抖阴社区

Mozaik 18

19 10 6
                                    

Song by:
Fix You-Coldplay
️ ⏭️ ▶️ ⏮️
.
.
.
Welcome dicerita aku guys...
Terima kasih udah mau mampir
Sebelum baca boleh vote dulu guys..
Kalau aku typo tandai dikomen juga ya..
Happy Reading🥰
Jangan lupa follow ig aku @alfanda_syawal14

Dedaunan pohon sebagian telah menguning. Beberapa yang rapuh perlahan runtuh tertiup angin. Apel-apel telah menggemuk, memanjakan mata dengan warna merah semi kehijauan. Para penduduk Whisperhood mulai sibuk dengan pekerjaannya. Memanen apel dari satu pohon ke pohon lainnya. Mengumpulkannya menjadi satu di halaman luas kediaman Tn. Milton.

"Pohon-pohon di sebelah selatan telah selesai dipanen, Tuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pohon-pohon di sebelah selatan telah selesai dipanen, Tuan." Seorang petani melaporkan pekerjaannya. Wajahnya bahagia, karena di musim ini ia dapat memanen pohon yang telah dirawatnya sejak musim semi.

"Kerja bagus, jika esok semuanya telah terkumpul, aku akan segera mengirim utusan untuk menjualnya di ibukota. Kau boleh istirahat dan-"

"Mohon maaf, Tuan, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda. Ia telah saya persilakan masuk ke desa, namun enggan sebelum saya menyampaikan kedatangannya kepada anda." Salah satu pemuda tiba-tiba datang menghadapnya. Napasnya terengah-engah, seakan telah berlari beberapa kilometer.

"Siapa dia? Dari mana asalnya?" respon Tn. Milton.

"Saya tidak tahu siapa dia dan darimana asalnya," katanya. "Sepertinya dia orang asing, namun beberapa kali saya melihatnya di tepi sungai, Tuan."

Tn. Milton berdehem. "Baiklah, aku akan menemuinya sebentar lagi. Ajaklah dia menuju kediamanku."

Pemuda itu mengagguk patuh. Langkahnya menjauh, kembali menemui seseorang yang ia temui di depan pagar desa.

Setelah semua pekerjaan selesai, Tn. Lore mencuci tangannya. Meletakkan pisau besarnya bersama beberapa keranjang buah di dalam gudang. Dari kejauhan ia dapat melihat seorang pemuda yang duduk di depan rumahnya. Wajahnya asing, pakaiannya lusuh dengan beberapa bekas luka di wajahnya.

 Wajahnya asing, pakaiannya lusuh dengan beberapa bekas luka di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah engkau mencariku?" Tn. Milton bertanya sambil mendaratkan tubuhnya pada kursi kayu.

Pemuda asing itu sontak menoleh. "Benarkah anda kepala suku di Whisperhood?"

Untuk beberapa detik sebuah pemandangan aneh berhasil membuat Tn. Milton terpaku. Laki-laki asing itu tak sempurna. Lengan kanannya hanya tersisa mulai dari sedikit bagian di bawah sikunya.

"Iya, aku Milton Freya. Adakah hal yang bisa kubantu wahai pemuda asing?" tanya Tn. Milton dengan tatapan iba. Apakah pemuda ini terpisah dari rombongannya? Dan tanpa sengaja tersesat masuk ke Whisperhood?

"Saya hanya ingin bertanya, Tuan." Pemuda itu berucap dengan ramah. "Apakah putri anda pernah menyelamatkan salah satu prajurit Vortexia?'

"Sepertinya begitu, namun ... prajurit itu tidak ada disini. Ia berada di rumah putriku. Jika kau mau kau-"

"Tidak, Tn. Milton. Saya terlalu malu untuk menghadap putri anda," potong sang pemuda. Ia menundukkan kepalanya dengan malu.

"Bisakah anda sampaikan kepada putri anda jika saya ingin bertemu prajurit yang pernah ia tolong?" tambahnya.

"Tidak masalah," kata Tn. Milton. "Akan aku sampikan padanya, dimana kau ingin menemuinya?"

"Di tepi sungai di dekat pohon apel tua setelah matahari turun dari tempat tertingginya, Tuan. Jika begitu, saya izin pamit." Pemuda itu berdiri. Membungkukkan badan sejenak untuk memberi salam.

"Terima kasih, Tuan," ucapnya.

"Ya, terima kasih kembali." Pemuda itu pergi dari hadapan Tn. Milton. Berjalan pelan keluar dari desa dengan tubuh kurusnya.

Tanpa berlama-lama, Tn. Milton menuju rumah Orchid. Sebenarnya rumah itu pada awalnya hanya sebuah tempat bagi Orchid untuk merawat pasien dan membuat obat-obatan. Namun karena waktunya lebih banyak ia habiskan disana, Tn. Milton membangunkan beberapa ruangan baru untuk tempat tinggal putrinya. Dimana salah satu ruangan itu kini menjadi kamar bagi Noah.

Di depan rumahnya, Orchid terlihat sibuk dengan merawat beberapa tanaman obat yang ia tanam. Di mata Tn. Milton Orchid telah tumbuh dewasa kini, semakin lama pun wajahnya semakin terlihat mirip dengan ibunya. Sehingga membuat Tn. Milton harus kembali meraskan rindu pada mendiang istrinya.

"Orchid, putriku!" panggil Tn. Milton dari belakang Orchid.

Gadis bermata biru itu menoleh. Senyumnya sontak tercipta saat melihat sang ayah yang datang mengunjunginya.

"Ayah ...!" Orchid berlari, meregangkan kedua tangannya untuk memeluk sang ayah.

"Kau sudah membaik? Beberapa hari lalu ayah mendengar jika kau tak sadarkan diri dan dibawa oleh prajurit itu." tanya Tn. Milton sembari mengelus rambut pirang putrinya.

"Aku baik, ayah ... itu hanya akibat sementara dari kutuk-" Orchid seketika menutup mulutnya. Memberhentikan paksa ucapannya yang hampir sempurna.

"Apa yang kau bilang?"

"Bukan ayah, akibat dari kue yang terlalu banyak kumakan." Kata Orchid. "Oh iya, apa yang membuat ayah kemari?" ia membelokkan arah percakapan.

"Dimana prajurit Vortexia yang pernah kau tolong itu, Orchid?" Tn. Milton melihat sekelilingnya saat tak melihat sosok yang sedang ia cari.

Orchid memiringkan kepalanya, meletakkan jari telunjuknya di bawah dagu. "Apakah yang ayah maksud adalah Harvey?"

Tn. Milton mengangguk. "Ahh ... iya, maksud ayah Harvey itu."

"Dia sedang berlatih pedang di belakang rumah, ayah. Mengapa ayah tiba-tiba mencarinya?" tanya Orchid penuh selidik. Ia merasa aneh mengapa sang ayah tiba-tiba mencari pasiennya itu.

"Tidak ada apa-apa. Jika nanti latihannya telah selesai sampaikanlah padanya, ada seseorang yang ingin menemuinya di pohon apel tua di tepi sungai besok saat matahari telah turun dari tempat tertingginya," jelas Tn. Milton.

"Baiklah ... aku akan sampaikan padanya nanti." Orchid menjawabnya sambil tersenyum. Ayahnya pun pamit, karena ada pekerjaan lain yang telah menunggu kedatangannya.

"Bukankah itu Tn. Milton?"

Sebuah suara sontak mengagetkan Orchid yang baru saja membalikkan badan. Dihadapannya kini Noah sedang berdiri dengan pelipis yang mengucur keringat.

Orchid mendengus sebal. "Iya, itu ayahku. Dia mencarimu tadi."

"Aku? Untuk apa?" Noah memicingkan matanya. Mengapa tiba-tiba Tn. Milton mencarinya.

"Ia hanya ingin menyampaikan padamu, jika esok siang setelah matahari turun dadi tempat tertingginya ada seseorang yang ingin bertemu denganmu di pohon apel tua di pinggir sungai."

Noah terpaku beberapa saat. Otaknya masih mencerna dengan baik kabar yang Orchid bawa.
Melihat tak ada lagi respon dari lawan bicaranya, Orchid berniat untuk pergi dari hadapannya.

"Orchid, sebentar!"

Langkah Orchid terhenti. Kembali menoleh pada seseorang yang memanggil namanya.

"Siapa yang ingin bertemu denganku?" tanya Noah.

Orchid menaikkan kedua bahunya. "Entahlah ... ayahku tak mengatakan hal itu. Sudahlah ... aku harus kembali ke depan, ada seorang pasien yang harus kurawat."

Noah menjawab dengan anggukan. Membiarkan lawan bicaranya pergi meninggalkannya dengan pertanyaan yang berputar di otaknya.

"Siapa yang ingin menemuiku, apakah utusan kerajaan?"

BETWEEN TWO PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang