"Tidak perlu" tolak Jevier dengan cepat, Johan dan Arthur menghela nafas mengikuti Jevier masuk ke ruangan itu.
Diatas kasur itu terdapat seorang Alpha yang memejamkan matanya menggunakan pakaian rumah sakit juga infus yang tertancap di punggung tangannya.
Melihat wajah damai Haiser sontak membuat Jevier merasa tenang, ia menduduki kursi disebelah ranjang dimana Haiser terbaring.
"Bodoh" ucapnya lirih, Johan dan Arthur saling berpandangan.
"Apa perlu Elder dan Luna Wenderson tahu soal ini?" Jevier diam sejenak.
"Tidak" ucapnya.
"Lenganmu itu setidaknya obati terlebih dahulu, jika Haiser melihatnya dia akan kembali menutup mata" ucapan dari Johan membuat Jevier menatapnya dengan tajam.
"A-aku hanya bercanda, hahaha...."
"Kami akan membawa makanan, jangan menolak jika dokter datang untuk mengobati lukamu" ujar Arthur sembari menarik Johan.
Hanua tersisa Jevier seorang bersama Haiser yang masih memejamkan matanya.
"Semua latihanku tidak cukup"gumamnya dengan kedua tangan terkepal merutuki dirinya sendiri, Jevier tidak ingin mengakui bahwa Enigma misterius itu lebih unggul darinya, mulai dari cara bertarungnya saja sudah terlihat bahwa Enigma itu lebih unggul daripada dirinya.
"Dan kau... Kenapa harus kau?" Kini Jevier beralih menatap Haiser, pertarungan tadi bersama Haiser membuatnya merasa tenang juga fokus, jika cara bertarungnya Jevier dari dulu itu kasar dan terburu-buru dengan pemikiran yang cepat juga emosi yang menggebu tapi kali ini berbeda, Haiser yang bertarung bersamanya membuat suatu ketenangan bagi Jevier seolah percaya pada Haiser sepenuhnya meski mereka berdua tidak dekat juga saling menolak satu sama lain.
Menatap lebih lama wajah Haiser yang tidak Jevier disadari terlihat tampan sekaligus cantik, bulu mata yang lentik, hidung mancung, pipi sedikit berisi, bibir pink alami yang saat itu pernah Jevier rasakan.
"Eghh..." Sontak Jevier memalingkan wajahnya melihat gerakan kecil dari Haiser.
Perlahan ia membuka matanya, rasa pusing langsung mendera kepalanya reflek membuat satu tangannya terangkat memegangi sisi kepalanya.
Setelah sadar sepenuhnya Haiser menoleh ke samping dimana Jevier duduk, Enigma itu bersandar dengan santai kemudian menatapnya.
"Aku sudah memanggil dokter"ucap Jevier singkat, Haiser salah fokus melihat bagian lengan kemeja kanan Jevier.
"Kau terluka?" Tanya Haiser pelan.
"Tidak seberapa" reflek Jevier memegangi lukanya, seketika Ia meringis. Sedikit melupakan sesuatu saat dimana Ia melindungi Haiser saat itu sikutnya terluka dan pemulihannya sangat lambat, itu kembali terjadi padanya sekarang.
"Maaf, ini salahku" ujar Haiser merasa bersalah, saat itu ia tidak sengaja meminum wine di genggamannya karena tersedak kue yang dimakan, karena disaat itu tidak ada air biasa atau jus Haiser segera meminum wine ditangannya kemudian mabuk, setelah itu Ia hanya sadar saat melihat sosok jubah hitam juga Jevier yang sudah terluka.
"Bagus jika kau tau apa kesalahanmu sendiri" bersamaan dengan itu seorang dokter tiba, Ia memeriksa Haiser kemudian menghampiri Jevier.
"Setelah infusnya habis pasien bisa dipulangkan dan maaf saya harus menangani luka anda tuan" ujar Dokter itu sopan meminta izin pada Jevier.
"Lakukan dengan cepat"tegas Jevier sembari membuka kemejanya tanpa malu, Haiser langsung memalingkan wajahnya. Jevier menarik sebelah sudut bibirnya.
"Kau takut tergoda oleh tubuhku hm?" Haiser mendengus sebagai balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AN ENIGMA [End] (Revisi)
RandomLegenda mengatakan jika 2 Enigma terlahir disetiap masanya maka salah satu diantara mereka harus mati, entah itu membawa nasib baik maupun buruk, tidak ada yang tau. Namun garis takdir bisa saja berubah, siapa yang tau? Orang-orang mengatakan jika y...
23. An Enigma
Mulai dari awal
![AN ENIGMA [End] (Revisi)](https://img.wattpad.com/cover/386253320-64-k802982.jpg)