Hate To Love? ( Hyebin )

WARNING ‼️ ‼️ ⚠️⚠️
- Area g x g
- alurnya tidak seperti yang asli pure imajinasi author yaa!! Tapi ada beberapa scane yang dari dramanya!
- jangan lupa vote!!!

Pokoknya...

~SELAMAT MENIKMATI~

Di sebuah kamar yang dihiasi dengan nuansa lembut dan hangat, seorang gadis tengah terlelap di atas kasur panjang dan mewah. Tidurnya sangat nyenyak, seperti seseorang yang benar-benar menikmati setiap detik kedamaian. Kamar itu sunyi, hanya terdengar suara desahan napasnya yang teratur, diselingi dengan detak jam dinding yang hampir tak terdengar.

Namun, entah mengapa, tiba-tiba ia merasa tak nyaman. Tanpa membuka mata, tubuhnya bergerak perlahan, berusaha mengubah posisi agar bisa tidur lebih lelap. Ia meraih guling yang terletak di sampingnya dan memeluknya erat, berharap dapat menemukan kenyamanan yang hilang.

Tapi, dalam sekejap, tak ada lagi rasa nyaman itu. Tanpa diduga, tubuhnya tergelincir dari kasur, terjatuh ke lantai dengan sebuah suara yang sangat keras.

"BRUK!"

Suara benturan itu menggema di seluruh kamar. Gadis itu terdiam sejenak, matanya terbelalak dan tubuhnya terasa kaku. Namun, tak lama kemudian, ia mulai menyadari apa yang terjadi. Perlahan, ia mengangkat tubuhnya, memegangi kepala yang sedikit pusing, dan menatap sekitar dengan bingung.

Gadis itu duduk terdiam di lantai, menatap cermin besar di depannya. Cermin itu memantulkan bayangannya yang sedang bingung dan cemas. Perlahan, matanya mulai menangkap sesuatu yang tak biasa. Ia memandangi dirinya sendiri dengan teliti—dan tiba-tiba, rasa terkejut datang begitu saja. Ia tak mengenakan sehelai pakaian pun. Tubuhnya hanya tertutup oleh kerutan-kerutan selimut yang tersisa di sekitar kasur.

"Astaga," gumamnya pelan, matanya terbelalak. Ia tak bisa mempercayai apa yang baru saja dilihat. Pikiran-pikirannya mulai kacau, dan tanpa sadar, ia terjatuh ke dalam pusaran kenangan yang mengingatkannya pada hari itu—hari yang mengubah semuanya.

Ia teringat, dengan sangat jelas, kejadian yang membuatnya merasa sangat bodoh. Semua yang terjadi seolah begitu cepat, namun sekarang terasa begitu nyata.

"Anjirlahh... bisa-bisanya aku ngelakuin hal itu," gumamnya lagi, suaranya hampir tidak terdengar. Cemas dan bingung, pikirannya seperti bertengkar dengan dirinya sendiri. Apa yang sudah dia lakukan? Apa yang sudah terjadi?

Tiba-tiba, suara notifikasi dari ponselnya memecah kesunyian. Ia terkejut, seolah disadarkan dari lamunannya. Dengan cepat, ia bangkit dari lantai dan meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping kasur. Namun, saat ia hendak berdiri, sebuah rasa ngilu yang tajam menyergap bagian bawah tubuhnya.

"Shh... sakit banget bagian bawah aku," gumamnya dengan suara serak, berusaha menahan rasa sakit yang semakin terasa. Perlahan, ia melangkah menuju ponselnya, namun rasa ngilu itu membuat setiap gerakan terasa begitu berat. Dengan langkah tergesa-gesa, ia akhirnya mengambil ponselnya dan melihat layar. Namun, kepalanya masih penuh dengan kebingungan, seolah ada sesuatu yang harus segera dihadapi.