抖阴社区

32. Seperti Terror

279 29 1
                                        

"Ada apa ini hah?" Moon pulang.

Kedua anaknya langsung bergelung dikakinya, ia segera menggendong anaknya yang masih dalam wujud serigala.

"Mereka baru tenang," ucap Kai.

"Knight, jangan melolong terus, kau membuat papa gelisah," ucap Moon, ikatan batin mereka cukup kuat, apalagi para serigala ikut melolong karena mendengar anaknya melolong terus.

"Istana seperti diteror oleh serigala, sudah berapa hari kalian seperti ini? Kalian membuat serigala lain saling memanggil," ucap Moon memarahi anaknya.

"Kami akan seperti ini selamanya papa!" teriak Knigth panik.

"Tidak akan, tenangkan diri dulu, makanya kalau bermain-main jangan pakai wujud seperti ini kalau tidak bisa mengendalikannya," omel Moon. Dia kemudian membawa kedua anaknya ke dalam ruangan mereka.

"Tapi kakinya cuma dua, kalau seperti ini kakinya empat," jawab Knigth.

****

Garam gelisah sejak kejadian kemarin, dia sudah berusaha mengirim surat lagi pada Moon tapi tak kunjung dapat balasan dan Moon tidak datang. Padahal ia mengajak Moon makan dirumah Garam bukan ditempat Sun.

"Moon tidak datang untuk makan malam padahal ayah sudah mengundangnya sejak kemarin, sudah kuduga dia pasti marah," gumam Garam gelisah.

San tidak peduli, meski ia melihat meja makan selalu penuh, dia malah sibuk menyuapi makan anak bungsunya.

Sedangkan Hwa dan Han saling lirik, mereka tidak tahu kalau ayahnya ribut lagi dengan kakak pertama mereka.

"Kalian berkonflik apa?" tanya Hwa heran.

"Konfliknya dengan Sun dan San harusnya dia tak masalah pada ayah, tapi dia tidak ingin ke sini," jawab Garam. "Ini juga salah ayah karena mengusirnya."

"San minta maaf padanya," pinta Garam.

"Untuk apa? Aku orangtuanya, dia yang meminta maaf padaku," jawab San mengeyel.

"Kau mempermalukannya, dia sampai memojok," balas Garam.

"Kau juga Garam, kau yang mengundangkan sedangkan Sun tidak mau dia datang." Masih tak mau kalah.

****

Kedua anaknya sudah kembali seperti semula, anaknya itu hanya bercanda saja, mereka ternyata berpura-pura agar Moon buru-buru pulang menemui mereka.

"Menghadap tembok sekarang! Papa tidak suka anak yang suka bohong." Moon menyentak mereka, Kai juga jadi ikut marah setelah tahu mereka berpura-pura tidak bisa mengendalikan perubahan wujudnya.

Mereka berdua hanya menunduk ekor mereka bergerak-gerak dan mereka tidak menyesal seperti wajahnya, ekor tidak bisa bohong kalau mereka sedang menikmati hukuman itu.

Moon keluar sebentar setelah melihat penjaga memangilnya, ia menyuruh Kai untuk mengawasi anaknya sampai mereka menyelesaikan hukumannya.

Pengaja itu berbisik pada telinganya.

"Ashley keluar dari penjara? Kan tidak ada yang menyuruh kalian melepasnya? Kenapa kalian lepas?!" Suara Moon meninggi.

Ia langsung gelisah.

"Maaf Yang Mulia, dia mengelabui kami." Terdengar seperti berpura-pura.

"Kalian tidak dikelabui, tapi kalian melepasnya kan?" tanya Moon penasaran, mereka segera menggelengkan kepalanya dan berani bersumpah.

"Ketatkan saja penjagaan pada anak-anakku," perintah Moon.

"Bukannya seharusnya Anda?" tanya mereka penasaran.

"Dia tidak akan bisa menyentuhku," jawab Moon, Kai pun keluar dari sana. Sosok yang lebih besar darinya berdiri dibelakang Moon sekarang.

"Kami mengerti," jawab mereka segera pergi dari sana, dia segera memberikan perintah untuk menjaga kamar kedua anak Moon.

"Masalah?" tanya Kai. Moon segera berbalik, Kai membawanya masuk ke dalam kamar.

"Tidak ada." Moon menjawab dan langsung mencium bibir suaminya. Mereka berdua kemudian bercumbu melepas kerinduan masing-masing, Moon mengecup bibirnya dan hampir terjatuh untung saja Kai menahan pinggangnya.

"Tunggu Moon, jika aku benar suamimu seharusnya kau jujur, tadi itu apa?" tanya Kai penasaran. Membuat Moon harus menjelaskannya.

****

Moon merasa cukup pusing hari ini, ada rasa takut dan ada rasa gelisah, dia masih ingat seimplusif apa Ashley saat terakhir bertemu dengannya, membuat Moon tidak bisa fokus pada pekerjaannya, ia pun keluar dari ruangannya sebentar.

Sambil membawa sebuah catatan, dia mengerjakan pekerjaannya diluar, halaman yang cukup luas, untungnya kedua anaknya tidak menggangu karena Kai selalu ada didekat mereka, jadi mereka lebih memilih papanya daripada Moon yang katanya tidak asik jika bermain bersama.

Pelayannya membawakan teh untuknya, tapi Moon sangat peka dengan bentuk tubuh pembawa teh itu, dia segera mendongak memperhatikannya, tapi untung dugaannya salah karena itu bukan Ashley hanya bau dan tingginya yang sama.

"Pelayan baru?" tanya Moon heran.

Ia mencium aroma teh yang akan dia hirup kemudian dia membuang teh itu pada tanamannya sambil menatap tajam pelayan tersebut.

"Saya akan mengganti yang baru," ucap Pelayan tersebut.

"Buat didepanku," ucap Moon.

Moon memperhatikan proses pembuatan teh itu, kemudian dia baru berani meminumnya.

'Aku tidak mengerti dia memasukan obat perangsang ke dalam teh yang pertama, dititah Kai kah?'

Pelayan itu pun meninggalkan Moon, belum juga sampai ke dapur, Kai ternyata menunggunya dan langsung mencekik pelayan tersebut.

'Dia melesat cepat sekali, ugh.' Pelayan itu membuka sedikit matanya sembari menyentuh lehernya sendiri.

****

Memang tidak tenang, siang saat ia observasi disebuah pasar tiba-tiba ada seseorang yang hampir mengecupnya, Moon cukup terkejut dengan itu.

Meski Moon tidak tahu kalau Kai langsung menghukum mereka karena berani menyentuh miliknya.

Tapi Kai begitu peka setelah kemarin Moon berbicara tentang Ashley yanh keluar dari penjara, matanya menjadi setajam elang.

Dia menaiki kuda dan mengawal dibalik kuda milik Moon, dia bisa melihat persis seseorang membawa pisau dan mulai mendekati Moon, Kai segera menghadangnya dan menginjakan kaki orang itu dengan kaki kudanya.

Menyentuh Moon berarti harus berhadapan dengan Kai, orang yang kelihatan baik itu adalah yang paling gila, itulah kata-kata yang cocok untuk Kai.

Semua orang tahu dengan sifat aslinya yang selalu ia sembunyikan dibalik sifat dewasa dan baik miliknya.

Ashley memang tidak bisa melawan Kai, itu terbukti dari orang-orang suruhannya yang langsung menyerah begitu saja saat tahu omega yang bersama Moon bukanlah omega namun Kai.

Ashley mengigit jarinya, ia mengalami kesulitan menyuruh orang lagi.

"Daripada saya berhadapan dengan orang gila itu lebih baik saja mundur."

"Saya juga, dia adalah Alpha yang terkenal memang gila dan kelakuannya yang ekstrim, meski terlihat lembut dari luar sifat buruknya masih tersisa."

"Tangan saya bahkan sudah patah sebelum saya melemparkan panah saya, lebih baik saya tidak dibayar daripada dibayar tapi kelihatan tangan saya."

Ashley mendengar keluhan mereka, mereka pun segera pergi setelah menjelaskan itu dan mengembalikan uangannya pada Ashley.

Bersambung

Lagi mau ditamatin ya, bakal update tiap hari

[Bl] Omega FatalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang