抖阴社区

33. The Duchess's Tears

Mulai dari awal
                                    

Dan yang paling menyakitkan, Lavinia mengingat bagaimana ia perlahan jatuh cinta kepada Christopher. Cinta yang murni dan tulus, tetapi terpaksa harus ia tinggalkan ketika hidupnya diambil alih oleh Duke Alistair.

Ketika semua memori itu berakhir, Lavinia membuka matanya. Air mata mengalir tanpa ia sadari. Ia menatap Christopher, pria yang kini terlihat begitu akrab dan berarti baginya.

“Chris...” bisiknya, suaranya bergetar. “Aku ingat semuanya.”

Christopher memegang tangannya dengan lembut, tatapannya penuh kasih. “Aku tahu ini sulit, Lavinia. Tapi aku ada di sini. Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian lagi.”

Lavinia menundukkan kepalanya, mencoba mengendalikan emosi yang meluap-luap. “Semua yang terjadi... semua yang mereka lakukan kepadaku... aku tidak tahu harus bagaimana.”

“Kau tidak perlu tahu sekarang,” jawab Christopher, menggenggam tangannya erat. “Yang penting, kau mengingat semuanya sekarang. Dan aku akan selalu ada untukmu, untuk melindungimu dan anakmu. Aku berjanji, Lavinia.”

Dalam dekapan malam Desa Hargrove, Lavinia merasakan percikan harapan di tengah kehancuran hidupnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi untuk pertama kalinya, ia merasa tidak sendirian.

Lavinia masih berdiri di hadapan Christopher, tubuhnya bergetar hebat. Semua kenangan yang baru saja kembali membuat hatinya terhimpit rasa bersalah yang begitu dalam. Sebelum ia bisa berpikir panjang, tubuhnya bergerak sendiri, memeluk pria itu erat.

Tangannya melingkari punggung Christopher, kepalanya bersandar di dadanya yang hangat. Aroma familiar dari tubuh Christopher membuat hatinya terasa penuh, sekaligus hancur berkeping-keping.

Air mata membasahi wajahnya, namun Lavinia tidak bisa melepaskannya.

“Chris...” ia berbisik, suaranya patah. “Maafkan aku... maafkan aku...”

Christopher terkejut sejenak, tetapi perlahan tangannya membalas pelukan Lavinia. Ia menunduk, menghirup aroma rambut wanita yang selama ini memenuhi mimpinya. “Tidak perlu meminta maaf, Lavinia. Tidak ada yang perlu kau sesali.”

“Tapi aku... aku melupakanmu...” isak Lavinia di antara tangisnya. “Aku melupakan semuanya tentangmu... tentang kita. Aku... aku mengingat Alistair, tetapi aku tidak ingat dirimu. Bagaimana mungkin aku melakukan itu padamu? Bagaimana mungkin aku melupakan orang yang paling mencintaiku?”

Christopher menggeleng lembut, suaranya penuh ketenangan. “Lavinia, kau tidak melupakan siapa pun dengan sengaja. Itu bukan salahmu. Alistair dan mereka yang ada di sekitarnya, mereka mencuri ingatanmu. Kau adalah korban, bukan pelaku.”

“Tapi aku menyakitimu...” Lavinia menangis semakin keras. “Bagaimana rasanya bagimu? Bagaimana kau bisa bertahan melihatku bersama pria lain dengan aku yang hanya mengingat Alistair sebagai suamiku? Aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya itu untukmu...”

Christopher menangkup wajah Lavinia dengan kedua tangannya, menatap langsung ke dalam matanya. Tatapannya begitu lembut, penuh kasih, tanpa sedikit pun jejak kebencian atau kemarahan.

“Aku tidak peduli berapa lama kau melupakanku,” katanya lembut. “Yang penting adalah kau di sini sekarang. Aku tahu cinta itu ada, Lavinia. Dan aku tahu cinta itu nyata, karena aku merasakannya setiap kali aku melihatmu, mendengar suaramu, bahkan dalam diam sekalipun. Aku tidak butuh kau meminta maaf. Aku hanya butuh kau tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu, apapun yang terjadi.”

Lavinia terisak lebih keras, tubuhnya merosot lemah di pelukan Christopher. Pria itu memeluknya erat, membisikkan kata-kata menenangkan di telinganya hingga tangis Lavinia perlahan mereda.

The Duchess's Deception (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang