To all the youth without dreams
Skool Luv Affair – Intro: Skool Luv Affair
Kita menjadi One More Dream untuk menjadi pemenang, bukan saling menjatuhkan
PG-15
---
Bagian 1 – This is how we were meet each other
Biar kutanya padamu, bagaimana perasaan kamu ketika bertemu dengan idola di tempat umum, atau sempat berbincang dengan mereka? Sudah pasti rasanya ingin menjerit keras menyadari betapa beruntungnya kamu. Tapi satu hal yang harus kamu ingat,
Kamu tetaplah seorang penggemar.
---
"Kan', aku sudah bilang!" sentak Dongjin dengan nada frustasi. Duduk berdua bersama Ara di bangku penonton paling belakang itu rasanya bebas. Apalagi Dongjin maupun Ara ingin beristirahat setelah tampil.
Ara tidak menjawab. Matanya yang terhalang kacamata berpendar menatap Panggung Pentas Semester, yaitu penanda bergantinya semester dari semester 1 ke semester 2, yang tidak begitu meriah baginya tahun ini. Langit-langit aula yang memaksa siapapun yang ada di dalam sini menerima penipuan waktu itu memiliki dekorasi seolah hari sudah malam, gelap dan dipenuhi lampu-lampu yang memancar pada panggung. Padahal ketika keluar ruangan, bunga sakura sedang berguguran dan suasana musim semi di awal September.
Semenit kemudian, terdengar helaan napas dari Ara. Tanpa menatap Dongjin, dia berkata, "We are loser," dengan lirih. Dongjin menatap tajam ke arah teman dekatnya itu. Ara menoleh dan menatap balik, "Lupakan aja apa yang terjadi kemarin dan hari ini. Everything will be okay tomorrow, percayalah." ucapnya pasrah, sembari melepas kacamatanya, seolah tak ingin melihat apa-apa lagi dengan jelas.
Mau tak mau Dongjin mengangguk lesu—ikut pasrah. Ia menatap panggung, menikmati penampilan keren dari tujuh lelaki yang beberapa dari mereka merupakan murid disini—satu di antaranya adalah alumni Gumm Arts High School atau dikenal orang-orang dengan sebutan Sekolah GAS, salah satu lagi masih duduk di bangku SMP kelas 3.
"Baa!" teriak Je Ah membuat Dongjin dan Ara terjingkat kecil, terkejut. Dengan puas Je Ah tertawa melihat kedua temannya itu. "Gimana panggung pertama kalian?" tanyanya setelah puas menertawakan kedua teman sekelas sekaligus teman dekatnya itu.
Dongjin maupun Ara tak ada yang tertarik untuk ikut tertawa, marah, atau mengerjai balik. Mereka hanya mengendikkan bahu bersama dan kembali menikmati penampilan tujuh lelaki itu. "To all the youth without dreams!" seru salah satu dari ketujuh lelaki di panggung untuk mengakhiri penampilan.
Mendadak kata mimpi mengiang ditelinga berkali-kali. Telinga siapa?
---
Pagi itu, Kim Nirae berlari dengan kecepatan penuh berusaha masuk melewati gerbang sekolah yang sudah dijaga oleh senior-senior Petugas Kedisiplinan. "Aku hampir sampai!" bisiknya, terasa tak bernapas saat itu—benar-benar fokus pada gerbang sekolah.
"BERHENTIII!!" teriak salah seorang senior perempuan membuat Nirae mengerem langkahnya tiba-tiba dan...
Brak
Nirae segera berdiri setelah menyadari dia mendorong senior tersebut hingga jatuh dan saling menindih. "Aw, maaf, Sunbae!" ucapnya cepat sembari membungkuk 90 derajat. Ia segera berdiri tegak ketika senior perempuan itu kembali berdiri dan menyapu seragamnya dengan tangannya. Nirae mengangkat kepalanya dan membaca nametag senior tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR
FanfictionBiar kutanya padamu, bagaimana perasaan kamu ketika bertemu dengan idola di tempat umum, atau sempat berbincang dengan mereka? Sudah pasti rasanya ingin menjerit keras menyadari betapa beruntungnya kamu. Tapi satu hal yang harus kamu ingat, Kamu tet...