🌹Happy Reading🌹Setelah lelah menangis kiana memejamkan matanya dan tanpa sengaja dia tertidur pulas sambil meringkuk dibelakang pintu kayu itu.
Inilah yang membuat kiana sedikit tenang yaitu tertidur setelah lelah menangis, kiana berharap setelah bangun semua masalahnya akan selesai dia tidak akan menikah dengan laki² yang dijodohkan oleh kedua orang tua nya.
Karena jelas tadi dia sudah menolaknya tapi orang tuanya tidak akan tinggal diam dia pasti akan terus membujuk kianaa untuk menikah dengan Abyan.
Tok tok tok
Ketukan pintu kembali membangunkan kiana dari tidur pulasnya, dia lalu mengumpulkan tenaga nya untuk berdiri membuka pintu dan melihat siapa yang berada dibalik pintu kayu Tersebut.
"Kiana buka pintunya ibu sama ayah mau ngomong sama kamu"ucap Evan.
"Kalau ayah mau bicara soal tadi kiana gak mau bukain pintu, kiana blm siap nikah yah kiana masih mau sekolah"balas kiana.
"Buka atau ayah dobrak pintunya, ayah bilang jangan pernah membantah ucapan ayah"ucap Evan.
Kali ini nada bicara Evan lebih meninggi lagi kiana yang takut atas ancaman ayahnya pun tidak bisa berkutik lagi kiana kalah dia membuka pintunya dengan mata yang sudah berkaca².
Ceklek
Evan dan Yunita masuk ke kamar kiana lalu Tanpa aba² sedikit pun Evan melayangkan tangan nya ke pipi mulus kiana
Plakk
Setelah melakukan hal itu Evan lalu mendorong tubuh kiana sampai dia tersungkur bahkan sampai tangannya membiru kepentok lemari dibelakangnya.
Dug
Dug
Dug
Masih belum puas menampar dan mendorong tubuh kiana, Evan lalu menendang badan kiana sebanyak tiga kali.
"Cukup ayah ampun sakit hiks...hiks...hiks..."ucap kiana sambil menangis kesakitan.
"Sekarang jawab saya kamu mau menerima lamaran dari Abyan?"balas Evan.
"Kiana hiks...gak bisa yah hiks..."ucap kiana sambil terus menangis.
"Kamu tuh anak yang gak berguna tau gak? Kehadiran kamu dirumah ini itu cuma bisa nyusahin kita kiana"timpal Yunita.
Sakit rasanya kiana seperti anak yang tidak mereka inginkan disiksa, dimaki bahkan kehadirannya tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya.
Dunia kiana terasa hancur rumah yang seharusnya tempat dia berlindung, tempat dia pulang malah menjadi tempat paling menyeramkan.
Ini bukan seperti rumah melainkan seperti neraka yang terus membakarnya dan menghancurkan hatinya.
Kiana seperti tidak bisa menentukan pilihannya sendiri semua harus kehendak dari orang tuanya bahkan masalah masa depan nya yang mungkin baik bagi Evan dan Yunita tapi belum tentu baik untuk kiana.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGKAM
Teen FictionKiana Zulfa Zahira nama yang indah tapi tidak seindah kisah hidupnya Mulai dari kekerasan, dibanding?kan, harus selalu mengalah, bahkan sampai di bully harus dia terima. "Berhenti ayah sakit hiks...hiks... jangan pukul kiana lagi, kiana janji gak na...