"Aku pernah bersikap cuek dengan mu disaat kau berusaha mencoba medekatiku, tapi justru sekarang aku malah merindukan mu" -Azela-
***
Keesokan harinya, saat pulang sekolah aku sangat kesal kepada kedua adik ku. Pasalnya mereka menghilangkan uang untuk ongkos pulang, hingga membuat aku harus meminjam uang pada teman ku karena uangku pas-pasan, aku tak membawa uang lebih.
Kami memang pergi dan pulang sekolah naik angkutan umum, aku dan kedua adik ku satu sekolah. Sebenarnya mereka berdua sudah pulang lebih dahulu, tapi karena uang untuk ongkosnya hilang maka mereka lebih memilih buat menungguku.
Kami satu sekolah, Juna menduduki kelas 4 SD pada saat itu dan Juni kelas 3 SD. Sedikit merepotkan memang jika satu sekolah dengan adik sendiri, tapi mau gimana lagi, apa boleh buat.
Aku menyuruh adik ku itu jalan lebih dulu dan aku menyusul tak jauh dibelakang mereka. Aku bukannya malu karena punya adik atau apa pun itu, tapi pada saat itu aku ingin mengendalikan diri agar adik ku tak jadi korban kekesalan ku. Aku memang seperti itu sejak dulu, jika seda marah, emosi ataupun kesal, aku lebih baik menyendiri untuk menenangkan diri sendiri agar tidak menyakiti hati maupun fisik orang lain.
Ya begitu pula jika sedih, aku akan menangis dalam diam sendiri. Pasalnya aku tak mau jika orang lain ataupun keluarga ku tahu jika aku sedang bersedih, bisa-bisa nanti mereka heboh. Aku paling tak suka itu. Aku terkadang bingung dengan diriku sendiri, mengapa bisa seperti ini padahal sebenarnya aku mudah sekali emosi, tapi aku juga dapat dengan mudah mengendalikan diri.
Tapi kata mama ku, ini adalah betuk pengendalian diri secara dewasa dan yang seharusnya dilakukan banyak manusia, tapi jarang ada yang melakukannya. Malahan mereka melampiaskan kekesalannya. Aku sedikit bangga pada diriku, ternyata hal yang biasa menurut ku itu adalah hal yang sangat langka. Bukan maksud buat sombong, tapi itulah yang terjadi.
Aku berjalan dengan wajah datar, sungguh sebenarnya aku sangat kesal sekali. Adik ku terlalu ceroboh, aku bukannya kesal karena aku yang harus mengganti uang yang ku pinjam itu, tapi aku kesal karena mereka tak dapat menjaga uangnya dengan baik.
Bagaimana jika mereka sudah di dalam angkut? Kan lebih ribet lagi, mana mungkin ia meminjam uang dan kalau pun mereka pinjam, itu pada siapa? Dan apakah pasti di kasih? Ah sudahlah. Biarkan saja, anggap saja buang sial ya walaupun tak seberapa.
Aku melihat diriku yang sudah tertinggal jauh dari adikku pun segera mempercepat langkahku. Namun saat aku jalan betapa kagetnya aku saat di jegat oleh cowok nyebelin yang akhir-akhir ini membuat ku kesal. Ia merentang kedua tangannya. Aku pun hanya bisa mengedus kesal untuk kesekian kalinya.
Mood ku saat ini sedang buruk, bisa ga sih ini cowok jangan memperburuk mood ku lagi. Aku menatapnya tak suka, "Apa lagi?" tanya ku dengan kesabaran di ujung tanduk.
"Kita belum kenalan, nama mu siapa? Kemarin aku udah nanya tapi kau ga jawab" ucapnya.
Aku menghela napas panjang, lalu berusaha mengumpulkan kesabaran yang sudah di ujung tanduk. Sebaiknya ia kali ini harus meladeni cowok nyebelin ini agar ia tidak diteror lagi dengan pertanyaan yang sama.
"Azela" ucap ku.
"Aku Marvel, panggil Vel aja biar singkat" ucapnya sambil menyodorkan tangannya.
Aku mentap tangannya itu, lalu apakah aku harus menjabat tangannya itu? Lebih baik ia pikirku. "Zela" ucap ku menerima jabatan tangan cowok yang katanya bernama Marvel itu.
Marvel pun tersenyum, "Panggilannya Zela kah?" tanyanya memastikan lagi.
Aku mengendus kesal, kan aku sudah bilang, kenapa ia malah bertanya lagi sih. "Menurut mu?" bukannya menjawab pertanyaan dari Marvel, aku malah bertanya balik.
"Gimana kalau Zel aja, atau El? tanyanya.
"Terserah deh" jawab ku pasrah.
"Yaudah El aja" ucapnya lalu tersenyum.
"Udah kan? Minggir aku mau lewat" ucap ku yang mulai lelah.
"Oke deh El, lewat aja yang penting kita udah kenalan" ucapnya.
Lalu aku pun tanpa menunggu lama langsung berjalan meninggalkan cowok itu yang tersenyum melihat ku. Aku yang melihatnya itu pun mengangkat kedua bahuku, "dasar gila" gumam ku lalu pergi dari situ.
***
Saat aku baru saja keluar rumah untuk menyapu halaman. Mataku tak sengaja bertubrukan dengan manik hazel hitam milik Marvel. Beberapa detik kami bertatapan, lalu ia tersenyum padaku, aku tak membalas senyumannya itu, malah aku memalingkan wajah.Setelah selesai menyapu halaman, aku kembali masuk kedalam rumah. Dan saat kaki ku baru saja hendak melangkah masuk ke rumah, aku mendengar suara tepuk tangan, lalu aku langsung melihat kearah sumber suara.
Tenyata Marvel lah pelakunya, ia menatap sambil tersenyum, aku sama sekali tak menghiraukannya, aku malah mantapnya sinis. Aku langsung bergegas masuk kedalam tanpa memperdulikan nya yang sedang memanggilku.
Sore harinya saat aku baru saja pulang kerja, aku melihat adik ku Juna sedang bercerita dengan Marvel di bawah pohon yang entah apa namanya, aku pun tak tahu, yang terletak tepat di sebelah kios bunga itu, di depan meja semen itu.
Aku melihat mereka berdua yang sedang bercerita dan aku tak tahu apa yang sedang dibahas oleh mereka. Tapi nampaknya mereka sangat akrab. Aku sedikit penasaran sih, apa yang di bicarakan mereka, dan kenapa mereka bisa jadi akrab, padahal kenal pun belum.
Tak mau ambil pusing, aku langsung bergegas ke rumah untuk bersih-bersih. Setelah itu aku langsung makan sambil menonton TV. Mata ku fokus ke televisi, hingga tak sadar adikku Juna menyodorkan bungkusan plastik yang berisi tiga buah es kul-kul. Aku mentapnya heran, tumben baik pikirku.
"Punya siapa ini?" tanya ku.
"Ambil aja lah kak" perintahnya padaku saat aku tak kunjung mengambil es itu.
Aku pun langsung mengambilnya, "dimana kau beli ini?" tanya ku. Pasalnya disekitar sini tak ada yang menjualnya.
"Bukan aku yang beli, bang Marvel yang beli, dia nyuruh aku kasih sama kakak" ucapnya yang membuat aku membelakkan mata.
Apa? Marvel? Si cowok nyebelin itu?
Adik ku langsung pergi, sepertinya ia takut jika aku mengembalikannya dan menolak pemberian itu. Mengapa dia memberi ku es ini? Dan apa maksud cowok itu memberi ku ini?
Karena sedikit menghargai pemberian itu, aku pun akhirnya mengambil dan menerima pemberian itu meski dengan tanda tanya yang besar, apa maksudnya cowok itu memberi ku ini??
maaf ya kalau partnya masih sedikit
nanti aku tambahin deh di part selanjutnya..sebelumnya makasih yaa udah mau mampir
jangan lupa kasih vote and comen ya..
satu vote dari kalian sangat berati buat aku..se u next..

KAMU SEDANG MEMBACA
Datang & Pergi
Teen FictionIni hanya bercerita mengenai dua insan yang bertemu secara ketidaksengajaan, yang pada pertemuan pertamanya mereka tak akur hingga lama-lama kemudian mereka menjadi akrab sampai-sampai mereka memiliki rasa satu sama lain, tapi itu hanya dipendam tan...