抖阴社区

Part 17

622 96 10
                                        



































































































Seorang gadis berdiri di ambang pintu dengan raut kecewa dan pelupuk mata yang siap meluncurkan air matanya jika ia berkedip.

Mereka seketika menghentikan nyanyiannya dan mematikan musiknya.

"Muthe" Lirih Eli memandang sepupunya itu dengan rindu.

Muthe berjalan dengan gontai di iringi air mata yang mengalir di setiap langkah ia mendekati Eli, teman-teman yang lain memberi ruang untuk mereka berdua.

"Emm Mut.."

Ucapan Gita terhenti ketika gadis yang di panggil Muthe itu mengangkat tangannya tak ingin mendengar penjelasan dari Gita.

"Lu pikir gue bisa tenang di Negri orang setelah dapat kabar tentang kondisi lu?"

"Kenapa gue orang terakhir yang tau kondisi lu, sampai sekarang lu duduk di kursi roda gue baru tau!" Eli dapat merasakan amarah yang di rasakan Muthe saat ini.

Eli tersenyum manis pada Muthe.

"Maaf.. gue ga mau bikin lu kepikiran" Lirih Eli.

"Lu jahat tau ga! justru gue akan terus kepiran! gimana bisa gue menempuh pendidikan gue dengan tenang di saat lu dalam kondisi kaya gini! kenapa! KENAPA LU GA KASIH TAU GUE DARI AWAL! LU ANGGAP GUE APA SIH!" Kekesalan Muthe sudah pada puncaknya.

Gita memeluk Muthe dari belakang untuk menenangkan nya.

"KITA UDAH KEHILANGAN DEY! DAN SEKARANG APA? KONDISI LU KAYA GINI AJA GUE GA TAU? GUE MERASA JADI SEPUPU DAN SAHABAT PALING PAYAH DI DUNIA INI TAU GA!"

Eli hanya menunduk, ia tak tau harus berkata apa pada Muthe karena ia hanya tak ingin sahabat nya itu terganggu untuk mengejar mimpinya.

"Lepasin gue Gita" Datarnya, Gita perlahan melepas pelukannya pada Muthe.

Muthe berjalan lebih dekat dengan Eli, tak peduli air mata yang sudah membasahi pipinya itu, ia berdiri dengan lututnya.

Kedua tangannya terangkat mengelus kaki Eli yang lemas tak berdaya.

"Hikss..hiks.. sepupu gue yang jago dance ini kini kehilangan kakinya..hikss"

"Ini pasti mimpi buruk buat lu kan"

Eli memandang Muthe dengan air mata yang sama mengalirnya.

"Dan sekarang apa?"

Kedua tangan Muthe menyentuh kedua tangan Eli yang hanya diam saja, tak ada rentangan tangan yang selalu di lakukannya untuk menyambutnya pulang ke pelukannya.

"Lu ga mau rengatangin tangan buat nyambut pelukan gue?" Eli tak mampu menyjawab apapun.

"Kalo gitu biar gue yang rentangin tangan buat peluk Lu" Muthe kembali berdiri dan memeluk Eli dengan erat, dan Eli sudah menumpahkan tangisnya di pelukan Muthe.

"Hiks...hikss.. maaf..." Bisik Eli di sela pelukan mereka.

Teman-teman Eli ikut menangis melihat pemandangan di depan mereka yang mengharukan dari persahabatan yang sejati.

"Gue yang minta maaf karena baru tau, gue sadar gue terlalu egois sampai ninggalin kalian di sini sedang gue pergi dari Negara dimana sahabat-sahabat gue berada"

Eli menggeleng pelan.

"Kejar mimpi kamu.. apapun yang terjadi, jangan jadikan kami halangan untuk kamu mengejar mimpi"

The End? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang