抖阴社区

epilog

256 19 0
                                        

Kamar yang tadinya gelap kini diisi oleh lampu lilin 2 batang yang terletak di meja televisi, beberapa cemilan sudah ada di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar yang tadinya gelap kini diisi oleh lampu lilin 2 batang yang terletak di meja televisi, beberapa cemilan sudah ada di atas ranjang. Mulai dari coklat, cookies, permen. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang.

10 tahun yang lalu tepatnya ketika Arya dan Arka berumur 7 tahun saat mati lampu Arya akan menangis, bayangan bayangan hantu yang sering dia tonton dengan abangnya muncul melintasi pikirannya seakan ingin datang menjemput Arya. Namun, bunda segera datang untuk menenangkan sang buah hati.

Sementara arka alih alih membujuk dia malah mentertawakan Arya padahal arka sendiri telah membawa lampu.

"Sayang, bunda disini. Shut ... Jangan nangis lagi, ya? Kasian wajah anak bunda jadi tidak ganteng lagi." Bunda memeluk Arya, mengelus kepalanya dengan lembut.

Ayah segera memperingati arka karna telah jahat pada adiknya sendiri, "arka! Besok kamu ayah hukum!"

"Lho, kok arka sih ayah!?" Arka memasang wajah protes, tak terima perkataan ayahnya yang gamblang itu.

"Iya, dong! Kenapa kamu gak bujuk Arya? Kenapa malah mentertawakannya!?" Ayah berkacak pinggang menatap arka yang memasang wajah cuek, "kan jadi nangis anak kesayangan ayah, sini nak sama ayah." Arya datang memeluk sang ayah dengan menjulurkan lidah kearah arka, membuat arka menatap malas kearah sang adik.

Pagi pagi sekali bunda sudah berkutat dengan alat dapur, seakan alat dapur tersebut sudah menjadi temannya. Arya segera datang dengan wajahnya yang tampak segar sehabis mandi dengan arka dan juga ayahnya.

"Bunda! Arya bantu, ya?" Ujar Arya antusias.

"Gausah sayang kamu duduk aja, ini bunda buatin susunya ya," balas sang bunda dengan kelembutan.

"Kalau bunda butuh bantuan panggil Arya, ya!"

"Iya, sayang. Makasih ya ...," bunda tersenyum mendengar sang anak yang begitu aktif dan cerewet.

Arka datang dan langsung bergabung kedalam percakapan tersebut, "tangan kecil itu mau bantu? Kasian sih barangnya nanti kalau kena pegang sama tangan kecil itu."

Aluh akuh menawarkan bantuan arka lebih memilih menggoda Arya, seperti menjahili sang adek sudah menjadi makanannya sehari hari.

Ayah datang dan langsung menepuk pundak arka. "Sudah siap dengan hukumannya, boy?"

Arka yang mendengar tersebut menegang, sementara Arya yang tadinya cemberut kini merasa senang, senyum lebar menghiasi wajahnya. Arka pikir ayah hanya akan bercanda dengan kata hukuman tersebut.

"Habiskan susu kalian dan ikut ayah kebelakang." Mendengar kalimat tersebut Arya dan Arka segera menghabiskan susu mereka dengan wajah arka yang terlihat memelas kepada bunda.

"Bunda tolongin arka," sang bunda tersenyum mengulas surai anaknya.

Arya terkekeh dan membalas, "semoga selamat ya!" Kemudian pergi menyusul sang ayah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

? Terakhir diperbarui: May 25 ?

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Twins (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang