抖阴社区

Bab 2: ujian tak terduga

13 2 0
                                        

"Tantangan yang kita hadapi tidak akan mudah, dan kadang kita merasa seperti kita sudah tidak punya kekuatan lagi untuk melanjutkan. Tapi justru di saat itulah kita menemukan kekuatan sejati kita. Tidak ada hal yang lebih berharga selain berani menghadapi ketakutan dan terus melangkah maju, meskipun rintangan datang silih berganti."
- Zahira

---*---

"Kenapa jadi kayak gini sih?" tanya Zhafran, mengerutkan dahi sambil menatap sekeliling ruangan yang gelap. "Ini bukan ruang kelas, kan? Kok bisa begini?"

"Santai aja, Zhaf. Kayaknya ini cuma prank, kali. Kalian kan udah tahu, kita kan lagi uji coba di MPLS." Kata Gilang sambil menoleh ke Zhafran, mencoba menenangkan

"Gak ada yang lucu, Gil. Ini nggak bener, kita nggak bisa main-main begini."

"Tapi... kenapa pintunya bisa nutup sendiri kayak gitu? Ini lebih dari sekadar prank." Amoura melangkah maju, suara lembutnya terdengar penuh keraguan.

"Gue rasa ini bukan prank, gue yakin ada sesuatu yang lebih besar di balik ini." Nizar, yang terlihat sedikit lebih tenang, menatap pintu yang tertutup rapat.

Aditya, yang sejak tadi diam, membuka selembar kertas yang ada di atas meja panjang. "Coba baca ini," ujarnya, menatap kertas dengan serius. "'Hanya yang berani menghadapi kenyataan bisa keluar dari dunia ini. Temukan kunci berikutnya, dan jangan takut.'"

"Ujian lagi?" tanya Zhafran, setengah kesal. "Kita beneran mesti jawab pertanyaan lagi atau apa?"

"Jadi, apa kita harus cari kunci lain?" tanya Gilang sambil melipat tangannya, ekspresinya setengah jengkel. "Ini bukan film, kan?"

"Kenapa kayak ada yang aneh, ya?" kata Zahira, suaranya bergetar. "Semua ini nggak nyambung sama sekali. Pintu bisa nutup sendiri, dan kunci yang kita temuin malah nggak ngebantu."

"Kenapa bisa begini sih? Pasti ada yang nggak beres." Amoura menggenggam tangan Zahira, mencoba menenangkan diri.

Aditya menatap sekeliling dengan serius. "Tunggu dulu," katanya, menyadari sesuatu. "Nama kalian ada di pintu sebelum kita masuk ke sini. Semua nama kalian, kecuali nama gue."

Semua terdiam. Ketegangan langsung menyelimuti ruangan, dan setiap orang mulai merasakan betapa tidak nyamannya situasi ini.

"Nama kita ada di pintu?" tanya Zhafran, bingung.

"Iya," jawab Aditya, menatap tajam ke arah mereka. "Gilang, Zahira, Zhafran, Amoura, Nizar, Rizki... semua ada. Tapi nama gue nggak ada."

"Jadi, maksudnya?" tanya Rizki, mencoba mencari penjelasan. "Kita nggak bisa keluar karena nggak ada nama lo?"

Keheningan panjang menyelimuti mereka. Semua saling pandang, bingung dan semakin khawatir.

Tiba-tiba, suara misterius terdengar lagi. "Jangan coba-coba untuk melarikan diri. Jika kalian ingin keluar, hadapilah tantangan ini dengan keberanian yang sejati."

"Uh-oh, tantangan apaan lagi?" Gilang bergumam, semakin merasa aneh dengan situasi ini. "Kita harus ngapain lagi?"

"Udah deh, jangan panik," kata Nizar, berusaha terlihat tenang. "Pasti ada cara untuk keluar dari sini, kita cari petunjuk lagi."

Rizki yang sejak tadi diam, akhirnya berdiri dan berjalan menuju meja. "Coba kita cek lagi," ujarnya sambil membuka laci meja panjang itu. "Mungkin ada sesuatu yang kita lewatkan."

Beberapa detik kemudian, Rizki menemukan sesuatu. "Ini dia!" serunya, mengangkat selembar kertas yang tersembunyi.

"Kita cuma perlu menjawab satu pertanyaan. Apa yang paling kamu takuti?"

the squad filostraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang