抖阴社区

Bad Scene [22 - Ini Kekalahanmu, Elkairo]

29.1K 2.1K 270
                                        

Happy Reading!



Ayesha terkesiap mendapatkan serangan dadakan itu. Sesaat tubuh Ayesha membeku sedangkan di sisi lain Elkairo bertambah gila, kepalanya bergerak menjauh, tatap mereka beradu sepersekian detik sebelum Elkairo kembali menariknya dalam kegilaan yang sama. Bersama gusar dan panas yang merambat setiap Elkairo bergerak untuk menghisap bibirnya, lebih jauh, lebih basah, hingga Ayesha kehilangan kendali atas dirinya.

Tidak berhenti di sana, Elkairo mulai mendorongnya mundur, terus mendekat pada pintu. Sementara kedua lengannya merambat naik, melingkupi pinggang Ayesha, bergerak mengusap naik dan turun.

Elkairo terlalu jatuh dalam perasaan berang yang menguasai dirinya, kecamuk kemarahan yang belum padam usai mendapati cincin pertunangan mereka dibuang oleh Ayesha membutakan Elkairo, hingga tanpa sadar ia terus bergerak, mendesak Ayesha, sampai tubuh mereka menyentuh pintu atap dan Ayesha mendorongnya keras.

Di saat Elkairo meredam emosinya melalui emosi ciuman itu, Ayesha meledakkannya.

Kedua tangan Ayesha terkepal erat, wajahnya telah basah oleh air mata, tangisnya belum usai. Ayesha mendongak, tatapannya bertemu dengan Elkairo yang tengah menyeka bibirnya sendiri dengan lengan. Dulu, tatapan itu membuatnya merasa layaknya seorang putri yang mendapatkan cinta pangerannya, dan siang ini tatapan itu membuatnya merasa tengah berada di bawah guillotine.

Tidak ada yang bicara di antara mereka, dan memang tidak perlu. Karena setelahnya Ayesha bergerak lebih dulu, tentu dia tidak akan pergi begitu saja, sebaliknya ia mendatangi Elkairo yang terpisah beberapa langkah. Berdiri di depannya dengan satu tangan terangkat.

Wajah Elkairo tertoleh bersama rasa panas sekaligus nyeri yang menyebar di pipinya. Mungkin, Elkairo tidak menduga sama sekali Ayesha akan bertindak demikian, namun inilah yang terjadi. Ayesha tidak peduli sekalipun saat ini Elkairo menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa ia baca.

Bibir Ayesha bengkak, gemetar berkata, "Gue ... benci lo."

Tidak, Ayesha tidak mengatakannya dengan nada tinggi. Sebaliknya dengan suara yang teramat pelan, namun tatapan matanya menggambarkan sekacau apa perasaannya saat ini.

Ayesha berbalik, memeluk dirinya sendiri, sembari menuruni anak tangga dengan langkah terburu. Wajahnya sembab karena air mata, dengan seragam yang berantakan, Ayesha mati-matian menahan agar tangisnya tidak kembali pecah.

Ingatannya pada kejadian di atap masih jelas sekali, sejelas langkahnya yang terayun cepat dengan harapan agar bisa segera pergi dari sana. Hingga, kehadiran seseorang yang berdiri di ujung tangga dan menatap Ayesha dengan ekspresi kaku menghentikan langkah Ayesha. Dia Kheis. Yang tampak berusaha melarikan diri dan sekarang tertangkap basah.

"Eh, Ay ..."

...

Gue benci lo

Nada bicara perempuan itu berubah. Elkairo masih ingat dengan baik kalimat yang Ayesha katakan beberapa saat lalu sebelum meninggalkan atap. Elkairo melangkah mundur, menyandarkan punggung pada dinding, dan sesekali menghembuskan asap dari rokok yang tengah terselip di antara jemarinya.

Elkairo sengaja menahan dirinya lebih lama disana, karena ia tahu di sana Ayesha tengah berusaha melarikan diri sejauh mungkin, dan tengah mengumpatinya.

Kedua mata Elkairo terpejam, kepalanya tanpa diminta sudah melakukan reka ulang kejadian barusan, seolah ingin berteriak keras-keras kalau ia memang sebrengsek itu.

Ini kan yang dia inginkan?

Benar, siang ini Ayesha menyerah.

Ribuan detik lalu Ayesha berlutut di depannya.

BAD SCENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang