk menemani Eki.

"Ah!" Ia mendapati seluruh tubuhnya terasa sakit, terutama perut dan punggungnya yang seperti habis dipukul sesuatu.

Bunga matahari yang ia peluk, betapa terkejutnya dirinya melihat keadaan 3 bunga matahari itu tampak hancur.

"Kenapa bungamataharinya ada disini?" Hatinya menjadi sedih, tapi bukan waktunya menangis. Dian segera bangkit dan hendak keluar dari ruangan itu, namun pintu tak kunjung terbuka.

"Eh? Kok ga bisa kebuka?" Dian terus mendorong pintu, namun nampaknya ada sesuatu yang menghalangi.

"Tolong! Tolong buka pintunya! Aku kejebak!" Dian berteriak meminta tolong, namun sepertinya tidak ada siapapun disana.

...

Hari mulai menjelang malam, Dian menangis dalam diam, hanya kegelapan disekitarnya, ia tak tau harus bagaimana.

"Aku mau pulang... Aku lapar..."

Tak lama, terdengar suara langkah kaki dari luar, memberi Dian sedikit harapan. Kemudian Dian segera berdiri dan berteriak meminta pertolongan. "Halo? Ada orang disana?"

"Eh? Siapa itu didalam?" Kedengarannya adalah suara perempuan remaja.

"Em, aku Dian, dari kelas 10A."

"Hah? Dian? Ini aku, Yaya."

"Yaya!?" Betapa terkejutnya Dian, ia ingat bahwa Yaya itu diduga menghilang ketika diculik bersama Alin, dan dia sekarang berada disekolah. Apa itu benar-benar dia?

"Sebentar ya, aku singkirin meja-meja yang ngehalangin."

Yaya kemudian mendorong 3 meja yang ditumpuk itu. Akhirnya pintu terbuka, Dian segera keluar dari ruang peralatan, dan melihat didepannya adalah Yaya sigadis berkerudung merah muda, itu benar-benar dia.

"Yaya?"

Yaya tersenyum dan menyapa Dian. Dian segera mendekat pada Yaya dan langsung memeluknya. "Yayaaaaaaaaaa! Kamu kemana ajaa?" Dian merasa bahagia melihat temannya yang hilang telah kembali.

"Aduh Dian, bukan muhrim loh." Ujar Yaya yang merasa sesak ketika dipeluk, Dian segera melepas pelukannya dan menangis bahagia.

"Ah maaf lupa. Kamu ga kenapa-kenapa kan, Ya? Gimana keadaan kamu? Kok kamu bisa selamat? Mereka ga apa-apain kamu kan?"

ASKAR SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang