Bukan sambutan hangat atau sapaan ramah yang mereka dapat, namun tatapan yang nampak sudah siap untuk menerkam keseluruhan dari mereka yang baru saja singgah di sana. Tentu saja itu reaksi yang wajar, karena mereka bukan datang untuk bertamu dan berbincang santai.
Kedua kubu kini terlihat jelas penampakannya. Kubu Bofurin yang memakai seragam warna gelap sedangkan anggota Keel yang kenakan jaket putih sentrik mereka.
Jumlah mereka bisa dibilang seimbang, tak berat sebelah. Bofurin membawa anak kelas satu dan dua tamon sedang Keel dengan anggotanya sendiri.
"Hey, cepat katakan di mana gadis yang kalian culik! kecuali kalau kalian ingin aku menghajar kalian semua." Sakura memulai kata-katanya dengan nada yang cukup tinggi. Membuat semua atensi menuju padanya.
"Maksudmu gadis Shishitoren itu? kenapa kalian sangat ingin mendapatkannya kembali, hah?" Salah seorang dari kubu Keel menjawab. Kepalanya ditutupi tudung sehingga parasnya tak dapat terlihat.
"(N-Name)-san bukan lagi anggota Shishitoren, dia bersama kami di Furin sekarang..!" Dengan cukup tergagap Nirei menimpali.
Terdengar berbagai celetukan dari anggota kelas satu dan dua Furin yang juga ada di sana. Mereka pun telah menerima (Name) sebagai anggota Bofurin seutuhnya walau waktu yang mereka habiskan bersama baru terbilang sebentar.
"Kalian benar-benar menganggap gadis itu berharga sampai membawa pasukan yang cukup banyak, ya? itu membuat kami jadi lebih sulit untuk mengembalikannya pada kalian." Pemuda dengan tudung itu kembali bersuara. Kali ini terlihat sebuah seringai tipis yang terpasang di wajahnya sewaktu mengatakan hal ini.
"SEMUANYA, AYO KITA HABISI MEREKA TANPA AMPUN!!!!" Dengan aba-aba dari yang memimpin pihak Keel, semua anggota bertudung itu langsung maju untuk mulai perlawanannya pada Bofurin. Melihat anggota Keel yang mulai menghampiri, pihak Bofurin turut maju untuk melawan dan menunaikan tujuan utama, yakni demi menyelamatkan salah satu rekan mereka.
Suara bogem terdengar dari sana-sini. Ada juga yang terjatuh ke tanah kala bertarung dengan lawannya. Masing-masing dari mereka masih punya tenaga penuh untuk melawan orang yang dianggap musuh.
Ada perbedaan yang cukup signifikan sebenarnya dari kedua belah pihak yang sedang melangsungkan pertarungan, yakni Keel yang menggunakan senjata dan Bofurin yang bertarung dengan tangan kosong. Dibilang tak adil tentu saja. Ini bisa jadi keunggulan utama mereka dalam melawan Bofurin yang hanya menggunakan tangan kosong belaka.
Namun berkat tekad yang dipunya, justru Bofurin lah pihak yang terlihat mendominasi pertarungan yang sedang berlangsung. Terlihat dari Sakura yang dapat dengan mudah mengalahkan banyak lawannya sekaligus. Tak lupa dengan anak kelas dua yang tak diragukan lagi kemampuannya.
Nirei, orang yang tak bergabung dalam pertempuran karena kurang punya kemampuan bertarung lantas jadi penonton pertarungan yang sengit ini. Suo memintanya untuk tetap berada di belakangnya agar pemuda dengan penutup mata itu bisa melindungi. Tentu saja Nirei akan patuh karena hanya itu yang mampu dia lakukan.
"Suo-san, bagaimana kalau aku mencari keberadaan (Name)-san? sepertinya mereka menyembunyikan (Name)-san di suatu tempat." Nirei mengeraskan sedikit suaranya karena kericuhan yang ada. Membuat Suo sedikit membagi fokusnya karena sedang melawan salah satu anggota Keel.
Dengan kemampuan yang dimiliki, Suo segera melayangkan tubuh lawannya menjauh agar bisa mengobrol dengan temannya.
"Akan bahaya kalau mencari sendirian, Nirei-kun. Kita masih belum tahu berapa banyak lagi anggota Keel yang ada." Tentu harus ada seseorang yang mencari keberadaan (Name) di tengah keributan yang sedang terjadi. Namun Suo tak bisa membiarkan Nirei pergi sendiri tanpa ditemani oleh orang yang bisa melindunginya.
"Nirei, biarkan Kusumi ikut denganmu!" Teriakan yang jaraknya tak jauh dari Suo dan Nirei membuat fokus mereka teralih. Ternyata itu Enomoto dan Kusumi yang juga sedang menghadapi lawan mereka.
Kusumi yang disinggung namanya mengangguk. Pertanda dia bersedia menemani adik kelasnya itu untuk mencari (Name).
Mengetahui akan ada rekan yang menemani, Nirei tersenyum ke arah Kusumi. Mereka berdua kemudian mulai menjauh dari area pertempuran demi melancarkan tujuan mereka. Suo dan Enomoto pun kembali fokus pada pertarungan yang dipunya. Tentu saja anggota Keel tak akan membiarkan mereka punya banyak waktu untuk mengobrol santai.
● ● ●
● ● ●
● ● ●
Brakkk!
"Cukup dengan permainan kartu ini, biarkan aku bergabung dalam pertarungan dan membantu teman-temanku!" Meja yang didobrak cukup keras membuat kartu yang ada di atasnya sedikit berantakan dan berubah dari posisinya.
Natori menghela nafas kasar. Terlihat tak senang akan perilaku gadis di hadapannya. "Sudah kubilang akan aku bebaskan kalau kau bersedia kembali ke Shishitoren," ujar Natori yang nampaknya sudan lelah untuk meyakinkan (Name). "Berhentilah keras kepala."
Tatapan sang gadis menajam. Jawaban yang dia punya tentu sudah jelas, dia tak akan kembali ke geng yang sudah membuangnya. Furin sudah jadi tempat yang nyaman baginya dengan suasana yang jauh berbeda dengan Shishitoren.
Namun kini (Name) dilema. Pertarungan ini dari awal terjadi karena dia yang berhasil dibawa paksa oleh salah satu anggota Keel. Dia yang jadi pelaku utama dalam pertarungan ini ingin ikut bertarung bersama teman-temannya.
Melihat keraguan yang nampaknya melanda lawan bicara. Natori hanya menatap gadis yang sepertinya punya banyak beban pikiran di kepala. Tentu saja ini adalah salah satu tujuannya untuk memojokkan sang gadis sampai tak punya pilihan selain menuruti apa yang dia katakan.
Ingin mengetahui situasi di luar, Natori beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan (Name) yang masih sibuk dengan pikirannya.
Melihat anak buahnya yang berjuang mati-matian sedangkan dia hanya menunggu hasilnya membuat Natori merasa beruntung. Tentu saja dia yang menyuruh mereka bertarung demi dirinya. Dia hanya akan turun apabila situasi jadi tak terkendali dan Bofurin berhasil menggulingkan setengah dari pasukannya. Tapi tentu saja dia berharap anak buahnya lebih kuat dari anggota Bofurin agar dia tak perlu repot-repot turun tangan.
"Bofurin tampak cukup tangguh. Aku tak menyangka mereka sampai membawa Kaji ke sini." Melihat sosok yang tak asing di matanya, Natori bermonolog.
Matanya terus menganalisa pertempuran yang tengah terjadi. Ke kanan dan ke kiri. Walau sudah memakai senjata untuk melawan Bofurin serta jumlah mereka yang dikatakan seimbang, Keel nampaknya jadi pihak yang cenderung kewalahan. Terlihat dari banyaknya pemuda berjaket putih yang sudah tergeletak tak berdaya di tanah.
Hal ini buat Natori gertakkan gigi. Kesal karena menganggap anak buahnya terlalu lemah hanya untuk menghadapi Bofurin yang dia anggap lebih rendah.
"Apa kau benar-benar akan membebaskan dan membiarkanku membantu Bofurin kalau aku bersedia kembali ke Shishitoren?" Pertanyaan yang tanpa aba terlontar dari sosok yang masih terduduk di belakang menbuat Natori mengalihkan pandangannya dari pertarungan. Sekarang menatap sosok gadis yang nampak tertunduk.
"Tentu saja," jawab Natori singkat. "Mereka sepertinya memang membutuhkan bantuan dari 'gadis berhati iblis'."
Dengan masih tertunduk, (Name) kembali angkat suara. "Terserah," ujar (Name) nampak menggantung kalimatnya. "Kita sepakat. Biarkan aku pergi membantu mereka sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
???? ?? ー?WindBre
Teen Fiction?please do me a favor!? ?▄?▄?▄?▄?▄?▄?▄?▄?▄? Now playing: ???? ??????? ?????? ? ?! ?????? ? ?:?? ──?───── ?:?? ? ? || ? ? ? Demi menyelamatkan orang yang mema...