Vote+komen!
Vote+komen!
Selamat membaca....
•••••
Atmadja bergegas melihat kegaduhan di depan perusahaannya karena seseorang terus meneriaki namanya untuk keluar. Ini sudah satu minggu sejak ia mencoba untuk membunuh dirinya sendiri, dan mirisnya, Atmadja berharap ketenangan akan datang setelah ia berhasil bangkit dari rasa putus asanya, namun sekarang, sepertinya ada masalah baru sudah menyambut hangat.
"ATMADJA!"
Atmadja bisa mendengarnya dengan jelas. Lengkingan wanita yang terus memanggil namanya, membuat para pekerjanya juga teralih untuk melihat kegaduhan yang terjadi.
Saat sampai di depan wanita tersebut, Atmadja menghela berat. Rupanya ini bukan masalah baru, tetapi masalah lama yang belum terselesaikan. Wanita yang ada di depannya adalah wanita tua yang sangat ia kenal.
"ATMADJA! JANGAN PERNAH LARI DARIKU!" Wanita tua dengan tampilan modisnya tersebut, berusaha melepas kedua tangannya yang ditahan oleh bawahan Atmadja. Urat-urat lehernya telihat jelas dengan air mata yang tertahan.
"Selama aku masih ada di dunia ini, aku akan terus menemuimu, Atmadja!"
Atmadja mengode kedua orang yang menahan wanita tersebut untuk melepaskannya. "Biarkan saja."
Setelah dilepaskan, wanita itu sontak mencengkeram kerah jas yang dikenakan Atmadja. "Di mana cucuku? Di mana anak Ariesta yang kau sembunyikan?"
"Ternyata kau masih tidak menyerah, Nyonya Yulia." Atmadja berkata pelan dengan sunggingan kecil di bibirnya.
Wanita itu, Yulia Amanda. Dia, seorang wanita yang melahirkan Ariesta. Dia, nenek kandung dari Abian Atharrazka dan Elang Sekala Gutama.
Yulia terlihat semakin geram. "Di mana cucuku, Atmadja?!" Ia mendorong Atmadja meski bagi Atmadja tenaganya tidak seberapa. "DI MANA CUCUKU?!"
"Kau pernah mengusirku saat aku berada di makam putriku sendiri, dan sampai sekarang, kau menyembunyikan anak Ariesta dariku!"
"BAHKAN KAU TIDAK MENGIZINKANKU UNTUK BERTEMU ELANG!"
Merasa suasana semakin riuh dengan segala perkataan Yulia, Atmadja segera menarik wanita itu pergi ke tempat yang terlihat sepi agar mereka dapat leluasa berbicara.
Lelaki itu segera melepas tangannya setelah mereka tiba di tempat yang Atmadja tuju. "Berhenti menemuiku."
Yulia mengepalkan kedua tangannya, lalu memberi tamparan keras di pipi kanan menantu laki-lakinya.
"Dasar pria biadab!"
Amarah Atmadja tersentil. "Biadab? Kau menyebutku biadab?"
"Lalu bagaimana dengan putrimu? Bukankah dia berselingkuh hingga memiliki seorang putra?"
Atmadja terus menatapnya tajam. "Kau melahirkan seorang pelacur!"
"Bukan hanya pelacur, tetapi dia juga pengecut!" lanjutnya tanpa menyaring apapun dari kalimatnya.
Yulia bungkam. Ia tahu Ariesta salah, bahkan ia juga tidak pernah menyangka putrinya bisa berbuat seperti itu, karena ia sudah mendidik Ariesta dengan sangat baik. Satu hal buruk pun, tak pernah ia ajarkan pada anaknya.
"Kenapa sekarang kau diam?" tanya Atmadja. "Kau tidak tahu ingin menjawab apa?"
"Tutup mulutmu," tegas Yulia. "Aku menemuimu sekarang untuk bertanya mengenai cucuku, bukan membahas perihal masa lalu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Luka Atharrazka (END)
Teen FictionKALO NGGA KUAT, JANGAN BACA! Abian Atharrazka, anak yang dipaksa menerima karma dari perbuatan dosa ibu kandungnya. Kekerasan, caci maki, serta banyak hal keji selalu mengelilingi langkah hidupnya. Dia, seolah terlahir hanya untuk menerima rasa sak...