Dua tubuh yang telanjang bulat itu saling berpelukan. Kepala Sarah terkulai lemah diatas bahu Haris, sedangkan lengan pria itu melingkari leher Sarah. Tangan satunya lagi mendekap pinggang ramping Sarah yang penuh dengan kissmark. Yang pertama kali terbangun adalah Sarah. Itu karena rasa perih pada pangkal paha dan benda keras yang terasa mengganjal didekat pinggang bawahnya.
Sarah membuka mata, tertegun sebentar karena lengan sedikit berbulu menghalangi pandangannya. Setelah itu kumpulan memori langsung memenuhi ingatan Sarah. Membuat dia ingin berteriak rasanya jika tidak ingat bahwa Haris masih bernafas dan tidur dengan nyenyak dibelakang tengkuk lehernya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sarah lo benar-benar dalam masalah besar
Segala macam logika yang kemarin malam mengabur karena nafsu Sarah, sekarang tercerahkan kembali, berkumpul dan memaki Sarah yang tidak bermoral. Segumpal penyesalan dan rasa bersalah memenuhi dadanya, terasa penuh dan menyesakkan. Kepalanya benuh dengan skenario-skenario buruk, tentang bagaimana dia akan bersikap setelah ini, tentang bagaimana reaksi Ririn, tentang bagaimana pandangan teman-temannya. Dan tentang seperti apa dirinya dan Haris setelah ini.
Gue harus bilang apa sama Ririn?
Apa gue harus jujur?
Jujur kalau gue baru aja bercinta sama suami kebanggaannya?
Bagaimana reaksi Ririn, reaksi teman-temannya? Sarah yakin kalau mereka pasti ingin membunuh Sarah. Padahal selama ini Sarah menjadi satu-satunya diantara mereka yang tidak pernah ikut berfantasi liar terhadap Haris. Tapi lihatlah Sarah sekarang, tergolek lemas diatas ranjang sebuah club, dipeluk oleh Haris dengan tubuh mereka yang sama-sama telanjang bulat. Bahkan tubuh bagian bawah Sarah masih nyeri, rasa dari bukti gairah Haris yang menggagahinya tadi malam masih terasa begitu jelas. Lihat pula tubuh Sarah yang penuh dengan tanda kepemilikan, merah dan ungu. Bagaimana dia harus menutupinya sekarang.
Gue harus kabur!
Peringat Sarah pada dirinya sendiri. Dia bersusah payah menyingkirkan lengan berat Haris yang masih mendekapnya.
Udah berat, besar, berbulu lagi. Mirip gorila suaminya Ririn.
"Sstt.." Ririn meringis saat tidak sengaja puting bengkaknya bergesesakan dengan lengan Haris yang semula melingkari lehernya.
Saat dua tangan yang membelitnya itu terlepas, Ririn belum bisa bernafas lega, karena ternyata kaki Haris yang tidak kalah berbulu menimpa kakinya.
Sial banget. Inimah bukan gorila tapi gurita.
Saat bangun Sarah tidak sengaja berbalik, dan betapa kagetnya Sarah saat melihat sepasang mata bewarna coklat itu sudah terbuka dan menatapnya geli.
Ah! Sial
Sarah merasa campur aduk, belum lagi wajah tampan Haris dengan senyum miringnya membuat Sarah merasa kesal dan kagum disaat bersamaan.
Pantes Ririn setiap ketemu banggain dia terus. Pas bangun tidur langsung disambut pangeran.