抖阴社区

Extra 5

11.4K 1K 64
                                    

This chapter based on Orion’s Point Of View

.

.

.

Sedari awal Orion tahu bahwa sejak pandangan pertama dirinya sudah jatuh pada pesona sosok juniornya. Memang Junior itu banyak dikagumi karena kelihaiannya.

Tapi yang lebih membuat Orion terpesona adalah senyumannya. Saat wajah yang biasa nampak datar dan irit bicara itu tersenyum hingga satu lesung pipinya terlihat.

Sore itu saat dirinya tengah menikmati jeda waktu sebelum pembelajaran tambahan, saat pertama kali melihat senyum lebar sosok itu. Entah apa yang dia bicarakan dengan temannya hingga membuat si pemuda bisa mematri senyum selebar itu.

Orion memegang dada kirinya yang tiba-tiba berdebar keras disertai wajahnya yang memerah.

****

Namanya Xavier Julient, marga yang sama dengan sosok yang menjadi tangan kanan sang ayah.

Orion memang tahu tangan kanan ayahnya itu memiliki dua putra. Arlein Julient sudah sering dia temui. Tetapi sosok yang berhasil menggaet hatinya itu.

“Astaga Orion, iya nanti ayah kenalkan.”

Omelan sang ayah perkara dia yang mendesak untuk dipertemukan dengan sosok Xavier Julient. Entah kenapa rasanya seperti terdesak untuk segera dikenalkan langsung. Memang cupu sekali dirinya tak berani bertindak langsung.

Bahkan Orion rela menjadi bahan ledekan ayah ibunya, yang penting dia bisa dikenalkan secara resmi pada sosok Xavier. Setidaknya ada kemungkinan besar mereka akan menjadi rekan yang baik kedepannya kan?

****

Tetapi semua rencana Orion harus hancur berantakan. Peristiwa itu menjadi luka yang menganga yang menghantui hidupnya.

Nalurinya sebagai Enigma berkali membuatnya tak bisa menahan diri untuk mengakhiri kehidupan. Merasa tak pantas, merasa dirinya kotor.

Sebagai kaum Werewolf yang dikenal setia, peristiwa yang dialaminya bak dosa besar yang tak patut dimaafkan.

Hidup Orion hancur berantakan, semua harapannya terasa mengabur. Katakan dia berlebihan tapi baying-bayang kejadian itu selalu menghantuinya setiap malam.

Tak peduli seberapa lama dia membersihkan diri, menggosok tubuhnya hinggga luka tetap tak menghilangkan noda dalam hidupnya.

****

Butuh waktu lama hingga dirinya bisa kembali menjadi Orion yang dulu. Setelah hancur berantakan, perlu banyak usaha untuk kembali merengkuh setiap kepingannya.

Tangannya bertaut dihadapan patung Moon Goddess, sebelum kembali lagi ke packnya setelah bertahun-tahun menghilang. Orion memutuskan menuju kuil sang dewi.

‘Tolong… siapapun mateku nanti, berikan dia kelapangan hati untuk menerima aku yang sudah hina ini.’

‘Siapapun dia, aku benar-benar memohon jangan biarkan dia menjadi seorang Alpha laki-laki. Aku hanya akan menyakitinya. Dia akan menderita bersamaku.’

Baris doa yang selalu Orion ucapkan tak luput, karena entah kenapa. Kembali ke packnya kali ini kemungkinan merubah 180 derajat kehidupannya.

****

Tatapan penuh luka itu menusuk relung hati Orion. Setiap kalimat penolakannya juga menggores luka yang sama hebatnya dalam hatinya.

Tak menyangka bahwa sosok yang selalu membayanginya selama ini, yang masih menyisakan sedikit kewarasannya adalah sosok yang akan menjadi belahan jiwanya.

AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang