An everlasting seeing whichever way it does
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aku tidak bisa tidur, jadi aku memutuskan untuk duduk di sofa dan menonton drama sambil menunggu suamiku yang tak kunjung pulang.
Aku mendengar pin pintu sedang di masukkan. Itu tandanya Jisoo sudah pulang. Aku tak ada niatan sedikitpun untuk menyambutnya pulang. Drama yang sedang ku tonton ini lebih seru
"Sayang?" Panggilnya
"Hmm?" Aku hanya berdehem ria
"Apa kau tidak mau menyambutku setelah kembali dari LA? Selama 6 bulan?"
"Selamat datang kembali suamiku. Ku kira kau terlalu asik dengan wanita wanita disana hingga lupa jika kau memiliki istri disini" jawabku enteng.
Sungguh sebenarnya aku tak peduli. Bukan bukan, aku tak ingin peduli agar hatiku tak terlalu sakit jika sesuatu yang buruk terjadi. Hanya jika. Aku adalah seorang yang memiliki banyak bayangan terburuk, agar aku bisa mengatasinya.
"Sayang, matikan dulu tvnya. Ayo kita bicara. Aku merindukanmu" dia mencoba untuk merebut remote tvku
"Rindukan saja wanita disana, toh lebih cantik"
Dia mendengus kesal dan beranjak menuju belakang tv. Tunggu apa yang dia lakukan?
TUK
Dia mematikan tv secara paksa. Menarik kabelnya, apa dia gila?
"Apa yang kau lakukan? Jalan ceritanya sedang seru!" Aku meninggikan sedikit suaraku.
Okay, seorang Hong Jisoo mulai memberikan tatapan tajamnya padaku. Aku mulai takut, auranya mengerikan. Aku tidak berani bergerak dari sofa ini. Bahkan untuk bernafas saja sulit, berlebihan memang tapi itu faktanya jika sudah di berikan tatapan super tajam dari Jisoo.
Dia mendekatiku sambil terus menatap tajam. Aku tetap diam tak bersuara, takut salah bicara.
"Jadi kau lebih suka menonton tv dari pada menyambutku di rumah ini?" Tanyanya sambil 'mengunciku' di sofa ini. Wajahnya dekat, sangat dekat. Hingga kurasakan semua hembusan nafasnya.
Aku membuang muka ke arah lain, berharap dia menyerah. Sayangnya aku salah. Seharusnya disini aku yang marah, bukan dia.
"Yoo Jiah, tatap aku" tangannya menarik daguku agar menatapnya. Dan aku terpaksa menatapnya.
"Aku tak pernah melirik wanita lain selain dirimu. Aku tak pernah memikirkan wanita lain selain kau dan ibuku. Aku tak pernah melihat mereka sebagai wanita. Aku hanya melihatmu. Dimanapun, kapanpun, bagaimanapun aku hanya akan melihatmu."
"Tapi wanita disana cantik cantik, bahkan sudah lebih dewasa, dan disana badannya bagus tidak sepertiku."
Tatapannya mulai melembut. Dia berjongkok di depanku, mengambil tanganku dan mengelusnya.
"Kau paling cantik, kau sudah dewasa dengan umurmu yang pas itu berarti kau benar benar dewasa, badanmu? Kau sexy sayang. Tidak ada yang tidak sempurna dimataku selama itu kau" dia mencium lembut tanganku.
Aku menunduk malu. Malu karna sudah berpikiran terlalu jauh dan terlalu buruk. Malu karna berani meninggikan suaraku padanya. Malu karna aku di puji olehnya.
"Maafkan aku" kataku pelan. Dia bangkit, lalu mencium puncak kepalaku.
"Sudah yaa, aku memaafkanmu. Apa kau lelah?"
"Tidak, ada apa?"
"Tolong masakkan aku makanan ya, aku belum makan malam dan aku lapar. Aku akan menyalakan tvnya untuk menemanimu masak selama aku mandi" dia akan beranjak namun kutahan pergelangan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Random17 Project Chapter 1 1. Vernon ? 2. Jeonghan ? 3. Mingyu ???? 4. DK, pt.2 ? 5. Woozi ?? 6. Jun ?? 7. Dino ? 8. Wonwoo, pt.2 ? 9. Hoshi ? 10. Seungkwan ? 11. The 8 ? 12. Joshua ?? 13. S.Coups ? Yoo Jiah(OC) TYPO BERTABURAN. MAAFKAN. *note: semua part...