抖阴社区

39. Alistair's attention

Mulai dari awal
                                    

Senyuman Cassandra memudar. Tatapan kebenciannya kembali muncul, dan ia berkata dengan suara penuh racun, “Christopher tidak pantas untukmu, Lavinia. Dia hanyalah pion yang mudah dihancurkan. Kau akan melihatnya mati, dan aku akan tertawa saat kau hancur karena kehilangan dia.”

Amarah Lavinia mendidih. Lavinia tidak bisa menahan diri lagi. Dengan penuh emosi, ia melangkah maju dan mencekik Cassandra, tangan dinginnya menggenggam erat leher wanita itu. "kau wanita jahat!" seru Lavinia dengan suara tingginya. "Kau tidak akan menang, Cassandra. Kau tidak tahu seberapa jauh aku akan pergi untuk melindungi mereka yang aku cintai.”

Namun Cassandra tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Sebaliknya, ia malah tertawa keras. "Oh, Lavinia. Kau pasti putus asa, ya? Tapi percayalah, aku tidak akan membiarkan anakmu selamat. Aku akan memastikan kau kehilangan segalanya, termasuk Alistair."

Tiba-tiba Cassandra mencekik Lavinia balik, kuku-kukunya mencakar kulit halus di leher wanita itu. Dengan gerakan kasar, Cassandra menarik rambut Lavinia, membuatnya menjerit kesakitan. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku? Kau tidak lebih dari seorang gadis lemah yang berpura-pura kuat!" bentak Cassandra, suaranya penuh dengan kebencian.

Kata-kata kasar terus meluncur dari mulut Cassandra, sementara Lavinia berusaha melawan, meski tubuhnya terasa lemah setelah semua yang terjadi. Namun, sebelum situasi semakin memburuk, suara langkah sepatu berat menggema di ruangan.

Alistair berdiri di ambang pintu, tatapannya dingin seperti es yang mematikan. Matanya menelusuri ruangan, mendarat pada Cassandra yang mencengkeram rambut Lavinia. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan emosi, namun auranya memancarkan kekejaman yang mematikan.

"Apa yang sedang terjadi di sini?" tanyanya dengan suara rendah, namun mengandung ancaman yang jelas.

Lavinia menoleh ke arahnya, tidak ada rasa gentar di wajahnya. “Aku sedang berbicara dengan tamumu, Alistair,” katanya dengan nada penuh sindiran. “Atau lebih tepatnya, tamu yang sepertinya kau kenal jauh lebih baik daripada yang selama ini kau akui.”

Cassandra melepaskan cengkeramannya pada Lavinia dan berbalik menghadap Alistair. "Alistair," katanya dengan nada manis yang dipaksakan. "Aku hanya mencoba berbicara dengan Lavinia—"

"Diam," potong Alistair dengan dingin, langkahnya mendekat perlahan. "Aku tidak ingin mendengar kebohonganmu lagi, Cassandra."

Alistair memandangnya dengan tajam, namun tetap tidak menunjukkan reaksi apa pun. Sementara itu, Cassandra berkata lagi, suaranya berusaha terdengar manis. “Alistair, aku hanya—”

“Diam,” potong Alistair dengan dingin, tatapannya beralih ke Cassandra. “Aku tidak ingat memberimu izin untuk berbicara.”

Lavinia menatap mereka berdua, melihat bagaimana Cassandra terdiam di bawah tatapan tajam Alistair. Namun, ia tidak mundur. Dengan keberanian yang baru ditemukan, Lavinia berkata, “Jika kau ingin menghancurkan hidupku, Cassandra, kau harus mencoba lebih keras lagi. Karena aku tidak akan membiarkanmu atau siapa pun menyentuh orang-orang yang aku sayangi.”

Alistair mengalihkan pandangannya ke Lavinia, matanya yang gelap seperti jurang tanpa dasar. Namun, ia tetap diam, tidak mengomentari apa pun. Untuk pertama kalinya, Lavinia merasa dirinya memegang kendali.

Ketegangan di ruangan itu terasa seperti pisau tajam yang siap memotong kapan saja. Cassandra terdiam, tetapi matanya masih menyiratkan kebencian yang mendalam. Ia melirik ke arah Alistair, mencari celah untuk mendapatkan kembali keunggulan, tetapi tatapan pria itu yang dingin seperti es membuatnya membisu.

Lavinia, meski lelah dan masih merasakan sakit dari perlakuan Cassandra, tetap berdiri dengan tegak. Ia menatap langsung ke arah Cassandra, tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut. “Kau boleh mencoba menghancurkanku, Cassandra. Tapi ingat ini, aku tidak akan pernah tunduk pada permainan kotormu.”

Cassandra tertawa kecil, nada mengejek masih melekat di suaranya. “Kau boleh berkata begitu sekarang, Lavinia. Tapi waktu akan membuktikan segalanya. Kau tidak akan selamat dari ini.”

