hallo semua maaf ya aku lama up karean lagi persiapin semuanya hehehe biar cepet rampung cerita ini, selamat mambaca ya jangan lupa Vote dan Komen
🖤🖤🖤
Pagi itu, udara terasa berbeda. Awan menggantung berat di langit, seperti menyimpan sesuatu yang belum terungkap. Di kelas, suara hujan rintik mulai menepuk-nepuk jendela. Sreya berdiri di depan papan tulis, mengajar seperti biasa, tapi pikirannya tidak tenang.
Kalimat Kaluna tadi pagi masih terngiang jelas:
"Bu Sreya... semalam Kak Farel ditawarin masakan sama perempuan namanya eumm Kak Gisel. Tapi Kak Farel nolak."
Sreya berusaha menahan ekspresi. Ia mengangguk waktu itu, berterima kasih atas cerita Kaluna. Tapi jauh di dalam hatinya, ada sesuatu yang mencubit—was-was.
🖤🖤🖤
Siang hari...
Sreya duduk di bangku taman belakang sekolah, tempat yang biasa ia datangi saat ingin sendiri. Langit sore mulai menggelap, dan suara angin mengayun pelan daun-daun trembesi di atas kepala.
Langkah kaki yang ia kenal mendekat dari arah belakang. Tanpa menoleh pun ia tahu—Farel.
"Maaf ya, aku datang mendadak sayang." kata Farel sambil duduk di sampingnya. Ia menurunkan tas selempangnya, dan memberikan dua bungkus kecil dari plastik bening. "Masih anget. Aku beli di warung tadi."
Sreya mengambil satu bungkus. Bau cilok yang familiar menguar, tapi tidak mampu menenangkan hatinya sepenuhnya. Farel menatap lurus ke depan, lalu menarik napas dalam.
"Aku mau jujur soal sesuatu sayang."
Sreya menoleh. Nada suaranya berubah pelan.
"Tadi pagi Gisel datang ke rumah."
Dada Sreya seolah tertahan. Tapi ia hanya diam, menunggu.
"Dia bilang cuma ingin mengantar masakan. Katanya buat aku. Tapi aku tahu itu bukan alasan sebenarnya. Dia masih belum bisa lepas dari masa lalu."
Farel menunduk sebentar, tangannya menggenggam lututnya.
"Aku tolak. Dan aku gak pengen kasih harapan apa pun ke dia."
Sreya mengangguk kecil. Tapi di hatinya, kata-kata Farel seperti geluduk yang siap mendatangkan petir—tidak mengguncang, tapi membuat segalanya tidak lagi tenang.
"Aku percaya kamu, mas" katanya akhirnya. "Tapi aku gak yakin Gisel akan berhenti."
Farel menoleh. "Aku juga gak yakin. Tapi aku siap kalau dia mulai macam-macam."
Diam sesaat. Lalu Sreya bicara, lirih tapi tegas.
"Kalau dia datang ke sekolah, atau ke rumah... aku harus tahu dulu. Jangan sembunyiin apa pun dariku."
"Iya. Aku janji," jawab Farel, mantap.
Di kejauhan, petir menyambar pelan. Langit yang tadinya kelabu mulai menumpahkan rintik hujan. Tapi mereka berdua tidak beranjak.
Sreya tak tau gisel yang di maksud siapa farel hanya memberi tahu soal masalalu nya bernama gisel, tadi pagi saat berangkat sekolah entah kenapa sreya terpikirkan soal masalalu farel, firasanya mengatakan ada sesuatu tapi dia hanya menganggap itu hanya rasa penasaran saja.
🖤🖤🖤
Malam itu...
Di dalam mobilnya yang terparkir gelap beberapa rumah dari kediaman Sreya, Gisel duduk diam. Hujan turun makin deras, memburamkan kaca jendela. Di pangkuannya, seikat bunga mawar yang layu.
Wajahnya kosong. Tangannya membuka galeri ponsel, melihat foto lama bersama Farel. Salah satunya, mereka sedang duduk di atas motor milik Farel, tertawa, saat masih sama-sama remaja.
"Aku bisa bikin kamu balik, Rel. Aku bisa."
Dia mengetik sesuatu.
🖤🖤🖤
Keesokan harinya...
Sreya masuk ke ruang guru lebih pagi dari biasanya. Baru saja meletakkan tas, seorang guru senior masuk dengan ekspresi tidak biasa.
"Bu Sreya... saya mau tanya. Tadi pagi saya lihat seseorang berdiri cukup lama di depan pagar sekolah. Perempuan, rambut panjang, pakai jaket hitam. Rasanya saya kenal wajahnya... Tapi saya gak yakin. Dia lihat ke arah ruang guru beberapa lama."
Sreya menegang.
"Dia sempat jalan mendekat," lanjut guru itu. "Tapi saat satpam keluar, dia pergi buru-buru."
Sreya tahu siapa itu. Ia menggigit bibirnya, menahan sesuatu yang tumbuh dari dalam—takut? marah? atau campuran keduanya?
🖤🖤🖤
Sore hari, di rumah Farel...
Kaluna duduk di ruang tengah, membuka tas sekolahnya. Di dalamnya, ada selembar kertas lipat. Ia kira itu tugas yang tercecer, tapi saat dibuka, isi suratnya membuat matanya membesar.
"Kamu gak tahu siapa sebenarnya Sreya. Hati-hati kalau kamu gak mau kehilangan kakakmu. -G
🖤🖤🖤
Sreya berdiri di depan cermin malam itu, memandangi pantulan wajahnya sendiri.
Matanya yang biasanya teduh, kini dipenuhi bayangan tanya.
Apakah ia cukup kuat menghadapi ini?
Apakah cintanya pada Farel akan cukup untuk melawan masa lalu yang belum usai?"Jika Gisel mulai bermain kotor... aku tidak akan diam."
🖤🖤🖤🖤🖤

KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA, JODOH KU MAS TENTARA 18+
Teen FictionKisah cinta gadis desa dan mas tentara nih, kalau biasanya tentara jatuh cintanya sama dokter, atau perawat, ini beda nih