Seorang gadis dengan seragam sekolah khas Aoba Johsai memasuki ruang kelasnya sehabis upacara penerimaan murid baru berlangsung. Ia masuk terlebih dahulu karena sudah selesai berjalan-jalan dan sudah cukup mengenal beberapa nama guru.
Di dalam kelasnya, tepatnya kelas 1-1 ternyata tak begitu banyak murid yang berada di sana. Pastinya mereka masih sibuk memilih klub sekolah. "Aku harus memilih klub apa ya?" Batin Remi sambil melihat ke arah jendela.
"Aku tak mau masuk klub apa pun." Ucapnya, disaat dua orang siswa yang sedang mengobrol melewati kelasnya. Satu siswa yang sempat samar-samar mendengar ucapan itu, tiba-tiba berhenti berjalan lalu menoleh kebelakang.
"Apa yang kau tunggu? Kita tak punya waktu untuk bersantai-santai, boge!" Ujar satu siswa yang menyadari temannya tertinggal, ia cukup galak pada temannya itu.
"Ah, tidak-tidak. Aku hanya mendengar suara seseorang." Jawab nya lalu berlari kecil untuk menyamai langkah dengan temannya, ia yang cengegesan membuat temannya kesal.
Remi sendiri sibuk memikirkan sesuatu, entah apa itu. Aktivitas di sekolah nya pun berlangsung dengan normal setelah hari pertama nya, yah...sangat normal.
••••••
"Wajib masuk klub!?""Ya, ini sudah lewat dua bulan. Tapi kau sama sekali belum memilih klub yang kau inginkan. Pihak sekolah tak bisa membiarkan hal itu, Otoshiro. Kau satu-satu nya murid yang belum memilih klub." Ujar wakil kepala sekolah dengan wajah serius yang malah membuat Remi tertohok.
"Tapi pak wakil kepala sekolah, saya tak memiliki niat untuk masuk klub apapun." Jawab Remi dengan jujur, membuat pak wakil kepala sekolah menghela napas.
"Aku tahu kau tidak berani bergabung dengan klub apapun karena masa lalu mu dulu, tapi kau harus bisa melupakan masa lalu itu dan mencoba untuk beradaptasi. Ini juga alasan mengapa ayah mu meminta ku memasukkan mu ke sini. Tolong mengertilah, Otoshiro." Jelas pak wakil kepala sekolah, tampaknya Remi mempertimbangkan perkataan itu.
Melihat hal itu pak wakil kepala sekolah pun melanjutkan perkataan, "aku akan meminta pelatih Irihata untuk menjadikan mu manajer sementara. Tim bola voli putra tak memiliki manajer sedangkan klub lain seperti nya tak membutuhkan manajer, lagian tugas seorang manajer tidak begitu banyak."
Pak wakil kepala sekolah membuang muka dengan satu titik keringat yang jatuh karena Remi berekspresi seperti mengatakan, "memangnya begitu?" Remi tahu menjadi manajer pasti tidak akan semudah itu. Tapi ini lebih baik daripada harus melakukan kegiatan klub. Eh? Menjadi manajer termasuk kegiatan klub juga kan? Entahlah, Remi tak peduli. Lagian ia menjadi manajer hanya untuk sementara.
Remi membungkuk lalu pamit dan meninggalkan ruangan wakil kepala sekolah. "Anda sengaja ya, pak? Kalau dia betah menjadi manajer, tentunya itu bukan sementara lagi." Ujar guru yang sedari tadi menemani Remi menghadap pak wakil kepala sekolah.
"Mau bagaimana lagi, kita harus menemukan cara untuk membuatnya lebih aktif. Dia itu murid yang mempunyai potensi besar." Jawab pak wakil kepala sekolah dengan wajah serius.
•••••
"Senang bertemu dengan anda, perkenalkan nama saya Otoshiro Remi." Remi membungkuk untuk memberi salam pada pelatih Irihata Nobuteru dan pelatih Mizoguchi Sadayuki."Ah, kau murid yang dibicarakan oleh pak wakil kepala sekolah yah? Kalau begitu, kapten!" Saat pelatih Irihata berteriak dan memanggil kapten tim voli putra tak ada yang menyahut. Pelatih Irihata mengerutkan alisnya, heran. "Dimana dia?"
"Ee...dia sedang ditahan oleh murid baru, seperti biasa, coach." Jawab salah satu murid yang diduga adalah salah satu pemain inti tim bola voli putra Aoba Johsai. Pelatih Irihata menghela napas sedangkan Remi kebingungan namun tak punya niat untuk bertanya, ia lebih fokus bersembunyi karena malas berinteraksi.

KAMU SEDANG MEMBACA
AOBA'S JOHSAI MANAGER
Teen Fiction??Oikawa Tooru Fan's story. Otoshiro Remi dijuluki sebagai seorang putri salju. Wajah cantiknya yang datar dan aura dinginnya membuat orang segan untuk mendekatinya, namun sebenarnya mereka tidak tahu bahwa sangat putri salju juga ingin bersosialisa...