Alistair tiba-tiba memotong, suaranya penuh dengan ketegasan yang membuat suasana menjadi mencekam. “Kau cukup bermain, Cassandra. Aku sudah muak dengan kebohongan dan intrikmu. Kau tidak lagi memiliki tempat di sini, dan aku ingin kau keluar dari rumah ini sekarang.”

Cassandra terkejut, matanya membelalak penuh kemarahan. “Alistair, kau tidak serius, bukan? Kau akan membuangku begitu saja setelah semua yang kita lalui?”

Alistair tidak bergeming. Ia melangkah maju, mendekati Cassandra, hingga wanita itu terpaksa mundur selangkah. “Aku tidak punya alasan untuk mempertahankanmu di sini. Pergilah, sebelum aku kehilangan kesabaran.”

Lavinia mengamati semua itu dengan hati yang campur aduk. Ia tahu Alistair tidak berubah—semua ini bukan untuk dirinya, melainkan karena bayi yang ia kandung. Namun, ada kelegaan kecil melihat Cassandra akhirnya kehilangan kendali atas situasi.

Cassandra melangkah maju mendekati Lavinia, wanita itu berbisik padanya. “Jangan pikir ini sudah selesai, Lavinia. Aku akan kembali, dan saat itu kau tidak akan punya tempat untuk bersembunyi.”

Lavinia merasa darahnya mendidih, hingga akhirnya memutuskan untuk meninggalkan ruang tamu tanpa peduli Cassandra bersama Alistair yang masih berbicara dengan nada penuh kemunafikan.

Tanpa berkata apa-apa, ia bergegas menuju kamarnya, menutup pintu dengan keras. Ia duduk di tepi tempat tidur, memegangi perutnya yang semakin membesar. Pikirannya kacau, dihantui perasaan marah dan bingung. Mengapa Cassandra begitu kejam? Mengapa Alistair tampak seperti orang asing baginya?

Tak lama, suara langkah kaki terdengar mendekat. Lavinia sudah menebak siapa yang datang. Tatapan tajam Alistair menyusuri ruangan, mencari-cari keberadaan Lavinia. Begitu pria itu muncul di ambang pintu, Lavinia hanya menatapnya dengan ekspresi dingin. Namun, Alistair berkata sesuatu yang tidak pernah ia duga.

“Apakah kau dan bayi itu baik-baik saja?” tanya Alistair dengan suara yang rendah, namun ada ketulusan yang tak bisa Lavinia abaikan.

Lavinia terdiam, bingung dengan pertanyaan itu. Senyum kecut terukir di wajahnya, lalu dia berkata, “Untuk apa kau bertanya hal seperti itu, Alistair? Biasanya, kau bahkan tak peduli kalau aku sedang dalam keadaan buruk sekalipun.”

Alistair tak menjawab. Dia hanya melangkah mendekat, menatap Lavinia dengan mata yang penuh makna, namun tetap tidak menunjukkan emosi yang jelas. Dia perlahan mengulurkan tangan dan menyentuh perut Lavinia yang besar, merasakan kehidupan yang sedang berkembang di dalam sana.

Sentuhan itu membuat perasaan yang sulit dijelaskan muncul di dalam hati Lavinia. Ada kebingungan, ada perasaan aneh yang mulai tumbuh di dalam dirinya.

"Kenapa kau melakukannya?" Lavinia bertanya, suaranya terdengar terputus-putus. "Kenapa tiba-tiba peduli dengan aku dan anak ini? Selama ini kau tak pernah menunjukkan sedikit pun perhatian pada kami."

Alistair hanya menatapnya dengan tatapan tajam, namun kali ini ada sesuatu yang berbeda di matanya. “Aku… hanya ingin memastikan bahwa kalian berdua baik-baik saja,” jawabnya, suara itu terdengar serak, seolah ada sesuatu yang menahan perasaan sebenarnya.

Lavinia tahu, meskipun perubahan itu terlihat nyata, itu semua hanya karena anak yang sedang dikandungnya. Tak ada perubahan yang sebenarnya terjadi antara mereka berdua.

Hati Lavinia terasa berat saat menyadari kenyataan itu. Alistair, meskipun tampaknya peduli, tetap bukan pria yang ia kenal sebelumnya. Dia hanya terikat dengan bayi ini, bukan dirinya.

Lavinia menarik napas panjang, berusaha mengendalikan emosinya. “Aku baik-baik saja, Alistair. Aku hanya... merasa bingung dengan semuanya,” katanya dengan suara pelan, namun tegas. “Jangan kira ini membuatku lebih percaya padamu.”

Alistair tetap diam, hanya menatap Lavinia dengan tatapan kosong. Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa perasaan ini adalah sesuatu yang harus dipahami, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk Lavinia.

The Duchess's Deception (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang