抖阴社区

Maafkan Adek Bun?

418 28 5
                                        

Renjun, menatap sebuah tatobag berwarna hitam di mana isinya hanya eskrim berjumlah sekitaran 20 biji dengan berbeda rasa tak ada yang lain hanya eskrim saja.

Mau heran tapi itu si bungsu, apapun yang di suruh pasti tidak akan pernah benar, apa lagi di suruh belanjan kebutuhan dapur oleh Renjun.

Manik indah Renjun, menatap Sakuya, yang saat ini sedang duduk di depan televisi tengah bermain game bersama dengan Ryo.

Renjun, berjalan ke ruang televisi menghampiri Sakuya, yang sedang terpokus main game.

"ADEK!" teriak Renjun, membuat Sakuya, kaget.

"Ihh Buna, kaget. Kenapa harus teriak?"

Renjun, memanggil Sakuya, berteriak dan sang anak menjawab dengan teriakan juga membuat Jisoo dan Jaehyun, yang sedang duduk di soffa langsung menoleh.

"Kenapa kenapa! Tadi Buna, suruh beli apa sama kamu?" Tanya Renjun, dengan wajah kesal.

Sakuya, mengerutkan keningnya sambil berpikir dan mendumel di dalam hatinya, jika hari ini dia telah melakukan kesalah lagi.

"Euhh... tadi Buna, suruh adek beli Susu, roti, terigu, sama gula."

"Terus kenapa yang kamu beli hanya eskrim? Pesenan Bunanya mana?"

"Hehehe adek lupa Bun." Cicit Sakuya.

Renjun, menghelakan nafas jengah dan kesal ingin marah tapi itu Sakuya, ingin teriak bisa habis nanti suara indahnya.

"Adek, ini lagi bulan puasa bisa gak jangan bikin Buna, emosi?"

"Maaf Bun, adek beneran lupa."

"IHHHH KAMUMAH TERUS SEKARANG GIMANA ADEK? BUNA, MAU MASAK!" teriak Renjun, kesal membuat Haechan, dan Jisung, langsung keluar kamar dan turun ke bawah.

"Bun, jangan teriak! Lagi bulan puasa." Ucap Ryo, langsung berdiri menghampiri sang ibu sambil mengusap dadanya untuk menenangkan.

Sementara Jisoo dan Jaehyun, tertawa melihat Renjun, yang kesal hingga anak dan suaminya turun ke bawah, dan Sakuya, hanya menunduk takut pada sang ibu.

"Bun, kenapa teriak? Ini di rumah bukan di hutan ya ampun? Mana lagi bulan puasa lagi." Tanya Jisung, menghampiri Sakuya, mendekapnya agar tak ketakutan.

"Tau kamumah Yang, malu sama tetangga. Ada apa? Si adek kenapa lagi?" Tanya Haechan.

"Itu si adek, aku suruh beli bahan dapur. Tapi yang dia beli hanya eskrim. Mana banyak lagi eskrimnya." Adu Renjun, pada Haechan.

"Lagian kamu adek, kenapa beli eskrim sebanyak itu? Nanti kamu flu." Ujar Jisung, menatap sang adik yang berada di dekapannya.

"Kan yang makan eskrim bukan cuma adek. Abang Ji, sama abang Ryo, juga suka eskrim."

"Iya sih. Tapi gak sebanyak itu juga adek." Timpah Ryo.

"Iya maaf, tadi adek lupa gara² adek liat nenek² mau nyebrang tapi dia ketakutan, jadi adek bantu dulu." Jelas Sakuya, masih menunduk di dalam dekapan sang kakak.

"Ya sudah gak papa. Gih kalian ke luar lagi bertiga, belanja apa yang di pesan Buna, kalian sebelumnya." Saran Jisoo.

"Udah Ren, anaknya udah minta maaf." Timpah Jaehyun.

"Ya udah sana belanja lagi." Pasrah Renjun, kemudian pergi kembali ke dapur di ikuti Haechan, di belakangnya.

Renjun, memasukan eskrim-eskrim itu kedalam frezer di susun serapih mungkin hingga semuanya tertata rapih di dalam sana.

"Sayang, kamu gak marah sama si adekkan?" Tanya Haechan, berdiri di belakang Renjun, sambil memeluk pinggang sang istri.

"Aku tidak marah. Cuma kesel aja, kadang si adek tuh dewasa di luar keluarga kita, tapi saat bersama kita dia masih anak kecil yang harus di mengerti." Jawab Renjun, sambil menutup pintu kulsa.

Lee Familly?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang