抖阴社区

66 | Jalur yang sukar dilalui

290 61 9
                                        

Matahati terbit di ufuk timur menjadi saksi untuk dua insan yang memiliki rasa yang sama, tangan Dion masih menggenggam tangan Tara dengan erat, perasaannya yang sudah terkubur bertahun-tahun lamanya bersama balutan luka kini telah kembali dengan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahati terbit di ufuk timur menjadi saksi untuk dua insan yang memiliki rasa yang sama, tangan Dion masih menggenggam tangan Tara dengan erat, perasaannya yang sudah terkubur bertahun-tahun lamanya bersama balutan luka kini telah kembali dengan pemilik yang baru, kerasnya hati Dion kini telah luluh bersama harapannya yang siap mengukir awal cerita dari sebuah perjalanan, cinta yang tumbuh karena rasa nyaman, rasa yang ingin melindungi satu sama lain yang mereka harap tidak akan pernah lekang oleh waktu hingga nafas terakhir.

"Kita balik ke tenda sekarang ya, gue takut yang lain nyariin kita," ajak Tara pada Dion dengan rona merah menghiasi wajahnya.

Dion mengangguk dan langsung mengambil posisi berdiri sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Tara yang disambut dengan senyum manis Tara.

"Tara, untuk masalah Sekar biar gue yang jelasin sama Sekar karena Sekar harus tau tentang hubungan kita, gue ga mau ada kesalahpahaman lagi diantara kita," ucap Dion meminta izin pada Tara untuk menjelaskan kenyataan yang sebenarnya pada Sekar.

"Iya lebih baik lo yang bilang sama Sekar di banding gue, Sekar pasti sakit hati dan marah besar sama gue karena selama ini gue ga pernah bisa jujur tapi gue harap Sekar masih mau ngelanjutin perjalanan ini," jawab Tara menyetujui pendapat Dion meski ada rasa khawatir yang sangat besar di hatinya.

"Ga usah terlalu dipikirin ya, gue yakin Sekar bisa lebih dewasa," ujar Dion berusaha menenangkan Tara dan Tarapun menggangguk menyetujui pendapat Dion.

Tara memberanikan diri membuka hatinya yang pernah terluka, memberikan kepercayaan sepenuhnya untuk memulai lembaran barunya bersama Dion, berjanji bersama menghadapi situasi apapun dan tentunya Tara sangat berterimakasih pada semesta karena telah mempersatukan Tara dan Dion dengan caranya sendiri.

Dion kembali menggenggam erat tangan Tara selama perjalanan, memberikan Tara perlindungan dan kenyamanan, Tara dan Dion memutuskan untuk mencari waktu yang tepat untuk memberi tahu kabar bahagia diantara mereka pada Fadly dan Rafa agar situasi lebih kondusif pada tujuan utama mereka, Rafa yang tiba-tiba saja keluar dari tenda karena mendengar suara langkah kaki mengagetkan Dion dan Tara yang saat itu masih bergandengan tangan membuat mereka salah tingkah tetapi Rafa rupanya tidak menyadari kejadian tersebut dan merekapun mulai melepaskan genggaman tangan mereka sebelum Rafa menaruh curiga.

"Kalian darimana aja? Bikin gue khawatir! Gue udah pernah bilang jangan pergi sembarangan kalau lo berdua hilang lagi gimana? Lo berdua harusnya belajar dari pengalaman!" tegur Rafa tegas Rafa karena kesal melihat Dion dan Tara meninggalkan tenda tanpa memberi tahu teman-temannya yang lain.

"Sory Raf, gue kebelet pipis lagi kebetulan cuman Dion yang masih bangun jadi gue minta anter sama Dion karena ga enak kalau harus ngebangunin lo semua," ujar Tara berusaha memberikan penjelasan dan meminta maaf pada Rafa meski tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

"Terus Sekar sama Fadly sekarang dimana? Lo sama Dion ga ketemu mereka?" tanya Rafa heran karena mereka tidak datang bersama.

"Sekar? Fadly? Gue dari tadi sama Tara ga ketemu sama mereka," ujar Dion kali ini angkat bicara menanggapi pertanyaan Rafa.

Lembur KuntilanakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang